SELAMAT MEMBACA READERS
.
.
.
kelas axton yang biasanya ribut dan berisik kini hening seolah ada angin puting beliung yang menghantamnya, hanya terdengar suara guru menjelaskan di sambil menulis di papan tulis dan suara siswa-siswi yang fokus dengan penjelasan sang guru sembari menulis di buku. Seperti itulah yang dirasakan axton sekarang, anak ini sangat fokus dengan penjelasan di atas sampai tidak menyadari kalau ada dua orang yang kelihatan cemberut.
Kefokusan axton membuyar ketika merasakan ada beban di bahunya, saat dia menoleh sedikit ke samping dia hanya bisa menghela napas untuk menghilangkan rasa tegangnya. " axton sayang, perhatikan abangmu dong sekali saja " suara yang imut dengan sedikit berat dan raut wajah yang seperti anak puppy di buang, siapa lagi kalau bukan tokoh utama di novel, darius. Axton tidak mengindahkan perkataannya dengan dinginnya, axton menyingkirkan bahunya dari kepala remaja itu kemudian kembali fokus dengan penjelasan yang dia lewatkan.
Saat axton kembali fokus lagi tiba-tiba ada hawa yang tidak enak membuatnya merinding dari belakangnya, saat axton mencoba melirik sedikit ke belakang betapa terkejutnya dia melihat tatapan milik ifan yang seperti ingin membunuhnya. Axton sontak kembali menatap ke depan seolah tidak melihat hal yang kejam dia berusaha fokus. tapi, tatapan itu entah kenapa seperti mengarah kepadanya. tanpa axton ketahui kalau itu sebenarnya tatapan yang mengarah ke darius yang sedang menyandarkan kepalanya lagi di bahu axton.
" aku harus bertahan satu hari ini saja. Demi menikmati kehidupanku kedua ini " batin axton ketakutan.
Mari kita kembali sebelum darius dan ifan berada di kelas axton. Di ruangan kepala sekolah, lio dan ethan langsung membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu. Di sana ada darwin yang sedang berbincang dengan kepsek di meja kerja sedangkan di sofa panjang ada ifan dan darius yang asyik bermain game. Lio dan ethan menghampiri kedua teman mereka. " kenapa kalian cepat sekali datang ?" tanya Lio sembari duduk di samping darius yang masih fokus ke layar ponselnya. " kenapa tanya pada kami, coba loe tanya ke bapake tersayang ?" tunjuk darius ke daddy tercintanya yang sudah selesai berbicara dengan kepsek.
" biasa Lio, om ini bingung mau sekolahkan keduanya. dan tolong sayang, jangan gunakan bahasa gaulmu " jawab darwin yang menyuruh kepala sekolah keluar dari ruangan." yes, daddy." ucap darius malas.
" bukannya di Inggris banyak sekolah yang mau terima darius dan ifan. 'kan mereka anak yang pintar" celetuk ethan bingung " memang benar but My sons don' t like academy there" jawab darwin sembari membuka jendela kepsek untuk mencari angin segar.
" why ?" kini yang bertanya Lio. Dia heran padahal dulu darius dan ifan akan menangis atau merengek ingin sekolah di Inggris alasannya agar mereka berdua bisa keluar dari mansion. Tapi, sekarang kenapa mereka malah mau datang jauh-jauh ke sini hanya untuk sekolah ? Bukankah ini aneh ? Dan lebih anehnya lagi, pemberhentian kegiatan mafia keluarga ini secara tiba-tiba. Lio tidak tahu apa yang direncanakan mereka tapi yang pastinya dia merasa ini ada kaitannya dengan axton.
Melihat raut wajah Lio yang penuh kecurigaan, ifan langsung berhenti bermain game lalu meletakkan ponselnya di atas meja. Dia menoleh ke Lio yang masih terkubur dalam pikirkannya " jangan pikir hal macam-macam lio, aku dan darius hanya mereka tidak seru saja kalau tidak ada adik manisku axton " kata ifan yang tersenyum lebar.
" egh! yang benar saja masa' cuman gara-gara itu " balas lio menghela napas panjang, percuma saja dia berpikir macam-macam tentang mereka. Pada akhirnya ifan dan darius merasa kesepian saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/292773394-288-k274979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON & OPHELIA
Novela Juvenil(Story original/karya asli) Kisah dua jiwa yang berbeda umur dan nasib tapi memiliki satu tujuan yaitu keluarga. -------------- Remaja berumur 21 tahun hidup sebagai mahasiswa semester 5 di universitas ternama, Oxford. Jurusan seni dan visual. Me...