SELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
Keesokan paginya, di hari libur yang masih berlangsung. Kicauan burung yang merdu membuat pagi menjadi ceria, seperti yang dirasakan oleh ophelia yang kini berada di taman belakang rumah sedang menyiram tanamannya sambil bernyanyi dengan burung yang bertengkar di salah satu papan bunga melati yang bertuliskan 'mantan' terdengar sedikit seram. tapi, pemilik bunga melati hanyalah anak polos berbayar. Jatuhnya bukan seram tapi merinding dan gemas minta di cubit. entah darimana kata 'mantan' itu muncul di otak kecil ophelia, yang pasti kita sudah tahu siapa lagi yang mengajarkannya.
" Bunny!! Om cakra bawakan bibit pelakor " Ujar cakra yang berjalan cepat sambil memeluk bunga anggrek. Dari perkataan laknat cakra 'lah yang membuat ophelia menamai bunga-bunganya dengan nama yang bikin kita naik emosi. tapi di saat yang sama mata kita juga tercerahkan karena seluruh tanaman memiliki warna yang cantik dan berbau harum berkat ophelia yang merawatnya.
Ophelia meletakkan selang air lalu menghampiri cakra seraya berkata " Om tolong ikat pelakor di pohon pocong soalnya pot yang aku pesan belum datang. " Cakra mengangkat alisnya " Kok bisa ? Bukankah pot itu sudah kau pesan dua minggu yang lalu. Memang dimana kau pesan potnya ? " Tanyanya yang kebingungan tapi tidak berhenti melaksanakan perintah dari bunny kecilnya. " Aku pesan secara online di bantu nenek niara. Lokasinya kayaknya ada di Italia " Mendengar jawaban dari ophelia, cakra hampir terjatuh dari kursi karena kaget. Pantas saja lama, potnya saja di pesan dari luar negeri. Pot yang dari korea saja butuh dua bulan, barangnya baru sampai. apalagi dari Eropa berapa kali singgah itu pot ?.
" Kok, pesannya jauh sekali ? 'kan ada yang dekat " Ucap cakra sembari turun dari kursi taman. " Aku maunya sih gitu, tapi nenek bilang sesekali saja beli barang dari luar " Jawab ophelia mengangkat bahunya seperti menandakan ketidak peduliannya. Cakra menatap datar ketika tahu kalau tante niara lah yang menyuruh bunny kecilnya beli di luar, padahal di sini banyak pot cantik dan harganya juga murah dibanding di luar yang harus banyak membayar uang ongkos perjalanan dan bea cukai.
Hilang sudah impiannya mengajak jalan-jalan ophelia. Kalau dia membawa ophelia bisa saja cakra menarik perhatian cewek-cewek di luar sana. seperti pepatah yang mengatakan satu batu di lempar dua pulau di dapat, begitulah pepatah yang pernah didengar oleh cakra. Mungkin orang yang mengetahui pepatah ini akan menegur sahabat axton yang satu ini karena berhasil membuat pepatah yang salah.
Ophelia melempar sekop kecilnya ke wajah cakra yang mulai terlihat aneh. Bisa dilihat kalau sahabat papanya saat ini sedang memikirkan cewek-cewek di luar sana. Lemparannya tepat mengenai wajah cakra dan untungnya hanya pegangan sekop jadi tidak ada luka hanya memar biru di bagian pipi, yang membuktikan kalau lemparan Ophelia cukup kuat. "Aduh~kok om di lempar sekop sih ? Pipi om sakit loh " Ophelia memutar malas matanya melihat raut sedih yang dibuat cakra. " Om mesum! Lebih baik bantu aku mengali tanah, itu bibit cabai-cabaian masih ada di pot " Kata Ophelia mengabaikan tingkah aneh cakra. Dia mengali tanah di dalam pot untuk di pindahkan. Cakra yang melihatnya hanya bisa bersabar, entah kenapa Ophelia jadi mirip dengan dua adiknya itu. Kemana bunny kecilnya yang imut dan lucu ?!.
**" Axton tolong bantu aunty bawakan dus ini ke gudang! " Teriak tante niara yang berhenti di dekat dapur. Axton yang kebetulan berada di dapur membantu bi iyam, langsung pergi menghampiri tante niara yang sedang membawa kardus. Axton dan tante niara berjalan menuju ruangan yang seperti gudang. Disana axton ikut membantu tantenya membersihkan gudang. Tidak butuh waktu lama gudang kini terlihat rapi dan bersih, sisa memungut barang-barang yang terlihat kuno dan kotor di sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Fiksi Remaja(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...