17

958 118 90
                                    

Author pov.
Dunia orang dewasa memang tidak semudah dunia anak-anak yang lima menit bertengkar, lalu lima menit kemudian sudah kembali bercanda gurau dan bermain bersama. Dunia orang dewasa itu seperti kue lapis, yang setiap lapisnya adalah ego, keras kepala, dan pembenaran diri.
Itu lah yang membuat masalah orang dewasa lebih rumit. Karena mereka tidak ingin saling mengerti, terlalu mementingkan ego masing-masing, dan selalu berusaha mencari kebenaran dari diri sendiri.

Andai,
andai saja setiap orang dewasa memiliki kemurahan hati untuk memaafkan kesalahan yang dibuat oleh orang lain, pasti tidak akan ada namanya perasaan yang terisa di hati mereka. Entah itu rasa benci, atau pun rasa sakit di hati.

Yujin dan Yuna mungkin memang tidak saling membenci, namun belum tentu juga sepasang mantan kekasih itu tidak saling sakit hati.
Coba katakan, siapa yang tidak sakit hati ketika sebuah hubungan dipaksa untuk berhenti padahal mereka masih saling menyayangi ?
Dan yang membuat hubungan kedua anak itu semakin rumit adalah ego mereka yang terlalu besar untuk sekedar saling mengerti posisi masing-masing. Yujin, terlalu sakit hati sehinga tidak memikirkan bagaimana jika dirinya ada di posisi Yuna, sedangkan Yuna terlalu egois untuk memahami posisi Yujin yang begitu tersakiti sampai-sampai pada akhirnya Yujin memilih untuk membuat cerita baru dengan orang lain.

Itu lah yang membuat sepasang mantan kekasih itu sulit sekali memperbaiki kembali hubungan mereka, walau hanya sekedar hubungan pertemanan.

Jika kedua anak itu mau saling memahami, mau saling memaafkan, mau mengurangi ego masing-masing, pasti jalan cerita mereka tidak akan serumit ini.

Siang ini, Ahn Yujin tidak memiliki jadwal pekerjaan. Namun gadis cantik yang juga berparas tampan itu harus datang ke agencynya karena ada beberapa urusan.

Akhir-akhir ini, melihat Yuna berkeliaran di agencynya bukan lah hal yang asing lagi bagi Yujin. Seperti sekarang ini contohnya, Yujin melihat mantan kekasihnya itu sedang berjalan seorang diri di koridor yang sama dengan dirinya, namun dari arah berlawanan.

Walau pun jarak mereka belum terlalu dekat, namun dari gerak-gerik Yuna saja Yujin bisa tau bahwa mantan kekasihnya itu sudah bersiap-siap untuk mengabaikannya, lagi.
Tapi belum sempat hal itu terjadi, Yujin dengan beraninya meraih pergelangan tangan Yuna seperti apa yang dilakukannya pada saat terakhir kali mereka bertemu.



"Ini jaket gue kan ?"



Yuna yang sudah menduga bahwa Yujin akan mencari-cari celah untuk memulai pertengkaran lagi dengan dirinya, langsung menghela nafas seperti orang yang sudah benar-benar lelah dan malas.



"Kenapa ? Mau lo minta juga ? Oke."



Melihat Yuna hendak membuka resleting jaket miliknya itu, secepat kilat Yujin langsung menahan kedua tangan sang mantan kekasih.



"Engga, gue udah ga butuh jaket ini. Tapi setidaknya jangan pake jaket ini di depan gue. Gue ga suka kalau harus diingetin lagi sama hal-hal yang pernah kita lakuin dulu. Gue, bener-bener ga mau keinget lagi kalau dulu gue pernah punya hubungan se-special itu sama cewe jahat kayak lo."



Yuna menatap Yujin seakan semua perkataan mantan kekasihnya itu sangat amat menyakitkan untuk didengar.



"Ga suka ? Oke, gue ga bakal muncul lagi di depan muka lo, dan gue harap lo juga berhenti berkeliaran di sekitar gue."



Seperti musuh bebuyutan, Yuna berjalan pergi tanpa menghilangkan tatapan dinginnya yang penuh dengan kekecewaan.

Sedangkan Yujin hanya bisa merutuki kebodohan yang telah dilakukannya.

Everything has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang