Sepatah kata dibawahSELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disinilah ophelia berdiri didepan murid - murid yang lebih tua darinya dengan tinggi badan yang berbeda-beda.
Dia melirik sedikit ke arah bangku yang diduduki oleh para orangtua dibelakangnya, matanya melihat rata-rata orangtua memakai baju dan tas mahal. Apalagi, dirinya juga melihat murid-murid didepannya juga memakai baju yang mahal.
" Kenapa aku dikelilingi orang kaya, sih?" batin ophelia
Netra emasnya menyusuri bangku dan menemukan bi iyam yang duduk bersama para ibu - ibu. Bi iyam tersenyum dan melakukan gerakan bibir seperti menyemangatinya.
Ophelia sedikit tersenyum kemudian kembali melihat kearah murid-murid yang masih menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan. Mungkin, mereka melihat rambut dan matanya yang tidak biasa.
Dia berharap hari ini dia menjalani kehidupannya dengan tenang. Tanpa ada gangguan apapun yang terjadi. Kali ini dirinya harus melakukan semua yang ingin dilakukannya.
" Baiklah, semuanya harap perhatian kalian kesini " panggil sang pelatih yang bernama bu siti.
Murid-murid yang awalnya hanya melihat ophelia dari jauh pun berkumpul, mereka berbaris ada sekitar 15 orang di dalam kelas. Kalau di tambah dirinya berarti berjumlah 16 orang.
" karena, semuanya sudah berkumpul ibu ingin memperkenalkan teman kita yang baru " ujar bu siti mendorong sedikit punggung Ophelia ke depan " silahkan, perkenalkan dirimu nak "
Ophelia yang gugup berusaha menarik napasnya. Dia tidak boleh menghancurkan kesan pertamanya.
" Perkenalkan, namaku Ophelia Gregson. kakak bisa memanggilku lia atau ophelia " ucap ophelia melihat tatapan murid - murid didepannya.
" Ada yang punya pertanyaan untuk nak lia ? " tanya bu siti.
Salah satu murid mengangkat tangannya " bu, berapa umurnya ?" tanyanya
" Umurnya baru 2 tahun, ibu harap kalian berteman dengannya "
Perkataan Bu siti membuat murid - murid disana langsung heboh. Pasalnya, mereka semua berumur 7 tahun dan untuk masuk kesini mereka juga di seleksi ketat.
" Bu, kenapa rambutnya warna putih seperti nenekku ? " tanya salah seorang murid lain.
Pertanyaannya sontak membuat semua murid disana tertawa. Ophelia terdiam ketika rambutnya dikatakan mirip nenek-nenek. Ingin rasanya dia membantah tapi, apa yang dikatakannya ada benarnya juga.
" warna rambutku dari lahir sudah begini " jawab Ophelia berusaha terlihat senyum meskipun di dalam hatinya dia agak teriris.
" matamu juga dong "
Ophelia mengangguk, matanya sudah berkaca - kaca dan badannya juga bergetar, dia ingin pulang dan menangis saja.
Keheningan pun terjadi, membuat Ophelia takut kalau mereka akan membullynya. Sedangkan, bi iyam sudah siap berdiri dan memarahi murid-murid disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Подростковая литература(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...