49

1K 152 20
                                    

Ayah jay langsung berdiri dan menampar jay "kamu itu bener-bener yah, ayo minta maaf sama yejin dan orang tuanya" ucap ayahnya.

Jay menatap yejin yang sekarang menahan air matanya "yejin, gue tanya sama lo, apa lo bakal hidup bahagia sama orang yang gak cinta sama lo?" tanya jay.

"jay!" panggil ayah jay.

Yejinpun menoleh pada jay, air matanya menetes deras sorot matanya tajam menandakan dia merasa sangat kecewa.

"gue ngerti ko jay, mulai sekarang gue gak akan maksa lo lagi" ucap yejin lalu pergi begitu saja meninggalkan acara makan malam itu.

"yejinnn!" Mamah yejin langsung mengejar anaknya begitu juga dengan yeonjun.

"bagaimana ini?" amuk papah yejin "ARGHHH!" dia sangat kesal dan merasa dipermalukan, dia tidak terima anak gadisnya di buang oleh jay seperti itu.

"ini keterlaluan! Semua bisnis kita saya batalkan! Kembalikan semua dana yang sudah saya keluarkan" ucapnya lalu pergi begitu saja.

"tunggu, saya minta maaf saya menyesal atas kejadian ini, ini sungguh diluar kendali saya" ucap ayah jay memohon.

"saya tidak mau tahu, jika 1 minggu uang saya belum kembali kita bawa masalah ini ke jalur hukum" ucap nya lalu pergi begitu saja.

"tunggu-tunggu saya minta maaf atas sikap anak saya, saya mohon saya akan memperbaiki semuanya dan bicara sama anak saya lagi" ayah jay memohon sambil menggenggam tangan papahnya yejin.

"AYAHHH!" teriak jay, isak tangisnya tak tertahankan lagi, hati jay sangat sakit melihat ayahnya memohon sampai seperti itu, kebahagia jay di korbankan hanya demi uang.

"saya mohonnn, jay ayo minta maaf sekarang juga!" ucap nya.

Jay hanya menggelengkan kepala sambil menahan rasa sakitnya, dia sadar sekarang ayahnya hanya mengandalkan uang orang lain untuk perusahaanya dan selama ini dia mengorbankan jay untuk uang.

Jay merasa sangat muak dengan sikap ayahnya, sampai ahirnya jay memilih pergi ke kamarnya.

Dan seperti biasanya lagi, jika jay tidak menurut tentu ibunya juga akan kena imbas dari ayah jay.

Tidak lama ibunya jay masuk kedalam kamar jay dengan keadaan menangis, dan beberapa lebam di wajahnya.

"ibu, orang brengsek itu mukul ibu lagi?" tanya jay, dia menggenggam tangan kanan ibunya.

"ayo kita pergi dari sini" ucap ibunya jay.

"ibu yakin? Terus uang sekolah jay gimana? Uang buat kita makan? Kita juga gak punya rumah bu" ucap jay.

"ibu bisa kerja! Ada rumah peninggalan nenek, kita bisa tinggal di sana" jawab ibu jay.

"ngga bu, aku gak akan biarin ibu kerja capek" jawab jay.

"tapi ibu lebih tersiksa di sini jay" dia menangis air matanya mengalir deras keluar dari kedua bola mata yang selama ini jay anggap kuat.

Seseorang yang tidak pernah melihatkan kesedihannya di hadapan jay, kini menangis mengeluarkan semua emosinya selama ini.

"ibu gak akan biarin orang itu bikin kamu makin stres lagi, lebih baik kita pergi dan menjalani hidup sendiri" ucap ibunya jay.

Jay kini menggenggam kedua tangan ibunya, lalu mengelus kepala ibunya lembut, hatinya semakin terluka melihat ibunya lebam dan menangis di hadapannya.

Jay merasa sangat tidak berguna menjadi anak, anak laki-laki yang seharusnya bisa melindungi ibunya dan kakak perempuannya.

"gue gak akan biarin sekarang siapapun nyakitin ibu, cukup kakak yang menderita" batin jay.

PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang