Keesokan harinya, Raihanah mendapatkan kabar dari pihak polisi. Bahwa mereka telah menangkap pihak terkait. Segera Raihanah bergegas berbenah. Langsung mengabarkan ke kamar sebelah untuk segera bergegas melaksanakan tugas pertama.
Raihanah bersama Ujang langsung meluncur ke kantor polisi yang tidak jauh dari tempat penginapannya. Disana sudah ada Roy beserta dua orang suruhannya. Tatapan wajah Roy sinis dengan guratan di dahinya.
"Tega sekali kamu Rai. Gue sudah banyak berkorban buat keluarga loe. Camkan itu!!"
"Itu bukan urusan Rai, soal penyekapan dan surat teror yang mesti bertanggung jawab," ucap Rai bersikap jeles.
"Proses saja Pak, sesuai hukum yang berkala."
"Dengar ya saudara Roy sudah dinyatakan bersalah. Sekarang kalian masuk kedalam sel tahanan," tegas Pak polisi.
Saat berjalan beberapa langkah akan keluar dari kantor polisi. Di depan sudah ada orangtua Raihanah melihat dirinya ada ketidaksukaan. Fatma menarik lengan Raihanah sangat kencang untuk mengobrol empat mata dengannya.
"Apa-apaan ini malah melaporkan calon suami kamu ke kantor polisi?" ucap Fatma.
"Dia bukan calon suamiku, Bu. Rai tidak mencintainya. Mana mungkin Rai suka pada lelaki bejad macam dia."
"Dengerin Ibu, Roy melakukan seperti itu karena kamu ngeyel tidak mau mendengarkan kata-kata Ibu sama Ayah."
"Kalian tidak bisa sepaham dengan Rai. Setiap hari kalian hanya melakukan pekerjaan saja. Seperti tidak ada kehadiran anaknya sendiri. Makanya, Rai lebih memilih di kampung."
"Ya sudah kalo itu tekad kamu, silahkan pergi lagi ke kampung sana. Ibu sudah capek dengan tingkahmu itu. Dan jangan anggap kita orangtua kamu lagi," bentak Fatma dengan deraian air mata.
"Sudah Bu, malu marah-marah di tempat umum seperti ini" lerai Hans.
"Baik kalo itu keputusan kalian. Rai sama Kang Ujang akan kembali ke kampung" tegas Raihanah. Raihanah pergi dalam deraian air mata bersama Ujang.
"Tunggu.. satu lagi Ibu sampai kapanpun Ibu ngga pernah merestui kamu berjodoh dengan lelaki kampung itu."
"Itu sudah menjadi pilihan Rai, Bu. Ibu ngga usah mengatur kembali kehidupan Rai."
Ujang mulai resah dengan perseteruan orangtuanya Raihanah. Hanya akan ada aliran dosa bila memutuskan ikatan kekeluargaan. Lalu, Ujang menghentikan langkahnya.
"Hayu Kang, kita harus secepatnya ke kampung. Tunggu apa lagi?"
"Ngga baik Neng, melakukan hal itu di depan orangtua," ujar Ujang sambil menghentikan langkahnya.
"Udah deh, Kang Ujang ngga mengerti sepenuhnya apa yang dirasakan Rai sekarang."
Raihanah pergi meninggalkan Ujang sendiri. Lalu, Ujang mengejarnya, dengan penuh kesal atas sikapnya. Lalu, Ujang mengejarnya, dengan penuh kesal atas sikapnya.
Sesampainya di tempat penginapan, Raihanah sudah siap membawa tas mungilnya. "Ayo Kang, eh ini malah bengong kita ke kampung sekarang !!"
"Iya Neng, sebentar bawa ransel dulu di kamar."
Mereka berdua meninggalkan kota ini, dengan tanda duka cita yang mendalam. Disertakan perseteruan hebat dalam sejarah.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/268911879-288-k200531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Nyangkut di Kampung (TAMAT)
General FictionKasih ibu sepanjang masa. Seringkali mendengar kata-kata tersebut dalam ikatan harmonis. Lain halnya Raihanah yang sedari kecil saja. Namun setelah besar kurang dapat perhatian dari kedua orangtua. Sehingga memutuskan untuk tinggal di rumah Kakek. D...