SELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
Tiga hari berlalu sejak axton di D.O oleh sekolahnya. Selama tiga hari ini, suasana sekolah terasa tidak baik dan cukup mengerikan bagi sebaguan siswa-siswi dan para guru bahkan kepala sekolah selalu mengurung di ruangannya karena ketakutan dan stress. Bagaimana tidak ? Sistem di sekolah secara perlahan berantakan, dari brian yang tidak terlalu mengurus urusan osis dan malah membiarkannya, padahal dia terkenal ketos yang paling rajin mengerjakan tugas OSIS selama menjabat. Berikutnya, Ethan dan lio yang selalu bolos di tengah pelajaran berlangsung membuat guru yang mengajar berusaha sabar menghadapinya dan di ujung kesabaran guru akhirnya melapor ke orangtua ethan dan lio dengan harapan agar orangtua mereka berdua menegur sikap kakak beradik itu. Tapi, jawaban yang diharapkan malahan sikap dingin orangtua ethan dan lio ke guru dan malah menyalahkan sikap guru yang tidak bisa mendidik anak mereka. Padahal biasanya orangtua ethan dan lio tidak seperti ini.
Lalu lasma, evo, dan hanson, ketiga saudara ini biasanya menyapa para siswa-siswi dengan ramah terutama lasma yang selalu heboh dengan para sirkel dan anggota klubnya. Tapi, kini mereka bersikap dingin dan acuh tak acuh ketika di sapa. Bukan hanya mereka saja. dikara, david, chris, gavin, ifan, darius, cakra, daffa dan teman-teman sekelas axton juga terkesan cuek dan dingin. Mereka semua yang disebutkan adalah pelaku utama yang telah membuat suasana horor di sekolah tercipta, tapi di balik itu ada setitik bunga beracun yang perlahan tumbuh di sekitar siswa-siswi.
Rosse gadis cantik, polos, dan imut itu di mata para siswa-siswi. Mencari objek kenyamanan bagi penghuni sekolah yang ketakutan. Itulah kenapa para siswa-siswi mendekatinya untuk mencari ketenangan di tengah tekanan sekitar sekolah. Rosse yang baru saja masuk sekolah jadi pusat perhatian siswa-siswi dan para guru. Dia dipuji dari fisik hingga akademik walau nilai yang di milikinya masuk standar nilai sekolah. Tapi, yang membuatnya istimewa adalah karena dia putri angkat keluarga braginski yang berarti saudara dengan daffa dan ketiga abangnya. Karena statusnya itu, tidak ada satupun yang berani membully atau menghina gadis itu karena mereka tahu bagaimana kekejaman geng tirai bambu terhadap mangsanya.
Kembali ke daffa yang saat ini duduk di sofa dengan suasana hati yang penuh emosi negatif. dia menatap datar ayahnya yang duduk di depannya. Bukan hanya ada ayahnya saja, ada kepsek, tuan besar leight, dan paling penting adalah axton. Mereka berkumpul di ruang kepala sekolah karena ingin membahas masalah yang terjadi kemarin. Axton yang hanya memakai pakaian santai dengan sandal jepit merasa minder dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka memakai pakaian yang rapi dan sopan, jangan lupa berkelas dan mewah sementara dirinya memakai baju kaos merah, celana pendek selutut, dan sendal jepit yang semua pakaiannya di beli di pasar dengan harga murah lebih tepatnya dibeli pas cuci gudang.
Awal sebelum artinya berasa di kantor kepsek, mulai dari dirinya yang berniat pergi ke pasar pagi ini karena stok sayur dan daging habis. Salahkan saja, sama para lelaki di rumahnya yang memiliki perut karet kecuali putrinya. Ah! Dirinya juga lelaki jadi nafsu makannya besar. Tapi, diantara dirinya dan ketiga sahabatnya yang paling ngeselin itu cakra. Remaja itu memakan habis semua makanan termasuk cemilan yang sengaja dirinya simpan. Bahkan bahan makanan yang disembunyikan anehnya berhasil cakra temukan. Mau tidak mau, dirinya harus pergi yang berbelanja karena hanya dia saja yang tidak punya kesibukan di rumah.
Jangan tanya kemana bi iyam dan tante niara, mereka berdua sudah pergi dari subuh dengan meninggalkan uang, kartu ATM, voucher diskon, dan list bahan makanan yang kurang. Keduanya pergi untuk melanjutkan kegiatan yang tertunda.

KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Roman pour Adolescents(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...