(Karya asli pertama)
SELAMAT MEMBACA READERS.
.
.
.
" Garviil, don't forget the assignment from the lecturer " ucap seorang pemuda inggris ke pemuda yang lain. Pemuda yang dipanggil hanya mengangguk saja. Setelah itu, dia pergi menuju parkiran mobil. Memasuki mobil berwarna hitam, lalu menjalankan mobilnya menjauh dari parkiran universitas. Matanya menatap lurus jalanan yang damai dengan kendaraan berlalu lalang. Banyak pejalan kaki di atas trotoar, suasana yang damai dan menyenangkan serta udara yang mulai menghangat, sepertinya musim semi akan datang.
Pemuda yang sedang menyetir bernama Garviil gregson, dipanggil garviil. Pemuda asal indonesia yang berkuliah di universitas oxford. Dia berada di jurusan seni semester 5 di umur yang terbilang muda yaitu 21 tahun. Banyak rintangan yang dia lalui untuk memasuki salah satu universitas bergengsi di dunia. Mulai dari tes tulis dan lisan. Biaya hidup dan kuliah yang terbilang cukup mahal untuk dirinya yang hanya anak yang ditinggal orangtua di panti asuhan. Cukup berat dan melelahkan pada masa itu tapi semua terbayarkan sekarang.
Mobil milik garviil memasuki area parkiran bangunan menjulang tinggi di perkotaan. Berhasil memarkir mobilnya, garviil keluar dari mobil tak lupa menguncinya. Diapun memasuki lift dan memencet nomor enam yang tertera di sana. Beberapa kali lift berhenti untuk para penghuni apartemen. Di dalam lift lagu taylor swift judul 22 sedang di putar, garviil menikmati alunan lagu dalam diam matanya melirik ke anak laki-laki yang sedang bermain pesawat mainannya disampingnya ada pria paruh baya yang sedang menggendong balita perempuan, tangan satunya mengenggam tangan anak laki-laki tadi. Garviil mengigit bibirnya ketika mata balita di gendongan menatap polos kearahnya. Ada rasa ingin mencubit pipi tembeb balita tersebut tapi garviil menahan diri, dia tidak mau di tatap jelek oleh sang ayah yang sepertinya menyadari garviil sedang menatap anak perempuannya. Lift berhenti di lantai lima, ayah dua anak itu keluar, matanya tidak lepas dari garviil sampai pintu lift tertutup kembali.
Menghela napas lega, garviil sampai merasa tercekik ketika mata pria paruh baya itu menatap tajam kearahnya. lift berhenti di lantai paling atas dalam apartemen tersebut. Pintu lift terbuka memperlihatkan hanya tiga pintu di lantai tersebut, setiap pintu memiliki dua penjaga yang berjaga tepat di depannya. Garviil keluar lalu berjalan ke arah pintu apartemen miliknya.
Dua penjaga yang melihat tuan mereka, segera membukakan pintu. " Por favor, diga ao Jeff para trazer o meu pedido ( Tolong beritahu jeff, bawakan barang pesananku ) " ujar garviil ke salah satu penjaga yang merupakan orang portugis. " sim senhor ( baiklah, tuan) " jawab penjaga tersebut. Menutup pintu setelah tuannya berada di dalam.
Garviil meletakkan tas miliknya di atas sofa. Perasaan lelah membuat seluruh badannya lengket, satu hari dia harus menyelesaikan tugas yang diberikan dosennya, dia juga sedikit membantu temannya yang sedikit kesusahan dalam mengerjakan tugas. Hal ini cukup menguras banyak tenaganya, apalagi ditambah kejadian di lift membuatnya sedikit malu karena tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat anak kecil menggemaskan itu. Mungkin mandi air dingin akan menjadi obat bagus untuknya. Selang beberapa menit, garviil keluar dengan pakaian santainya. Badan sedikit berotot dan pinggang yang lumayan ramping terlihat jelas di pakaiannya.
Sembari mengusap handuk di rambutnya, pintu apartemen terbuka memperlihatkan seorang pria yang memakai kacamata. Jeff yang merupakan asisten pribadi garviil menghampirinya dengan tangan memegang sebuah paket. " Ini tuan, paket anda " serunya ke garviil yang duduk di sofa. Memberikan paket itu. Garviil mengambil paket tersebut dan membukanya sebuah buku Novel yang berjudul ' WIYATA '
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Teen Fiction(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...