Sudah terlalu jauh Ujang bersama Raihanah berlari. Raihanah mengeluh tidak bisa melanjutkan berlari, kakinya sakit bila dipaksakan. Kemudian, Ujang menganjurkan untuk beristirahat di tepi jalan. Kebetulan banyak sekali pedagang kaki lima yang berjajar disekitarnya.
"Neng Raihanah keliatannya lemas, ini minum saja dulu. Supaya enakan" ucap Ujang sambil mengambil tumblernya yang berada di ransel.
"Makasih banyak ya, Kang" balas Raihanah sambil meminumnya.
"Kang Ujang ngapain mampir ke rumah Rai, apa ada sesuatu?"
"Mau memberi kabar, Aki Imran meninggal dunia."
Deg .. Hati Raihanah pilu mendengarnya. Rintihan air mata mengalir sampai kerudungnya basah.
"Innalillahi wa innalilahi rajiun. Lalu, apa jenazah Aki sudah diurus sampai ke pemakaman?"
"Dikira Kang Ujang, Neng sudah tau kabarnya dari rumah sakit. Lalu kemana saja selama ini?"
"Itu dia Kang, Rai disekap oleh Roy di sebuah gudang kosong selagi Rai sedang menjaga Aki di ruangannya," jawab Rai sambil menelan ludah.
"Rai sudah mengungkapkan semua kebenarannya, Kang. Topeng dibalik surat teror itu adalah Roy dan dua preman itu orang suruhannya."
Ujang menohok dengan penjelasan Raihanah. Felling Ujang terungkap orang yang berada disekitar Raihanah adalah pelakunya.
"Syukurlah, kebenaran itu datang. Meski disisi lain orang yang sangat dicintai kita, harus mempertaruhkan nyawanya. Tapi dibalik itu terselip hikmah."
"Ngga Kang, ini belum menjadi sebuah hikmah tapi masih menjadi musibah."
"Maksudnya Neng Raihanah apa berkata seperti itu?" tanya Ujang merasa penasaran.
"Ayah sama Ibu mau menikahkan Rai dengan Roy. Rai ga mau menikah dengan lelaki kejam seperti itu."
"Ya Allah, sesulit gitukah kehidupanmu itu, Neng. Apa yang bisa Kang Ujang bantu sekarang?"
"Sekarang Kang Ujang bantu Rai untuk pergi ke kantor polisi."
"Apa Neng punya bukti untuk menghadap Pak Polisi?"
"Ada, Rai telah merekam suara Roy. Semoga saja itu bukti kuatnya."
Ujang mengangguk.Raihanah dan Ujang mencari pos polisi terdekat. Setelah menghadap polisi, Raihanah memberi kesaksiannya sebagai korban. Lalu, Raihanah memberikan bukti rekaman sekaligus guratan luka yang berada dilengannya.
"Baik, kesaksian saudara akan kami terima. Nanti kami akan melakukan tindakan dan akan mengabarkan secepatnya" ucap Pak polisi sigap siaga melaksanakan tugas ini.
"Terimakasih Pak, semoga keadilan berpihak kepada orang yang benar" balas Raihanah.
Kemudian, Raihanah mengeluhkan lapar kepada Ujang. Lalu, Ujang menyarankan untuk makan di tempat tadi. Raihanah menyetujuinya, sebab dirinya hanya mempunyai uang pas-pasan.
"Setelah makan, baiknya kita pulang saja ke kampung. Kita mengerjakan rutinitas seperti biasanya."
"Menurut Rai, baiknya kita mencari tempat penginapan disekitar sini dulu. Sampai Roy benar-benar ditahan. Khawatirnya kalo Rai di kampung, nanti Rai bakalan kepikiran."
"Ya sudah, kalo maunya Neng Raihanah begitu. Kebetulan ini ada uang lebih, semoga cukup untuk dua kamar."
Raihanah bersama Ujang setelah menyelesaikan makan. Mereka bergegas mencari kostan disekitar. Tak jauh dari tempat tadi, akhirnya telah menemukan tempat penginapan untuk besok sampai tiga hari lamanya. Lumayan harganya terbilang miring.
Kemudian, Ujang dan Raihanah beristirahat di kamarnya masing-masing untuk meningkatkan energi kembali. Karena masalah mereka tinggal selangkah lagi.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Nyangkut di Kampung (TAMAT)
General FictionKasih ibu sepanjang masa. Seringkali mendengar kata-kata tersebut dalam ikatan harmonis. Lain halnya Raihanah yang sedari kecil saja. Namun setelah besar kurang dapat perhatian dari kedua orangtua. Sehingga memutuskan untuk tinggal di rumah Kakek. D...