Sepatah kata dibawah
SELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
.
Hawa di kelas dingin disertai tatapan menusuk millik orang yang kini duduk di kursi. Mata tajamnya menatap ke seluruh siswa dan siswi di kelas itu. Mereka semua duduk bersimpuh dibawah lantai bagaikan menghormati dan ketakutan dengan sang raja yang sedang murka. Sedangkan, dafa dan cakra pergi duluan ke kantin membeli makanan karena sudah kelaparan dan tidak terlalu mempedulikan axton sahabat mereka berdua. berbeda dengan lio dan ethan yang malah duduk disisi lain brian, karena bagi mereka ini terlalu menarik untuk dilihat dan sayang sekali untuk mereka lewati.
" Jadi, kenapa kalian tadi ribut ? " tanya brian dengan tegas. Suaranya membuat siswa dan siswi yang dibawahnya terlonjak ketakutan. Mereka serentak menatap axton karena hanya dialah yang dekat dengan salah satu pangeran sekolah. Axton yang ditatap, menatap balik dengan raut wajah yang menandakan tidak berani bersuara. Dia juga sama takutnya seperti teman sekelasnya. bayangkan saja, selama ini brian yang dia kenal adalah anak yang sabaran. mau diganggu bagaimanapun akan tetap diam. tapi, untuk kali ini saja baru dirinya melihatnya-brian-marah. Seperti yang dikatakan orang, kalau orang sabar jangan pernah diusik atapun di ganggu. Menyesal dia melempar buku ke wajah sahabatnya. " habislah aku ~ " batin axton yang memikirkan hukuman apa yang nantinya diterimanya.
" tidak ada yang mau menjawab! " gertak brian yang sudah kehabisan kesabarannya. ketakutan para siswa dan siswi menambah, mana mau mereka bersuara kalau brian sudah begitu. Tapi, mereka heran kenapa kemarahan sang pangeran sekolah tidak berpengaruh ke fans brian ? Coba lihatlah diluar kelas mereka, ada semua fans fanatiknya yang malah berteriak kegirangan seolah melihat pangeran salju di padang gurun. Inilah salah satu alasan kenapa di kelas mereka tidak ada yang fanatik sama brian. Fansnya terlalu menyeramkan dan gila.
Manik mata brian melihat ke seluruh siswa dan siswi hingga matanya tertuju ke ketua kelas. " loe ketua kelas 'kan ? " tunjuknya ke akil yang merupakan ketua kelas. " i-iya, bang " gagap akil yang sudah berkeringat dingin. Matilah dia, coba saja tadi dia melerai teman-temannya. tapi, karena terlanjur emosi dia sampai keterusan.
" loe itu ketua kelas. tapi, kenapa tidak berhentikan teman loe tadi ? " akil dan seluruh temannya menunduk dan mengatakan minta maaf. Tidak mungkin mereka menjelaskan detail permasalahan yang terjadi tadi, yang ada mereka diketawain apalagi fans brian bukan hanya fanatik dan gila. tapi, juga salah satu penyebar gosip hebat. Meskipun, mereka adalah kelompok gosip yang terkenal di sekolah. tapi, mereka tahu kalau di atas mereka ada lagi yang lebih hebat. Jadi, hati-hati adalah kunci dari penutup aib di kelas ini.Brian mengelengkan kepalanya, dirinya tidak habis pikir. " loe juga axton " axton tersentak ketika namanya disebutkan " loe kenapa tadi lempar buku ? ". Axton menggaruk pipinya yang tidak gatal sambil cengegesan seolah tidak bersalah. " itu, gue kira- tadi kucing- Hehehe " lio dan ethan mengangga mendengar alasan polos axton. Itu adalah alasan yang sangat tidak masuk akal. dan lagi, perasaan tadi pagi anak ini tidak banyak bicara dengan mereka berdua. Brian menggeleng lemah, alasan apa itu ? Mana ada kucing buka pintu tanpa ada suara mengeong " alasan! Untung gue yang kena bukan guru. Coba guru yang kena, kalian pasti dihukum dilapangan apalagi loe axton. "
" Maaf, brian.. Eh! Bang brian " ucap axton tertunduk lesu dan sempat lupa kalau di sekolah dia harus memanggil brian pakai kata ' bang ' karena kakak kelasnya. Tadi dia terlalu semangat karena bisa merasakan lagi masa-masa sekolah jadi tidak sadar melempar buku. untungnya hanya buku, karena dia sempat berpikir untuk melempar meja guru. Brian menoleh ke pintu kelas karen ada dafa dan cakra memanggilnya dan mengangkat datang banyak kantongan plastik. " lain kali hati-hati, kalau gitu gue pergi dulu. " ucapnya beranjak dari kursi kemudian melangkah keluar. Siswa dan siswi menghela napas lega akhirnya mereka bisa bernapas lancar. mereka bersyukur karena brian tidak mengadu ke guru BK. Kaki brian tiba-tiba terhenti diambang pintu, dia berbalik lalu memanggil axton kemari. axton yang tadinya bernapas lega langsung napasnya terhenti. sementara itu, teman-teman sekelasnya berdoa akan kesuksesannya dan akan mengenang jasanya. Matanya-axton- memicing ke arah teman sekelasnya yang malah membuat teman sekelasnya sedikit gemas dan melambaikan tisu putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Jugendliteratur(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...