Sepatah kata dunia dibawah
SELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
.
.
.
" Kenapa juga kita harus menjaga anak itu ? " kata dafa yang sebal karena harus menjaga anak yang belum dia ketahui identitasnya.
" Mana gue tahu. Lagipula loe juga setuju dengan pekerjaan ini. " sahut cakra yang jongkok disamping mobil. Brian yang berdiri disamping dafa hanya bisa mengelengkan kepalanya sedangkan, axton sibuk mengunyah roti yang dia beli di supermarket tadi.
Mereka kini berada di parkiran mobil dan motor. sudah 10 menit dari bel masuk kelas tapi tidak ada tanda-tanda anak yang diperintahkan datang. mereka bahkan harus meminta izin kepada guru mapel dan guru BK untuk menjemput murid baru. Tapi, kenapa sampai sekarang belum juga datang !? Seharusnya, tadi axton menanyakan jam berapa anak itu datang. Kalau sudah begini bisa-bisa mereka tidak diizinkan di mapel kedua karena perizinan hanya guru mapel pertama.
" Lebih baik kita masuk saja, deh " ujar axton yang melihat jam kalau guru mapel kedua akan masuk.
Axton berdiri diikuti cakra dan dafa merekapun hendak berjalan memasuki sekolah, tiba-tiba terdengar bunyi suara klakson mobil dari arah luar gerbang. Satpam yang menjaga disana keluar dari persembunyiannya mendekati mobil hitam. axton dan ketiga sahabatnya melihat satpam sekolah berbincang dengan sang supir mobil, satpam kemudian membuka gerbang membiarkan mobil tersebut masuk.
Setelah mobil itu terparkir disamping mobil brian. Pintu terbuka memperlihatkan dua anak remaja dan pasangan yang diyakini orangtua dari kedua remaja tadi, mereka mendekati axton dan ketiga sahabatnya yang masih berdiri ditempat.
" Permisi, apakah kalian mengenal Axton Gregson ? " tanya pria tua dengan suara bas-nya dan sedikit ada hawa intimidasi.
Axton dan ketiga sahabatnya tidak mendengar pertanyaan pria tua itu. Perhatian mereka tertuju pada visual yamg dimiliki sepasang suami-istri dan kedua anaknya. Mulai dari wanita tua yang kelihatan awet muda dengan riasan sederhana. Tapi tidak meluluhkan kecantikannya. disampingnya ada pria tua yang bertanya tadi, memiliki body yang sangat diinginkan laki-laki tidak besar maupun tidak kecil, tapi ototnya masih terlihat di jas yang dia pakai. apalagi wajahnya yang tampan rupawan garis rahang yang terukir jelas dan tatapan yang tajam.
Sedangkan, Kedua anak remaja dibelakangnya tidak kalah dari pria tua itu. Kecuali, anak remaja yang pendek memiliki wajah sedikit tampan menjurus ke manis, pipi tembem, kulit mulus kayak pantat bayi dan mata yang besar. Tapi, yang menjadi perhatian axton kali ini adalah anak remaja yang lebih tinggi dari anak remaja sebelahnya. Apalagi anak remaja itu tersenyum tipis kearahnya. dirinya tidak menyangka kalau bisa bertemu lagi dengan anak yang dia temui tadi malam.
" maaf nak, apa kalian kenal yang namanya axton ? " tanya pria tua itu lagi yang kali ini terdengar marah.
Brian yang tersadar duluan langsung menjawab pertanyaan pria tua itu " iya kami mengenalnya. Apakah anda tuan Vincent Pedro Alvredo ? " pria tua itu mengangguk dan mulai memperkenalkan diri.
Axton dan kedua sahabatnya langsung tersadar ketika mendengar brian dan tuan vincent saling memperkenalkan diri. Bagai disambar petir di pagi hari axton baru saja mengingat kembali alur novel.
Kalau tidak salah di adegan ketika darius sudah memasuki tahun pertama di sekolah inggris.
Academy yang damai dan tentram. Para siswa dan siswi berlalu lalang di koridor. darius berjalan cepat sembari menahan kekesalannya karena abang-abangnya atau lebih tepatnya abang darius asli, lebih memperhatikan ifan ketimbang dirinya yang baru saja jatuh dari tangga manalagi dia harus menahan berat badan ifan yang menimpa dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/292773394-288-k274979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Teen Fiction(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...