Chapter 9

411 25 0
                                    

"Mbok Yem, Ibu sama Ayah kemana?"

"Ibu biasanya hari minggu ini pergi arisan ke rumah temannya. Dan Pak Hans tadi buruburu pergi, tapi ga tau kemana. Yang jelas ia memakai pakaian kantor."

Raihanah berdehem.

"Ya sudah, bilang saja Rai juga bisa pergi. Kalo mereka pergi. Rai akan berangkat lagi ke kampung sekarang."

"Lah Non, kok buru-buru sekali perginya."

"Iya Mbok. Rai tidak mau bertemu lelaki itu besok, orangnya songong. Baiknya Rai pergi sekarang."

"Hati-hati Non. Si Mbok cuman bisa berdoa untuk mencari kebahagiaan Non."

Raihanah berkemas cepat-cepat. Terus ia mencari kunci mobilnya di dalam nakas namun ia tidak menemukannya. Datanglah Mbok Yem masuk mempersiapkan bekal makanan untuk di bawa ke kampung.

"Sedang mencari apa lagi Non?"

"Kunci mobil, apa Mbok melihatnya."

"Mbok lihat kunci itu dibawa oleh Pak Hans. Katanya sih supaya Non tidak bisa pergi ke kampung lagi."

"Hmm, Ayah ini!!!. Ya sudah Rai pakai angkutan umum saja."

"Rai pamit ya, bilang saja Rai pergi dan ngga akan kembali kesini lagi." Mbok Yem mengangguk, meski ia sangat merindukannya.

Mbok Yem mengangguk, meski ia sangat merindukannya.
Raihanah kembali lagi ke kampung Sukaharja. Perjalanan jauh yang ditempuh dengan menggunakan angkutan umum.

Sesampainya dirumah, ia melihat Kakek Imran yang akan pergi ke kebun dengan membawa rantang serta nasi bungkus untuk makan siangnya dan para pegawai. Sudah tiga hari ini, ia berada di kota. Kakek Imran melihat cucunya itu dengan erat penuh kerinduan.

"Alhamdulillah Cu.. kamu pulang juga. Aki kesepian sendirian lagi," ucapnya.

"Eh sebentar ada yang ilang. Mobil kamu kemana?" Raihanah melamun.

"Terus kamu kesini naik apa?"

"Naik bus."

"Ya Rabb, kamu ngga apa-apa kan?"

"Ngga kok, Rai ngga kenapa-napa. Kunci mobil disita oleh Ayah. Supaya Rai ga bisa kesini lagi. Tapi Rai beranikan saja untuk naik bus."

"Ya sudah, kamu istirahat saja sana, di dapur ada sop ayam makanlah sana. Aki mau ngontrol kebun lagi," pintanya.


Bersambung...

Cintaku Nyangkut di Kampung (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang