Chapter 23
"Petunjuk Tak Terduga"∞
Begitu keadaan kembali membaik, anak-anak pun berkumpul di halaman ditemani Nisa dan Dietmar, di sana mereka berdecak kagum melihat orang-orang dewasa berseragam petugas Scotland Yard telah menangkap penjahatnya. Tiga orang itu, Rudolf dan kedua anteknya, kedua tangan mereka di borgol lalu dituntun masuk ke dalam kereta kuda.
Pintu masuk Rumah Ibu terbuka. Tuan dan nyonya Fosmith, Mansa, dan Chandra yang masih berada di gendongan seorang inspektur keluar dari dalam sana. Setelah mereka bergabung dengan anak-anak lainnya, salah seorang petugas menghampiri sang Inspektur untuk melapor.
Nisa dan Dietmar pula menghampiri pasangan Fosmith dan Mansa untuk memastikan keadaan mereka, si duo Eisyosha dibuat cukup terkejut begitu tahu bagaimana Mansa mendapat luka pada telapak tangannya yang sudah dibaluti kain.
"Tapi syukurlah kalian semua baik-baik saja," ucap Nisa.
Anak-anak turut bergabung dan memeluk pasangan Fosmith itu seraya menunjukkan kekhawatiran mereka. Walaupun tahu pasangan itu baik-baik saja, sedikit dari mereka sudah ada yang menangis.
Risa ingin bergabung, tapi dia paham kalau adik-adiknyalah yang paling membutuhkan ketenangan dari rasa cemas mereka, toh setelah selesai nanti dia juga akan mendapat bagiannya. Sampai Ia merasakan hawa keberadaan seseorang berdiri di sampingnya, begitu dia menoleh, didapatinya sepasang kaki semampai orang dewasa. Risa pun menengadahkan kepalanya, ternyata sepasang kaki itu milik sang Inspektur polisi, dan Chandra yang berasa di gendongan pria itu melambai ke arahnya.
"Chandra," panggil Risa sambil tersenyum.
Inspektur itu, Lian Pang namanya, menurunkan Chandra dari gendongannya. Setelah sepasang kaki kecil Chandra menapak di tanah, dia menghampiri Risa lalu menodongkan pistol yang masih dipegangnya sejak menyudutkan Rudolf. Sepasang mata hitam Risa melebar kaget.
"BANG!" Chandra menirukan suara, pelatuk pistolnya tidak ditariknya, seperti hanya memperagakan saja.
Satu kepalan tangan dari Risa pun mendarat keras di atas kepala Chandra hingga membuat yang terpukul mendesis nyeri, disusul dengan Risa mengapit leher Chandra sambil mengacak-acak rambutnya.
"Kau mengerjaiku, ya?" tanya Risa jengkel.
Chandra pula tidak menjawab atau protes, melainkan senyum kecil terulas di wajahnya sampai membuat Risa terbelalak kaget.
"Eh, tadi kamu tersenyum, 'kan?" tanya Risa memastikan. Sedangkan yang ditanya hanya mengedipkan kedua matanya bingung.
Setelah dirasanya cukup mendengarkan obrolan kecil antara Risa dan Chandra, Lian Pang memutuskan untuk ikut bergabung juga dengan obrolan orang-orang dewasa.
"Sekali lagi kuucapkan terimakasih atas kerjasama kalian," ucap Lian Pang sehingga perhatian orang-orang dewasa teralih ke arahnya.
Tuan Fosmith menggeleng dan menjawab, "tidak, tidak, justru kamilah yang harus berterimakasih, Pak Inspektur. Jika Scotland Yard tidak datang, entah bagaimana nasib anak-anak kami."
"Tapi, kenapa Scotland Yard sampai repot jauh-jauh datang ke Oxford?" Tiba-tiba Dietmar bertanya.
Sebelum menjawab, Lian Pang terkekeh, "aku tidak bisa menolak permintaan seorang anak," jawabnya.
Ia tahu jawabannya itu akan mengundang tanda tanya pada benak mereka. Sebelum Ia dilontarkan pertanyaan lagi, Ia pun lebih dulu bertanya.
"Kalian melihat anak laki-laki yang sempat aku gendong tadi, 'kan? Bagaimana Ia bisa berada di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misery Feu
Teen Fiction(Akan dialihkan ke akun lain) Sebagai Earl, sudah menjadi tugas Diandra Middleton Windsor setelah merangkap gelar sebagai Queen's Watchdog untuk mengusir kegundahan Ratu Inggris meski harus terjun menuju gelapnya dunia bawah. Kisah ini tidak hanya m...