SELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
Orang-orang yang dilihati oleh brian adalah kedua abang dan empat sepupunya, di antara mereka ada lasma di situ yang menatap cemburu ke arah meja brian. Mereka-ke dua abang dan empat sepupu brian-datang ke restoran ini karena lasma. Adik perempuan mereka terus merengek ingin mencoba makan di restoran yang akhir-akhir ini viral di medsos. Jadi, pertemuan mereka dengan brian hanyalah kebetulan saja lagipun mereka tidak tahu kalau adik mereka akan makan di tempat ini bersama orang lain. manik mata mereka terus menatap brian yang kelihatan seperti berusaha mengabaikan kehadiran keluarganya. Mereka tidak heran jika brian bersikap seperti itu karena sudah menjadi kebiasaannya adik laki-laki kecil mereka yang bersikap dewasa di depan umum. Tapi, Ada yang membuat mereka heran dengan ekspresi brian, biasanya adik laki-laki mereka jarang mendatangi restoran seperti ini terlebih dia membawa kedua sahabatnya yang tentu saja mereka kenal dan satu anak laki-laki manis dengan anak kecil albino yang cantik dan imut.
lasma yang mengenal anak laki-laki manis itu mendenggus tidak suka. Dia tidak akan memberitahukan ke abang-abangnya kalau dirinya kenal dengannya-anak laki-laki manis- tapi, yang jadi pertanyaan dibenaknya adalah anak kecil albino itu. apa hubungan anak micin itu dengan anak albino karena interaksi mereka seperti bukan kakak dan adik ?.
" mungkin saja itu adiknya " ujar seorang laki-laki yang lebih tua dari yang lain seolah mengetahui isi pikiran lasma. suaranya terdengar lembut yang membuatnya menjadi idaman perempuan, ditambah wajah tampan yang tidak membosankan. apalagi, tatapan lembut dari bola mata hijau mudanya. Dia adalah abang pertama brian, Julius Matteo Franklin.
Disebelahnya, ada seorang laki-laki lain yang memiliki warna mata hijau tua dan suaranya yang terdengar berat. Abang kedua brian, Noah Savero Franklin. " Aku setuju, tapi telingaku ini yang salah dengar atau apa. Kalau anak kecil itu memanggil remaja manis itu papa "
" pft...! mungkin abang aja yang telinganya bermasalah. mana mungkin anak micin itu dipanggil papa. Muka aja sudah kayak bayi. Ngaco deh! " balas lasma yang tertawa mendengar ucapan abang brian satu ini. Nama lengkap lasma sebenarnya adalah lasmaya Lalita Chester. Mendengar tawa lasma yang lumayan keras membuat remaja bermata merah muda disampingnya menegur " jangan tertawa seperti itu di tempat ini, kamu itu perempuan. anak manis yang kamu panggil micin itu punya nama. jadi, panggil pakai namanya. " remaja yang menegur merupakan saudara kandung lasma sekaligus abang keduanya, Estevo Amiri chester. Dia mengelengkan kepalanya melihat adik perempuannya yang hanya mendengus. Dia tahu kalau adik perempuannya memang susah di atur tapi tetap saja dia akan berusaha mengaturnya agar adik perempuannya tidak terlalu bebas.
Lasma memasang wajah tidak suka ke arah axton, dia masih dendam dengannya. Itulah kenapa dirinya tidak mau menyebutkan nama remaja yang telah mengambil brian kesayangannya. " Aku tahu, kalau kamu masih ngambek karena brianmu diambil orang. Tapi, biarkan dia menikmati waktunya. Orang akan risih kalau ada orang lain yang ngekor seperti kamu. " tegur remaja lain. Yang merupakan abang ketiga lasma, Hanson Eduardo chester. Matanya berbeda dengan evo dan saudaranya yang lain, yang memiliki mata merah muda. Sedangkan, dia memiliki mata kuning cerah yang sama dengan ibu kandungnya. Hanson selalu mengikuti kegiatan adik perempuannya jadi tidak heran jika dia mengetahui kalau lasma sedang tidak suka dengan remaja imut itu. meskipun mengetahui semua kegiatan adiknya, dia tetap tidak tahu nama remaja yang tidak di sukai lasma.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Teen Fiction(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...