37

1.2K 230 11
                                    

Malam ini kamu duduk di balkon kamarmu sambil mengetik sebuah cerita di laptopmu, kamu menulis semua yang kamu alami di negri henderson.

~negri henderson, sebuah negri yang sangat jauh dari peradaban manusia modern, negri indah yang di kelilingi orang-orang unik, orang-orang yang sebelumnya belum pernah aku temui di dunia ku.

Air mengalir dengan jernih, angin yang segar tanpa polusi, pohon-pohon menari dengan bahagia, tidak ada bangunan yang menjulang tinggi kelangit, tidak ada asap kendaraan, tidak ada kereta api, tidak ada bus, tidak ada mobil, yang ada hanyalah kereta kuda dan keindahan alamnya yang tiada dua.

Bukan hanya keindahan itu yang membuatku jatuh cinta, sorot mata yang tajam dan menusuk, alis yang tegas, hidung dan bibir yang indah, wajahnya yang sangat sempurna dan menawan, pangeran jayner!

Pangeran dari negri henderson yang tegas dan berwibawa, dia terlalu sempurna jika hanya di lewati, dia terlalu sempurna untuk seorang manusia, dan dia terlalu sempurna untuk diciptakan satu kali saja.

Dia bahkan terlalu sempurna untuk ku gambarna dalam sebuah kata, tidak ada kata apapun yang dapat menggambarkan kesempurnaanya, yang aku tahu pangeran jayner hanyalah sempurna!~

😴😴😴

"ada apa putri giselle mencari ku?" tanya seseorang yang turun dari tangga.

"pangeran bilang ingin membicarakan tentang pernikahan denganku" jawab giselle.

"baiklah mari kita bicarakan sekarang" ucapnya dia sudah duduk di hadapan giselle sekarang.

"duduklah di sampingku, agar kita bisa berbicara dengan nyaman" lanjutnya.

Tanpa banyak mengelak giselle langsung duduk di sebalah pangeran jayner, tapi jarak kalian masih jauh karena giselle duduk di ujung lainnya.

"duduklah lebih dekat" ucap pangeran jayner.

Gisellepun lebih mendekat tapi dia hanya bergeser sekitar 3cm saja.

"lebih dekat" ucapnya lagi.

Diapun bergeser lagi sekitar 3cm tidak jauh beda dengan geseran yang pertama.

"lebih dekat" ucapnya lagi.

"pangeran jayner, aku datang ke sini untuk membicarakan apa yang kamu tulis di dalam surat itu, jadi jangan mempermasalahkan soal tempat dudukku" ucap giselle tegas.

Pangeran jayner menatapnya lalu giselle langsung memutar bola mata pura-pura melihat ke arah lain, giselle tidak bisa jika pangeran jayner sudah menatapnya seperti itu.

"berdiri" ucap pangeran jayner.

"kenapa?" tanya giselle.

"berdiri saja" jawab pangeran jayner.

Gisellepun berdiri lalu pengeran jayner bergeser ke tengah dan langsung menariknya sampai giselle terduduk di pangkuannya.

"jadilah wanita penurut dan baik, aku sangat menyukai wanita penurut" ucapnya, dia bahkan berbicara sambil tersenyum seperti malaikat pencabut nyawa.

Giselle hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali, ini sangat canggung.

"ayo, kita mulai dari mana?" tanya pangeran jayner, dia memeluk pinggang giselle.

"pangeran fikir berbicara seperti ini nyaman?" tanya giselle.

"tentu saja, menatap seseorang yang dicintai itu sangat nyaman" jawabnya lagi-lagi dia tersenyum.

PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang