13

994 149 161
                                    

Author pov.
Ketahuilah, beberapa orang mungkin takut untuk kembali jatuh cinta karena rasa khawatir. Namun, ada juga beberapa orang yang begitu mudah jatuh cinta dengan orang berbeda karena takut kesepian.

Lee Chaeyeon, adalah orang dari opsi pertama.
Mungkin, di mata teman-temannya, Chaeyeon terlihat sangat bodoh karena tetap memilih untuk mencintai orang yang telah berkali-kali menyakitinya. Namun Chaeyeon tidak pernah berpikir demikian, setidaknya dulu, sebelum Chaeyeon sadar bahwa semua itu benar. Chaeyeon, adalah orang terbodoh di muka bumi ini karena hatinya selalu memilih orang yang juga pada kenyataannya selalu menghancurkan hatinya.

Sudah terhitung dua minggu, kakak dari Lee Chaeryeong itu tidak bisa merasakan tidur dengan nyenyak lagi. Malam-malam Chaeyeon selalu ia gunakan untuk berpikir. Berpikir, apakah sudah saatnya Chaeyeon harus benar-benar berhenti ?

Namun pada akhirnya, Chaeyeon menemukan jawaban dari pikiran-pikirannya itu setelah mendapat nasehat dari Yena.



'Cintai dia yang juga cinta sama lo, dan berjuang lah sama dia yang juga mau diajak perjuangin hubungan kalian bareng-bareng, biar lo ngerti gimana rasanya membangun sebuah hubungan dengan tujuan yang sama. Kalau lo berjuang sendirian, lo pikir lo pahlawan yang lagi perjuangin negara ? Bahkan pahlawan aja berjuangnya bareng-bareng.'



Itu lah kata-kata dari sang sahabat yang selalu menancap di otak Chaeyeon.
Yena benar, tidak seharusnya ia menjadi satu-satunya pihak yang berjuang di dalam hubungan mereka. Walaupun Chaeyeon tau bahwa akhirnya akan terasa sangat sulit, namun sepertinya memang sudah seharusnya Chaeyeon berhenti.

Dan Chaeyeon yang sudah berada di dalam ruangan sang Appa berniat untuk membicarakan hal itu.



"Appa."



Appa Lee, yang terlihat sangat sibuk mengerjakan berkas-berkas di hadapannya itu hanya menjawab panggilan sang putri dengan gumaman.



"Maaf."



Permintaan maaf Chaeyeon yang tidak appa Lee ketahui tujuannya itu berhasil membuat segala kegiatan yang dilakukan appanya terhenti. Lalu pria paruh baya itu menatap putri sulungnya yang sedang berdiri di hadapan meja kerjanya itu dengan penuh tanya.



"Maaf ? Buat ?"



Sebelum memberi jawaban, Chaeyeon menghela nafasnya dengan berat. Walaupun saat ini putrinya itu sedang menundukkan kepala, namun appa Lee dapat melihat kedua mata Chaeyeon mulai berkaca-kaca, karena posisi appa Lee saat ini duduk, sedangkan Chaeyeon berdiri.
Dan dari situ saja appa Lee bisa tau, bahwa hal yang hendak Chaeyeon bicarakan itu adalah hal yang pasti cukup menyakitkan bagi putrinya.



"Maaf appa, kayaknya aku ga bisa ngelanjutin hubungan aku sama Jihye unnie."



Setelah mengetahui alasan di balik rasa bersalah putrinya itu, appa Lee ikut menghela nafas dengan berat sambil melepas kaca yang dikenakannya, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi kerja seperti orang yang sangat kelelahan akibat mengerjakan tumpukan-tumpukan berkas perusahaan.



"Aku...
Bosen sama dia."



Appa Lee terdiam, menatap sang putri untuk mencari kebenaran dari alasan yang diberikan oleh Chaeyeon itu. Appa Lee, sangat mengenal putri-putrinya, dan sangat tau bahwa Chaeyeon saat ini sedang berbohong. Di sisi lain, bosan adalah hal yang sangat amat musthahil Chaeyeon rasakan karena semua orang, termasuk Appa Lee tau seberapa besar rasa sayang Chaeyeon untuk Noze. Kalau pun Chaeyeon benar-benar merasa bosan, kakak dari Lee Chaeryeong itu pasti tidak akan melakukan hal gila sampai harus menghentikan hubungannya dengan Noze.



Everything has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang