Chapter 11
"Profesor Sanes"∞
Baku tembak terus membuat bising ruang aula tersebut. Demi menghindari peluru musuh, Irene menjadikan tubuh musuhnya sebagai tameng sambil berlari di tembok mengitari belakang mereka sehingga peluru yang ditembakkan akan meleset mengenai sebagian penembak. Di tengah rintihan dan ambruknya musuh, Irene mengambil kesempatan untuk ikut menembak dengan dua pistol miliknya dan berhasil mengenai empat penembak lainnya.
"Oi! Yang di atas sana berisik!" marah Andra dari lantai bawah, namun sepertinya Irene tidak mendengarnya karena suara berisik tembakkan.
Andra mendecih, dalam kondisi seperti itu ia tetap harus fokus pada seseorang yang sedang ditahannya itu. Seseorang itu, Profesor Sanes, menoleh ke arah Andra dengan seringai lebarnya.
"Wah wah, sudah kuduga kau akan datang, Earl," ucapnya.
Kedua alis Andra pun mengerut. "Kau mengenalku?" tanyanya.
"Tentu saja. Perihal yang akan terjadi di sini pasti dengan mudah tercium busuknya oleh seorang anjing penjaga Ratu, 'kan," jawab Profesor Sanes.
Sang Earl mendengus, lalu setelahnya satu sudut bibirnya tertarik. "Hm, jadi kau akan menghentikanku?"
Tawa kecil lolos dari mulut Profesor Sanes. "Tidak, malah aku ingin memberikan informasi yang kau inginkan."
Kelopak mata Andra menyipit. Maksudnya ia menyerah begitu saja? Andra berani bertaruh ini tidak akan mudah, pastinya ada jebakan tersembunyi. Tapi, ia tidak akan menyandang gelar terhormatnya sampai sekarang jika ia mengambil selangkah mundur untuk hal buruk yang belum pasti itu.
"Katakan!" titah Andra.
"Oh? Kau langsung percaya kata-kataku, Earl?" tanya Profesor Sanes.
Andra mendengus lagi. "Kau akan terbunuh jika informasi yang kau berikan nanti palsu, dan apapun yang telah kau rencanakan, resiko maut sekalipun akan kuhadapi." Andra menekankan perkataannya.
Sementara di lantai atas, Irene telah usai membuat ambruk para penembak. Ia mengatur nafasnya yang terengah-engah. Begitu suara tawa Profesor Sanes menggema, Irene mendekati railing untuk melihat keadaan di bawah.
"Sang anjing penjaga Ratu memang hebat, ya," kata Profesor Sanes, entah memuji atau meledek.
"Baiklah, dengarkan aku, Earl. Aku sudah menjalin kerjasama dengan direktur Arthurize K. Ross satu tahun lamanya. Aku membantunya membuatkan bahan untuk menciptakan senjata berkualitas tinggi. Perusahaan ini menjadi langgananku,
Kemudian dua bulan lalu, tuan Arthurize datang padaku dan memberikanku bahan baru yang tidak kuketahui nama dan jenisnya. Ia memintaku untuk mengujinya. Hasilnya hebat. Sangat hebat! Senjata itu berubah menjadi produk kelas atas. Aku juga mendapat keuntungan lebih banyak dari yang telah dijanjikan di kontrak. Sampai suatu hari, pekerja laboratoriumku mengalami hal aneh dengan tumbuhnya kristal hitam di tubuhnya. Itu membuatku prihatin,
Lalu, aku mengambil sampel kristal tersebut untuk diteliti. Ternyata, pertumbuhan kristal hitam ini akibat paparan bahan baru tersebut. Pengkristalan yang terjadi di dalam tubuh manusia nyaris tidak pernah kutemukan kasus seperti itu. Tapi satu hal yang dapat kusimpulkan, kristal itu juga mengandung bahan baru tersebut. Sebuah keuntungan jika suatu saat bahannya habis, 'kan? Semakin banyak yang terpapar, semakin besar keuntunganku. Kuambil kristal mereka dan terus membantu Ross Company hingga aku mendapat penghasilan yang terus bertambah per-minggunya,
Original Crystal Poison, atau lebih singkatnya Ocrison, itulah sebutan yang kubuat untuk bahan luar biasa itu." Profesor Sanes selesai menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misery Feu
Teen Fiction(Akan dialihkan ke akun lain) Sebagai Earl, sudah menjadi tugas Diandra Middleton Windsor setelah merangkap gelar sebagai Queen's Watchdog untuk mengusir kegundahan Ratu Inggris meski harus terjun menuju gelapnya dunia bawah. Kisah ini tidak hanya m...