6. Gadis Heroin

1.2K 140 13
                                    

Sepatah kata ada dibawah

SELAMAT MEMBACA READERS
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Semua mata menatap gadis yang baru saja menampar brian. Kantin yang awalnya ramai tiba-tiba menjadi sunyi hanya suara air mendidih di salah satu kios dan dentingan sendok yang masuk ke mulut saking kagetnya.

Saat mereka tahu siapa yang berani memukul brian. Para siswa dan siswi kembali ke aktivitas masing - masing melanjutkan makan. Bahkan, para penggemar brian pun tidak ikut campur.

Gadis yang menampar tadi menatap brian dengan marah. Dia tidak memikirkan kelakuannya didepan umum akan mempermalukan namanya nanti. Tapi, baginya itu tidak penting. Yang penting dia harus membuat laki-laki didepannya harus tahu diri.

" Apa maksudmu meninggalkanku tadi pagi !? Gara-gara kamu, aku harus terlambat dan dihukum " ucap gadis tersebut dengan marah

Brian yang ditampar menatap datar gadis itu. Dia tidak suka ketenangannya diganggu oleh orang lain. Terlebih, gadis ini yang dengan beraninya menampar dirinya hanya sekedar masalah sepele.

" Aku sudah bilang, kalau aku tidak akan mengantarmu mulai hari ini dan seterusnya. Apa kamu tidak mendengar apa yang kuberitahukan tadi malam ? "

Tatapan brian membuat gadis itu ketakutan dan merinding. Dia sudah sering mendapatkannya tapi tetap saja itu membuatnya takut.

" eh...tapi, ayah mengatakan kamu akan tetap mengantarku. Aku ini sepupumu. Tidak mungkin kamu begitu teganya denganku " rengek gadis itu ke brian yang menggoyangkan lengannya.

Brian menarik lengannya dan berdelik kesal. Dia paling benci sepupunya yang satu ini pasalnya diantara para sepupunya hanya dia yang paling dimanja karena anak perempuan satu - satunya.

Bagaimana brian tidak kesal coba ? Setiap hari dia selalu mengikutinya dari sekolah, les dan apapun itu pasti mengekor. Bukan hanya itu, saat tidur dia juga sering masuk ke kamarnya begitu saja dan tidur disampingnya dengan alasan takut. Padahal, badannya sudah besar dan pasti sudah pubertas seharusnya sebagai perempuan dia malu karena masuk ke kamar laki-laki begitu saja.

Dia yang sebagai laki-laki malah selalu waspada dengannya. Karena, salah sedikit saja dia akan kena kemarahan dari para pawangnya. Mau dia membela diri juga tidak ada yang percaya kecuali gadis ini yang mengatakan sebenarnya baru di percaya.

" Kayaknya, kamu tidak mendengarku. Kalau, gitu aku ulangi lagi mulai detik ini dan seterusnya aku tidak akan mengantar apalagi menjemputmu. Karena, aku sudah punya janjian dengan sahabatku. Apa kamu mengerti, Lasmaya lalita ? " ujar brian dengan penuh penekanan kepada sepupunya.

Dia tidak akan membiarkan sepupunya menganggu dia lagi. Cukup dirumah dia selalu mengikuti maka diluar tidak boleh. Sekarang sahabat kecilnya ada disini yang berarti izin keluar atau menginap gampang karena keluarganya mengenal axton.

AXTON & OPHELIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang