HIU HIU HIU!
AYA UPDET LAGI!!
MAAF UPDETNYA TELAT NGGAK SESIAI JADWAL
HAPPY READING!!
BISMILLAH
•••*•••
Rayen dan dua sahabatnya izin keluar pesantren untuk menemui warga sekitar pondok pesantren untuk bersedekah. Saat ingin keluar Rayen melihat Ning Aza alhasil Rayen mengajak Ning Aza ikut bersamanya. Awalnya Ning Aza menolak, tapi karena Maya ingin berdekatan dengan Rayen, Ning Aza dipaksa untuk ikut. Dan sekarang mereka membagikan sedekahan berisi sembako.
"Ini Pak, semoga bermanfaat," kata Ning Aza sambil memberikan sekantung sembako lengkap.
"Aduh, nuhun pisan, teh."
Rayen melihat Ning Aza tersenyum pada ibu-ibu didepannya. Seulas senyum tipis Rayen buat melihat pemandangan itu. Dari yang Rayen lihat, Ning Aza sangat senang. Dan hal ini tentu saja membuat Rayen senang pula.
"Aku seneng bisa berbagi gini," kata Ning Aza saat berdekatan dengan Rayen.
"Alhamdulillah kalau seneng," jawab Rayen.
Ning Aza kembali mengambil satu kantung yang dibawa Rayen untuk dibagikan lagi.
"Besok rencananya mau ke panti asuhan berbagi kesesama, Ning Aza mau ikut?" tawar Rayen.
"Ada siapa aja?" tanya balik Ning Aza.
"Ada gue, Farel, Naufal, kalau Ning Aza ikut jadi tambah deh. Ning juga boleh ajak Maya," jawab Rayen yang tahu isi pikiran Ning Aza. Mana mungkin Ning Aza ikut tetapi sendirian. Lagi pula bila dipikir lagi Ning Aza tidak akan ikut bila hanya berdua.
"Ingsyaallah."
Rayen tersenyum mendapatkan jawaban dari Ning Aza. Entahlah bila bersama Ning Aza rasanya selalu tersenyum padahal dulu Rayen kesusahan untuk tersenyum. "Bagiin lagi Ning."
Ning Aza dengan semangat membagikan sembako di samping itu Rayen membuat candaan untuk menghiasi aksi mereka. Sesekali Ning Aza tertawa karena candaan Rayen.
Disisi lain, Maya kesal dan memotong-motong daun dengan tanganya. "Ning tuker posisi," rengek Maya yang tidak didengar Ning Aza.
Awalnya Maya mengajak Ning Aza agar ditemani untuk berdekatan dengan Rayen, tapi kini posisinya terbaik. Maya menggigit daun yang dipegangnya karena gemas. Setelah daunnya habis bukanya tenang Maya malah semakin menjadi. Maya menggigit khimar yang dikenakannya. "Ning, kan awalnya aku yang niat mau modus sama Rey," kata Maya yang tidak dengar oleh Ning Aza.
Farel datang dan mengagetkan Maya dengan ucapannya, "Halu kok ketinggian, siang bolong lagi."
Maya melirik Farel dengan sinis seperti tatapan bermusuhan. "Banyak omong kamu!" balas Maya tidak terima.
"Jangan berharap sama Rey, karena Rey akan tetep suka sama Ning Aza."
"Nggak peduli, pokokknya tetep suka sama Rey. Lagian kamu tau dari mana kalau Rey suka sama Ning Aza?"
"Terserah lo aja, yang penting udah gue ingetin." Sebenarnya Farel juga tidak tahu pasti bagaimana perasaan Rayen kepada Ning Aza, karena Rayen jarang bercerita dengan apa yang dirasakannya. Dan Farel bilang seperti itu dari hasil memperhatikan Rayen.
Naufal datang langsung menyerobot pembicaraan mereka, "Cie Arel suka sama Maya. Cie perhatian nih, sampek ngingetin."
"Gue nggak suka sama si kayang ini," ucap Farel membela diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat Di Pesantren
Mystery / ThrillerFOLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA PREN!! •On Going Ini adalah kisah dimana anak pemilik pesatren yang mempunyai hubungan dengan seorang psikopat. Ning bernama Az-zahra, karap disapa Aza ini menikah dengan Rayen Reynald, laki-laki yang mau dengan...