Delapan tahun kemudian..
Bila dibandingkan anak beruntung lainnya, mereka akan menerima apapun dari keluarga mereka. Berbeda hal dengan Raihanah, dia mempertaruhkan kehidupan untuk mengitarinya sendiri. Dirinya tak sudi untuk meminta hasil keringat orang tuanya.
Raihanah bertekad mandiri untuk mencari pekerjaan, ketika selesai sekolah putih abu. Dia mencari pekerjaan sekaligus menjalankan kuliah di kampus tidak bergengsi. Ketika waktu kuliah berlangsung, kesehariannya menjajakan roti untuk pekerjaan sambilan.
Raihanah Putri begitulah nama lengkapnya, seorang anak dari direktur Hans Nugroho. Dia sangat beruntung menjadi anak semata wayang orang kaya. Akan tetapi keberuntungan itu tidak bisa dibandingkan dengan ketidak adanya kasih sayang pada orangtua.
Setiap hari ayah dan ibunya tidak ada kesempatan untuk mengobrol ria dimeja makan, sebab subuh sekali mereka haruslah pergi dan pada larut malam ketika mereka pulang. Hanya ada Mbok Yem yang selalu setia berada di rumah, mengurusinya dan membimbingnya.
Teman kecilku, Vicka mengunjungi kerumah. Raihanah tidak pernah menemuinya kembali, setelah Vicka melanjutkan sekolah diluar kota dan harus mematuhi kedua orangtuanya. Pada saat itu Raihanah sedang menonton TV yang ditemani semangkuk kue dan segelas susu.
Lalu terperanjat ketika mendengar jeritan suara yang tidak asing lagi. Di tengoknya ke belakang ternyata sahabatnya yang sudah lama tidak jumpa.
“Rai, sorry ya waktu itu di kantor papah belum ada lowongan. Dipikir-pikir Ayah kamu kerja di kantor. Kenapa tidak minta bantuan aja untuk kerja disana?”
“Ngga ah, ngapain mereka juga gak ngurusin Rai di waktu sekolah. Ngga harus timbal balik kan.”“Ini nih gini, sikap sahabatku ini kalo sudah jengkel ke seseorang pasti keras kepala. Dikira hanya ke teman saja. Pada orangtua juga kok begitu sih.”
Lalu Vicka mendapatkan telepon dari rumah. Ia harus pulang, ada hal yang ia kerjakan di kantor papahnya. Vicka berpamitan kepada Raihanah, pada siang harinya sahabatnya usai pulang. Lalu, Raihanah menyendiri kembali di rumah.
***
Keesokan harinya di siang hari, ketika rasa bosan keseharian selama di rumah. Raihanah kembali melihat gawainya diatas nakas. Lalu dia mengecek kembali lowongan kerjanya.
Dia tak sengaja menscrool galeri ke bawah dan melihat fotonya selagi masih kecil bersama kakeknya. Rasa rindu Raihanah menyelimuti kembali kepada kakeknya. Karena setelah bertahun-tahun tidak menemuinya, ia mencari informasi alamat kakek di lemari Ibu. Dia merasa jenuh melakukan aktifitas seperti itu dan merindukan seorang kakek yang merawatnya sejak kecil.
Raihanah berkemas pakaian dan kebutuhan lainnya kedalam koper besar. Kedua orangtuanya belum kunjung datang, dan akan datang pada malam hari tiba. Raihanah menuliskan pada selembar surat yang ia titipkan kepada Mbok Yem.
“Mbok Yem, sekarang ini Rai mau bersilaturahmi ke rumah Kakek di kampung. Kalo mereka pulang jangan bilang ini ya, kasihkan saja surat ini kepada mereka dari Rai,” pinta Raihanah.
“Memangnya mesti berangkat sekarang juga ya?” tanya Mbok Yem merasa sedih.
“Iya Mbok, Rai sudah kangen banget pengen cepat ketemu Kakek.”
“Yah ... Mbok kesepian dong. Ya sudah deh kalo itu keputusan Non. Mbok cuman pesen selalu jaga diri aja. Semoga sampe pada tujuan,” ujar Mbok Yem.
"Siap Mbok, Rai ngga pernah lupain Mbok."
Raihanah bergegas melajukan mobil karena hari akan menuju petang. Ini hari pertama ia mengemudi mobil dalam perjalanan jauh. Dirinya terlihat sangat gugup mengemudi sendirian.
Namun, dengan tekad yang bulat untuk menjumpai sang Kakek ia lakukan dengan pantang menyerah. Lalu, menggunakan gawainya untuk menghubungi koneksi maps untuk menunjukkan arah yang dituju. Malam hari telah muncul, Raihanah telah beberapa jam dalam mobil.
Jalanan sangat ramai terkadang terjebak macet yang cukup panjang. Terkadang juga berhenti ketika telah adzan berkumandang dan ia cukupkan energi untuk beristirahat.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Nyangkut di Kampung (TAMAT)
Ficción GeneralKasih ibu sepanjang masa. Seringkali mendengar kata-kata tersebut dalam ikatan harmonis. Lain halnya Raihanah yang sedari kecil saja. Namun setelah besar kurang dapat perhatian dari kedua orangtua. Sehingga memutuskan untuk tinggal di rumah Kakek. D...