Hiu 🐳
Kalian puasanya udah bolong berapa?
Aya jodohnya junkyu balik lagi untuk up!
Aamiin-in dong! Aamiin
Aya mau konsisten nulis lagi. Seneng nggak?
Aniway, bacanya pelan-pelan aja, ya. Biar kerasa banyak😂
Happy reading💗
Bismillah
•••*•••
Setelah mengetahui fakta bahwa Farel adalah kakak Aza, tentu saja Aza senang bukan main. Pasalnya, selama ini yang kemungkinan besar tidak akan terwujud akhirnya terjadi. Dan ditambah kedekatan Farel dengan Aza tentu saja semakin menambah kebahagiaan Aza, karena Aza tidak perlu repot-repot mendekatkan diri dengan kakaknya.
Tadi, di kamar Kyai Hasan, tangis keluarga ini pecah. Bahkan sampai mengakibatkan mata bengkak. Tetapi, walaupun mata mereka bengkak, mereka senang karena bisa berkumpul dengan utuh lagi. Ini suatu nikmat yang patut disyukuri keluarga mereka.
"Kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Rayen yang heran melihat istrinya senyum-senyum sendiri. Rayen takut Aza kemasukan reog.
Aza yang sadar itu menggeleng dengan senyum yang tidak pudar dari wajahnya. Ia terlalu bahagia sekarang sampai-sampai tidak bisa mengontrol senyumannya. "Lagi seneng soalnya."
"Seneng kenapa? Kan, saya nggak ngapa-ngapain."
Aza mengerutkan kening. Apa Rayen tidak tahu bagaimana rasanya bertemu kakak yang selama ini diingin-inginkanya? "Ya pastinya seneng, dong. Mana ada orang yang baru ketemu kakaknya nggak seneng? Rasanya itu kayak mimpi tau."
Rayen mengangguk saja karena ia tidak tahu bagaimana rasanya.
Rayen pindah duduk di ranjang—samping Aza. Rayen menyentuh wajah Aza agar bisa dengan jelas melihatnya. "Seneng karena ketemu Far--eh Zikri maksudnya? Itu doang? Nggak seneng kita nikah?"
Aza menatap mata Rayen, mata Rayen begitu indah ditatap dari jarak dekat seperti ini. Tanpa sadar, Aza menggigit bibir bawahnya. "Itu juga salah satu alasan aku seneng sekarang."
"Tapi senang karena ketemu Zikri lebih besar, kan?" tanya Rayen tepat sasaran.
Aza menunduk, ia tidak berani menatap mata Rayen lagi.
Samar-samar Aza mengangguk karena itu benar adanya. "Yang aku pengennin, dulu nikah karena dasar agama tapi nyatanya aku nikah karena dikasihani." Dengan susah payah, Aza mengembangkan senyumnya. "Tapi aku sadar, kalau emang kita jodoh, kita akan disatukan gimanapun caranya. Kayak kita sekarang."
Rayen menghela napas, ia belum menjelaskan perihal itu. "Saya menikahi kamu bukan karena kasihan, tapi karena saya mencintai kamu."
Aza mengembangkan senyumnya lagi. "Cintai aku sewajarnya, aku nggak mau kamu tergila-gila karena cinta sama aku. Dan aku ingin kamu mencintai-Nya terlebih dahulu, setelah itu baru kamu cintai aku. Aku nggak mau kamu cinta ke aku melebihi-Nya dan aku lebih suka kamu mencintai aku karena-Nya."
"Omingan kamu blibet."
Lagi-lagi Aza mengembangkan senyumnya. Pipinya tiba-tiba memerah. "Intinya, cintai aku karena Allah." Aza bangkit dari ranjang. "Aku mau ke dapur, ambil air putih, he'em iya ambil air putih," kata Aza salah tingkah.
Sedangkan Rayen masih di posisi yang sama itu memegang dadanya. "Jadi ini yang namanya pacaran secara halal?"
Rayen merebahkan tubuhnya, ia tatap langit-langit sambil membayangkan Aza. "Pacar halal saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat Di Pesantren
Mystery / ThrillerFOLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA PREN!! •On Going Ini adalah kisah dimana anak pemilik pesatren yang mempunyai hubungan dengan seorang psikopat. Ning bernama Az-zahra, karap disapa Aza ini menikah dengan Rayen Reynald, laki-laki yang mau dengan...