24. Rumah dan taman hancur

249 38 1
                                    

SELAMAT MEMBACA READERS

.


.





.

axton duduk dengan gugup, walau ini rumahnya sendiri tapi yang menjadi tamunya bukanlah orang biasa. Lihatlah sekarang banyak pasang mata yang menatap kearahnya. Ada rasa dia ingin mencolok beberapa pasang mata itu, axton tahu kalau dirinya tampan dan dia tahu kalau wajah ini memang memiliki pesona tak terduga. tapi dia ini bukan patung yang di pajang dan di perhatikan! Bisakah seseorang menolongnya ?!.

cakra yang menjadi harapannya telah pergi. Setelah di seret paksa bi iyam untuk menemaninya ke pasar karena kekurangan kue-kue untuk tamu sedangkan dua sahabatnya yaitu, dafa dan brian, saat ini tidak ada karena ada urusan keluarga yang mendesak. Tante niara ? Jangan ditanya saat ini tante kesayangannya itu sedang melayani nyonya raisha karena bagaimanapun juga nyonya raisha adalah klien penting tantenya. Jadi, hanya axton sendiri yang harus menemani anak-anak ini.

Anak-anak didepannya berperilaku sangat tidak terpuji. Mereka bertingkah seperti rumah ini adalah rumah mereka sendiri. " Wah! Axton, gue tidak tahu kalau loe punya vas keramik kuni ini! " Seru lio menatap kagum ke vas yang berada di dekat rak buku. " Jangan menyentuhnya! " Tegur axton. Dia tidak mau vas kesayangan ibu axton asli jatuh lagi setelah pernah jatuh gara-gara ophelia tidak sengaja menyenggolnya. Untung saja vas itu hanya retak sehingga kerusakannya tidak parah. Syukurlah ophelia yang menjatuhkannya, kalau orang lain sudah tidak selamat orang itu karena kena amukan dari axton.

" Axton, kenapa tv loe masih kuno begini ? " Tanya ifan yang menonton berita dengan layar yang sudah rusak. " Itu memang kuno tapi masih bagus dan jernih suaranya " Jawab axton yang menghentikan tangan ifan yang hendak memencet tombol manual di televisi. Dia tidak mau ada bekas cap jari ifan menurutnya itu, sangat menjijikkan.

" Bagus suaranya doang, tapi layar tidak. Biar gue dan darius belikan loe TV baru bagaimana ? Kebetulan gue lihat ada TV pengeluaran baru. " Axton langsung mengelengkan kepalanya " Tidak perlu, nanti brian yang mengurus TV ini. " Ifan dan darius yang mendengarnya langsung menatap tajam axton yang sedang mematikan televisi. Sedangkan lio, ethan, dan seorang remaja hanya bisa menonton. " Kenapa teman loe yang mengurusnya ? Memang apa hubungan loe dengannya ? " Tanya darius sedikit iri dan ada perasaan tidak terima.

Axton menjawab tanpa menghadap ke darius yang duduk di sebelah ifan " Dia hanya teman gue, tapi sudah gue anggap saudara. memang apa salahnya. lagipula brian juga sering tinggal di rumah ini dan sering merawat rumah ini dengan cakra dan dafa "

" Tch! Apa sampai segitunya loe biarkan brian melakukan seenaknya di rumah ini padahal rumah ini milik loe sendiri " Delik kesal darius yang membuat axton menatap bingung kearahnya. " Kenapa jadi loe yang kepanasan ? Ini juga urusan gue dan brian! Yang seenaknya itu, sebenarnya loe sendiri yang datang ke rumah gue tanpa bilang-bilang! " Axton tidak habis pikir dengan darius yang tiba-tiba begini. Kenapa juga dia yang tidak terima ? Mengurusi axton secara tiba-tiba dan marah hanya karena sahabatnya bagaimana tidak kesal coba!.

Nyonya raisha dan tante niara menatap darius dan axton yang saling tatap bermusuhan. Mereka menduga kalau kedua anak itu, sedang berantem. Tante niara yang ingin melerai langsung dihentikan oleh nyonya raisha yang menyuruhnya untuk membiarkan mereka. Tante niara dengan enggan kembali duduk walau merasa agak khawatir dengan axton. Jarang sekali dia melihat keponakannya marah kalau tidak berhubungan dengan anaknya. Tanpa tante niara ketahui, nyonya raisha memberikan kode ke salah satu anaknya untuk menjadi penengah.

AXTON & OPHELIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang