46

1K 164 7
                                    

"JAY CUKUP!" teriak kamu.

Jay dan sunghoon menatap kamu, karena kehadiran kamu jay yang tadinya benar-benar kehilangan kendali langsung melepaskan kaca dari genggaman tangannya yang sudah berdarah-darah.

"LO APA-APAAN SI? LO HAMPIR AJA MAU BUNUH ORANG JAY" ucap kamu matamu berair, kamu benar-benar sedih dan terluka melihat apa yang jay lakukan.

Kamu menatap jay yang juga menatap kamu, bisa kamu lihat dari tatapannya kalau jay sedang sangat terluka, tatapannya seolah-olah menjelaskan bahwa hari-hari yang dia lewati sangat berat.

Perlahan jay berdiri tapi matanya masih tertuju padamu "jay" panggilmu perlahan tapi jay malah pergi meninggalkan kamu dan sunghoon keluar.

"jay lo mau kemana?" tanya kamu, kamu berusaha mengejar jay tapi kamu juga tidak bisa meninggalkan sunghoon yang terluka karena jay.

Apalagi malam ini kamu sudah merepotkan sunghoon dengan sikap jay, fikir kamu.

"hoon lo gak papa kan, maafin jay yah!" ucap kamu, kamu menghampiri sunghoon.

Dengan susah sunghoon berusaha berdiri dan menahan rasa sakitnya.

"gue gak papa ko, mending lo kejar jay dia lagi emosi sekarang" ucap sunghoon tapi entah kenapa kamu merasa takut pada jay setelah melihat kejadian tadi.

Jay hampir saja mencabik-cabik wajah sunghoon dengan pecahan kaca itu "kenapa kalian berantem? Apa ini semua karena gue" tanya kamu.

"ngga, ini semua bukan karena lo! Kita emang udah punya masalah sebelumnya" jawab sunghoon.

"masalah apa?" tanya kamu.

"gue sama jay itu sebenernya sodara, kita punya ayah yang sama tapi beda ibu" jawab sunghoon, kamupun mengerutkan dahimu mendengarnya.

"ibu gue itu istri kedua ayahnya jay, karena itu jay benci sama gue, dan sebenernya gue juga kesel sama dia" jelas sunghoon.

Kamu hanya bisa terdiam membisu mendengar penjelasan sunghoon "dulu jay punya kakak perempuan, tapi kakaknya mati bunuh diri dia terjun ke sungai karena ayahnya paksa dia buat nikah sama orang yang gak dia suka" lanjut sunghoon.

Flashback on

Pria itu memegang kedua pundak kamu "gue tahu putus cinta itu sakit, tapi gak gini caranya, bunuh diri gak akan nyelesain masalah! Inget hidup itu berharga" ucap nya.

Pria itu mengambil payungnya yang terlempar tadi, dia memayungi kamu dan membiarkan sebagian tubuhnya terkena air hujan, bahkan tangan kirinya tidak melepaskan kamu sejak tadi dia terus menggenggamnya.

Pria itu membawamu ke tempat hangat untuk berteduh, dia juga membelikan kamu kopi hangat "jangan pernah coba-coba buat loncat ke bawah, hidup lo itu berharga! Kalo lo ngerasa semua yang lo mau gak berjalan lancar sesuai keinginan lo, lo gak boleh nyerah! Lo harus inget masih banyak orang yang sayang dan akan selalu dukung lo, apapun yang terjadi!" ucap nya.

"kayanya dia ngira gue mau loncat dari atas jembatan deh! Gila aja ya ngga lah, gue masih waras kali" ucap mu di dalam hati.

"coba sekarang lo fikir, kalo lo loncat lo pasti udah bikin kedua orang tua lo kecewa! Mereka bisa aja sakit karena lo, atau bahkan mungkin mereka akan gila karena denger kabar anaknya meninggal bunuh diri!" lanjutnya, matanya berbinar saat berbicara dengan kamu.

"sehancur apapun hidup dan kisah cinta lo, bunuh diri bukan keputusan yang terbaik" ucap nya, pria itu sekarang menangis dia memalingkan wajahnya dari kamu.

"kenapa lo nangis?" tanya kamu sambil berusaha menatapnya.

Pria itu mulai menghilangkan air matanya seperti tidak mau menunjukan rasa sakit yang sedang dia rasakan.

PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang