Author pov.
Sebuah mobil van mewah terlihat sedang melaju dengan kecepatan sedang di suatu daerah yang jalanannya tampak lenggang. Di dalam mobil itu, seorang gadis yang sangat teramat cantik terlihat sedang melakukan kebiasaannya, yaitu menatap kosong ke luar jendela, sibuk dengan pikiran-pikirannya di masa lalu."Dia itu ga lebih dari cewe-cewe manja yang hidupnya cuma bergantung sama kekayaan orang tuanya. Coba deh liat, kalau bukan karena kakak sepupu dan pacarnya, gue yakin dia bukan siapa-siapa di sini."
"Lagian yujin bego banget ya, dia tuh nyaris perfect, tapi malah milih pacar yang modal tampang doang."
Shin Yuna, adalah gadis itu, dan ingatan-ingatan barusan ia dapatkan saat dirinya masuk ke kampus yang menjadi saksi atas jalan percintaan Yuna dan Yujin.
Sebenarnya, dari awal Yuna tidak berniat egois untuk lebih memilih karir ketimbang hubungannya dengan Yujin. Yuna hanya ingin membuktikan kepada mereka bahwa dirinya bukan lah anak manja yang tidak berarti apa-apa tanpa keluarga, terutama kekasihnya.
Dan sekarang, di sini lah Yuna, membuktikan bahwa dirinya dapat berdiri sendiri dengan berbagai macam prestasi yang ia buat tanpa mengandalkan peran penting orang-orang di sekitarnya.
Namun ternyata Yuna telah salah mengambil langkah. Memilih untuk meladeni perkataan haters bukan lah hal yang seharusnya ia lakukan. Apa lagi dirinya sampai harus merelakan hubungannya dengan Yujin, orang yang dari dulu selalu menjadi penyemangatnya. Harusnya, Yuna lebih bijak seperti Chaeryeong dan Ryujin yang memilih untuk mempertahankan hubungan mereka sambil berkarir. Tapi, nyatanya Yuna terlalu berambisi untuk membuktikan kepada orang-orang bahwa dirinya bisa sukses tanpa ada embel-embel Yujin di sana.
Yuna pun tidak dapat menepis bahwa alasan utama mereka berbisah adalah keangkuhannya. Keangkuhan bahwa Yuna merasa bisa hidup tanpa dia, Ahn Yujin.
"Yuna."
Mobil van yang membawa Yuna itu telah sampai di lokasi. Namun sepertinya Yuna masih terlarut pada pikiran-pikirannya sampai-sampai tidak menyadari hal itu. Bahkan saat managernya memanggil pun, Yuna tidak memberi tanggapan dan masih sibuk menatap kosong ke luar jendela.
"Shin Yuna."
"Eh i-iya oppa ?"
"Kita udah sampe."
"Ah okay."
Belum sempat Yuna membuka pintu mobil yang diberikan secara khusus oleh perusahaan untuknya itu, hujan turun begitu derasnya.
"Aduh kok ga ada payung ya di mobil ? Masak oppa lupa bawa ?"
Manager Yuna tampak kebingungan mencari-cari keberadaan payung di mobil mereka.
Dibantu oleh Yuna, sang manager memeriksa semua bagian dalam mobil mereka itu, namun hasilnya nihil."Kamu tunggu bentar di sini ya, oppa cariin payung dulu."
Tanpa menjawab menggungakan perkataan, Yuna hanya menganggukkan kepalanya.
Sambil menunggu sang manager, model cantik itu memutuskan untuk memainkan handphonenya.
Belum ada dua menit Yuna memainkan salah satu social medianya, Yuna dibuat terkejut oleh sebuah postingan tidak terduga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything has Changed
FanfictionHampir, Semuanya hampir terjadi, sebelum takdir merubah segalanya. Warning! GxG!