Hiu hiu hiu!!
Udah baca chapter pertama?
Setelah baca apa yang kalian rasain?
Apa kalian udah sayang sama Rey?
BismillahHappy reading💗
***
Matahari telah berganti dengan rembulan, kini sosok Rayen baru saja pulang ke rumah papanya setelah puas berada di rumahnya sendiri. Malam ini Rayen kelelahan Rayen ingin segera berbaring di ranjang empuk miliknya—ingin segera bertemu dengan mamanya. Semoga.
"Dari mana saja kamu?" Baru saja Rayen menutup pintu rumah, papa Rayen bernama Rudi telah memasang wajah kusut dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada. Tumben sekali Rudi berada di rumah.
"Dari mana saya tanya!" ulang Rudi.
"Rumah Farel."
"Sampai malam begini? Saya menunggu kamu sejak tadi, kenapa tidak kamu angkat panggilan saya?"
"Males," jawab Rayen singkat.
"Malas? Hanya sebentar kamu bilang malas?"
"Nggak usah bertele-tele, intinya."
Terlihat Rudi mengatur emosinya, wajah lelah Rudi terlihat jelas. Siapapun akan tahu bahwa Rudi kelelahan dan Rayen tahu bahwa Rudi juga merasa kelelahan, tapi kalau tahu kelelahan kenapa menunggunya pulang? Bahkan kini telah larut malam, waktunya untuk beristirahat.
"Kamu di DO dari kampus? Kenapa bisa begitu?"
Rayen bergumam sebenentar, Rayen telah mengira ini akan terjadi. Sehari selepas perkelahian dengan Dino, Rayen langsung dipanggil dekan dan Rayen resmi dikeluarkan dari kampus. Kalau dilihat bukan Dino yang mengadu, tapi rektor itu yang tidak terima harga diri mereka diinjak-injak. "Udah dijelasin sama dekan kan? Nggak perlu gue jelasin dong ya, kalau telinga lo masih berfungsi."
"Rayen, mana sopan santun kamu?"
"Ada," balas Rayen singkat. Seperti ini lah bila Rayen berbicara dengan Rudi, pasti perihal yang memicu pertengkaran, dan Rayen tidak memanggil Rudi dengan sebutan "papa" bahkan, kadang kalau Rayen memanggil dengan nama.
"Papa nggak pernah ajarin kamu–"
"Dan lo nggak pernah ngajarin gue apapun. Udah lah, gue kekamar," potong Rayen.
Rayen melangkah pergi dari sana, tapi ucapan Rudi berhasil membuat Rayen berbalik badan. Biasanya Rayen akan terus berjalan bila Rudi memanggilnya, tapi kali ini berbeda. "Rayen, besok kamu akan papa masukan pesatren, jadi siapkan diri kamu."
"Gue nggak mau!"
"Dan saya tidak menerima penolakan," putus Rudi.
Rayen berdecih dan menaiki tangga menuju lantai atas tempat kamarnya berada.
Selepas kepergian Rayen, Mbok Nah keluar dari dapur. Hari ini kebetulan Mbok Nah lembur. "Ini teh-nya, Tuan."
Terlihat mbok nah berjongkok memperlihatkan sopan santun terhadap majikanya dan menaruh teh itu didepan tuannya. "Maaf saya lancang, apa Tuan sudah memikirkan matang-matang keputusan ini? Maksudnya, apa Rayen bisa berubah melalui pesatren? Setahu saya den Rey anaknya sopan dan peduli kesesama."
Rudi menghembuskan napas pasrah, pikirannya semakin terpenuhi dengan masalah-masalah. "Nggak tau Mbok. Ini keputusan yang berat bagi saya, tapi harus saya lakukan. Apapun konsekuensinya ingsyaallah akan saya tanggung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat Di Pesantren
Mystery / ThrillerFOLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA PREN!! •On Going Ini adalah kisah dimana anak pemilik pesatren yang mempunyai hubungan dengan seorang psikopat. Ning bernama Az-zahra, karap disapa Aza ini menikah dengan Rayen Reynald, laki-laki yang mau dengan...