23

925 117 62
                                    

Author pov.
Sinar mentari mulai merambat ke permukaan wajah dua orang yang saat ini sedang terlelap di atas tempat tidur berukuran besar dengan keadaan saling memeluk untuk meminimalisir rasa dingin yang menyerang tubuh polos sepasang kekasih itu.

Tidak seperti hari-hari biasanya, kali ini, Hwang Yeji lah yang membuka mata terlebih dahulu. Dan senyuman manis langsung terukir indah di bibir model ternama itu saat melihat sang kekasih masih terlelap.
Ya, memang sesederhana itu lah kebahagiaan hadir di hidup Yeji. Bangun dari tidur lelapnya dan orang pertama yang ia dapati adalah sang kekasih, harta Yeji yang paling berharga untuk saat ini.

Tanpa menghilangkan senyuman di bibirnya, Yeji mengangkat tangan kanannya, lalu ia letakkan di atas pipi sang kekasih yang tidak terganggu sedikit pun dengan pergerakan-pergerakan Yeji.



"Your eyebrows.." sambil bergumam demikian, Yeji mengusap alis sang kekasih dengan sangat hati-hati dan lembut.

"Your eyes.." tidak jauh berbeda dengan tadi, Yeji kembali bergumam sambil menggerakkan ibu jari tangan kanannya yang kini sudah beralih untuk mengusap lembut kelopak mata Karina.

"Your nose.."



Tanpa Yeji sadari, sebenarnya Karina sudah bangun dari mimpi panjangnya saat merasakan ibu jari sang kekasih mengusap lembut kelopak matanya dan kini telah beralih ke hidungnya.



"Your lips.."



Di balik matanya yang terpejam, Karina sedang berusaha sekuat tenaga untuk menahan senyumannya agar tidak muncul. Padahal ribuan kupu-kupu sudah bertamu di ulu hati Karina hanya karena perbuatan sederhana yang dilakukan oleh sang kekasih.

Sesederhana itu lah mereka bisa saling membahagiakan.



"Everything is perfectly carved by God."



Merasa tidak tahan lagi dengan semua perbuatan manis sang kekasih, sebuah senyuman yang sejak tadi berusaha Karina tahan akhirnya muncul juga bersamaan dengan terbukanya kedua mata indah kekasih Yeji itu.



"Dan di kehidupan kamu dulu kamu udah berbuat apa ya sampe Tuhan ngasih kamu pacar sesempurna ini ?"



Gelak tawa Yeji langsung memenuhi seisi kamar itu setelah mendengar perkataan sang kekasih yang diucapkan dengan sangat amat percaya diri itu.



"Kayaknya dulu aku jadi orang yang jodohin nenek moyang kamu deh, makanya sekarang mereka berbalas budi."

"Kenapa ga kamu aja yang jadi jodoh nenek moyang aku ?"

"Lah kalau aku yang jadi jodoh nenek moyang kamu, kita saudaraan dong sekarang. Emang kamu mau jadi saudara aja sama aku ?"

"Eh ? Iya juga ya ? Ga jadi deh kalau gitu, aku tarik lagi omongannya."

"Iya, jangan jadi saudara lah, takutnya nanti kamu malah jatuh cinta sama saudara sendiri karena aku terlalu menawan."



Mendengar itu, Karina langsung memberikan tatapan tidak percaya sekaligus terheran-heran dengan kepercayaan diri sang kekasih yang begitu tinggi itu.



"Ga kebalik nih ?"



Karina tampak kebingungan karena Yeji tidak lagi menanggapi candaannya. Malahan yang kekasihnya itu lakukan adalah menatap dalam dirinya seakan si pemiliki mata tajam itu ingin mengakhiri candaan mereka dan mulai membicarakan hal yang serius.



"Iya bener, emang kebalik."

"Aku bersyukur karena kita ditakdirin buat jadi pasangan, bukan temen atau pun keluarga, karena aku ga yakin bisa nahan buat ga jatuh cinta sama kamu." Sambung Yeji



Everything has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang