Author pov.
Hari terbilang masih cukup pagi, namun pagi-pagi seperti itu sebuah senyuman manis sudah terukir di bibir mungil Karina sesaat setelah ia membuka mata.
Pagi ini, Karina merasa hidupnya sangat berbeda. Gadis teramat cantik itu masih tidak dapat mempercayai apa yang sedang dilihatnya.
Ya,
Orang yang pertama kali ia lihat setelah membuka mata adalah Hwang Yeji, seseorang yang tidak pernah Karina sangka akan menjadi bagian terpenting di hidupnya, seseorang yang selama beberapa tahun terakhir ini telah ia cintai dalam diam.Ah ralat,
Karina tidak mencintai Yeji dalam diam, melainkan dalam penyangkalan. Karena, tidak mengungkapkan dengan tidak mengakui perasaan adalah dua hal yang sangat jauh berbeda.
Benar,
Selama ini, Karina bukannya tidak ingin mengungkapkan apa yang dirasakannya, namun gadis cantik itu terlalu sibuk menyangkal semua perasaan yang ia miliki untuk Yeji. Dan mencintai dalam penyangkalan itu lebih melelahkan ketimbang mencintai dalam diam.
Kenapa ?
Karena di saat kita mencintai dalam diam, kita mengakui bahwa kita memang memiliki perasaan untuk orang itu. Namun jika kita mencintai dalam penyangkalan, tidak hanya cinta yang kita sangkal, melainkan juga semua hal tentang dirinya. Termasuk menyangkal rindu dan menyangkal keinginan untuk memiliki."Nggg.."
Senyuman di bibir Karina semakin merekah saat dirinya melihat Yeji menggeliat persis seperti bayi yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Eh ? Rajin banget udah bangun ?" Masih dengan mata yang sulit terbuka lebar dan dengan suara puraunya, Yeji bertanya.
"Good morning, nyapa dulu bisa kali ji."
"Oh iya lupa hehehe, good morning cantiknya Yeji."
Setelah memberi sapaan hangat, Yeji mengecup singkat dahi orang yang telah berhasil menjajah hatinya itu.Karina yang mendapat kecupan pagi-pagi seperti itu tampak tersipu malu dan langsung menutup separuh wajahnya menggunakan selimut.
"Dih, kok ditutupin mukanya ?"
"Ish malu tau!"
"Duh yang sok-sok an malu dikecup dahinya, padahal semalem ada yang nyos..."
Secepat kilat, Karina langsung membungkam mulut Yeji menggunakan selimut yang tadi ia gunakanan untuk menutupi wajahnya, karena gadis cantik itu tidak ingin mendengar kelanjutan dari perkataan Yeji yang pasti akan membuatnya lebih merasa malu.
"Ihh Yeji apaan sih!"
Bukannya merasa bersalah, Yeji malah tertawa sangat puas saat melihat Karina merengek manja karena tersipu malu.
"Hahaha bercanda cantik, maafin ya ?"
"Tau ah, males banget."
Senyuman di bibir Yeji semakin tidak dapat tertahankan karena menurut Yeji, Karina tampak sangat menggemaskan ketika sedang merajuk manja seperti itu.
"Gemes banget." Yeji berucap demikian sambil mencubit gemas pipi Karina dan menggesek-gesekkan hidung mereka berdua.
Setelah itu, Yeji menyatukan dahi mereka. Tidak ada percakapan, hanya ada tatapan penuh perasaan yang mereka berikan satu sama lain. Siapa pun yang melihat itu pasti akan paham, bahwa dua anak itu telah saling jatuh hati, Yeji di hati Karina, dan Karina di hati Yeji.
"Karin, gue ga mau terlambat lagi buat nyampein ini ke orang yang gue sayang."
Jantung Karina sudah tidak dapat ia atur lagi detaknya saat menunggu Yeji melanjutkan perkataannya. Karina tau, bahkan semua orang pun mungkin tau apa yang akan dikatakan Yeji selanjutnya, namun entah kenapa Karina masih tidak dapat mengontrol detak jantungnya setiap kali dirinya melakukan hal-hal yang tidak biasa dengan Yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changed
FanfictionHampir, Semuanya hampir terjadi, sebelum takdir merubah segalanya. Warning! GxG!