Chapter 24
"Rencana Memulai Sebuah Perjalanan"∞
Sejak pertanyaan itu terlontar, topik obrolan mereka menjadi mengejutkan juga menguntungkan bagi Mansa. Pasalnya, Lian Pang mengenalinya, dia mengenal orang yang telah kehilangan kenangannya selama dua tahun ini.
"Sudah dua tahun berlalu. Apa yang terjadi padamu sebelumnya?" tanya Lian Pang.
Mansa membisu sejenak dengan kepala tertunduk, dia berusaha untuk mengingat setidaknya satu hal saja sebelum dia ditemukan dan tinggal di Oxford. Nihil. Tidak ada satu pun memori yang ditemukannya.
Lelaki itu pun menggeleng dan menjawab, "maaf, aku tidak bisa mengingat apa pun."
Jawaban yang cukup mengecewakan bagi sang Inspektur. Sampai kemudian, Nisa ikut membantu menjelaskan.
"Pak Inspektur, saya yang menemukan Mansa dua tahun lalu dalam keadaan tenggelam di danau. Syukurlah dia masih dapat diselamatkan, tetapi dia sadar dengan keadaan tanpa ingatan. Lalu, dia dirawat oleh pasangan lansia yang tinggal tak jauh dari sini,"
"Jika benar anda mengenal Mansa, apa anda merupakan keluarganya?" tanya Nisa.
Setelah mendengarnya, Lian Pang tersenyum lega. Kemudian, dia menggelengkan kepala untuk pertanyaan di akhir itu.
"Dia itu temanku."
"Apa!?"
Seketika Nisa dan Dietmar berseru kaget sehingga mengundang banyak atensi. Sadar karena mereka menjadi pusat perhatian, dehaman keluar dari mulut Dietmar.
"Maaf atas gangguannya tadi, tapi itu berarti, anak itu adalah..."
Lian Pang segera menangkap maksud Dietmar. Dia tahu mengarah kemana Dietmar melihat, saat itu juga Lian Pang menginterupsi.
"Ah bukan. Kalau Chandra, dia anak dari temanku yang lain."
Tuan dan nyonya Fosmith yang sedari tadi terdiam pun terkekeh. Awalnya, mereka juga sepemikiran dengan Dietmar, tapi syukurlah kesalahpahaman itu cepat terluruskan berkat sang Inspektur.
"Padahal Mansa dan Chandra itu mirip, lho," kata tuan Fosmith.
"Astaga, Pa, bagian mananya yang mirip, sih?"
Tuan Fosmith malah tertawa menanggapi protes istrinya, juga cukup membuat Lian Pang terkekeh kecil. Kemudian, sang Inspektur tiba-tiba menjadi tertarik untuk melihat ke arah Dietmar. Bukan karena orangnya, tapi pada sesuatu yang ada pada jubahnya.
"Apa kau adalah anggota keluarga bangsawan Eisyosha?" tanya Lian Pang memastikan.
Sentakkan kecil Dietmar rasa ketika marganya disebut, begitu juga dengan Nisa, walaupun yang menjadi objek dari pertanyaan Lian Pang hanya Dietmar seorang.
Kemudian, Dietmar mengangguk dan berkata, "benar. Darimana anda tahu?"
"Emblem lavender yang ada pada jubahmu," jawab Lian Pang.
Seketika seluruh perhatian para orang dewasa tertuju pada jubah yang dikenakan Dietmar. Walau bangsawan dari Prancis, siapa yang tidak mengenal simbol bunga lavender yang menjadi penciri marga bangsawan yang terkenal sebagai pencetus program amal dan menjadi pendonatur terbesar di Eropa.
Dietmar terkekeh. "Iya, ya. Padahal aku sendiri tidak menyadarinya."
Satu alis Lian Pang terangkat seolah mengatakan 'serius?'. Setelah itu, Lian Pang kembali bertanya.
"Apa ada sesuatu yang mengharuskan kau datang ke Oxford?"
Dietmar mengangguk dan menjawab, "untuk hal khusus, aku sedang mencari keberadaan kakakku, dan syukurlah aku telah menemukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misery Feu
Teen Fiction(Akan dialihkan ke akun lain) Sebagai Earl, sudah menjadi tugas Diandra Middleton Windsor setelah merangkap gelar sebagai Queen's Watchdog untuk mengusir kegundahan Ratu Inggris meski harus terjun menuju gelapnya dunia bawah. Kisah ini tidak hanya m...