Win keluar dari kamarnya. Win ingin mengisi perutnya terlebih dahulu. Pembantu di rumah ini seperti menjadi teman Win. Hanya pagi hari Win bisa makan dengan puasnya. Jika tidak beruntung, Win akan seperti kemarin. Hanya makan malam. Jika Win mendapatkan nilai yang sempurna, Win seperti raja yang apapun akan dituruti.
Win melihat lauk yang ada di meja makan. Kesukaan Win. Tentu saja yang memasak pembantu bukan Mamanya.
Win segera menaruh nasi dan semua lauk kesukaannya dipiring. Win memakan makanannya dengan lahap.
Selesai sudah proses makan pagi Win. Win segera berangkat sekolah diantar oleh sopirnya. Win tidak pernah diantar oleh orang tuanya. Orang tua Win hanya bisa datang untuk mengambil raportnya. Selama perjalanan, Win melihat banyak anak punk yang sedang menunggu.
"Kayaknya mereka mau ngetrip lagi deh" batin Win.
"Kenapa den?"
"Eh gak papa pak. Banyak anak punk"
"Iya den. Disini kan terkenal banyak anak punk berandalan. Jadi kelihatan kotor juga"
"Eh mereka baik kok pak"
"Kita kan gak pernah dekat sama mereka den, jadi kita gak tau"
"Eh iya pak, pak nanti anterin aku ke toko roti sebentar ya"
"Oke den"
Tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil itu.
Mobil Win sampai di sekolahnya. Banyak yang menyambut kedatangan Win, karena Win termasuk orang penting disana. Di sekolah ini pun juga memandang kasta. Penguasa dan bawahan. Tapi Win tetap berteman dengan bawahan. Mereka semua tidak ada yang membully teman bawahan Win.
Win mulai turun dari mobilnya. Melihat ke semua arah. Win kembali menatap sopirnya.
"Jangan lupa ya pak nanti. Bapak boleh pulang sekarang"
"Iya den"
Mobil itupun mulai meninggalkan sekolah Win. Win melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya. Dipertengahan jalan, seseorang memanggil nama Win.
"Win"
Win memberhentikan langkah kakinya. Win membalikan badannya dan menatap orang itu.
"Hah hah hah Win"
"Kenapa Kal?"
Ya Nekal Agrata. Teman Win yang paling dekat dengan Win. Tapi bukan berarti mereka berteman terus. Win lebih sering dengan anak-anak bawahan.
"Belajar bareng yuk. Bentar lagi kan ulangan Kimia?"
"Lu belum belajar?"
"Udah woy. Cuma mau mastiin materi sama lu aja"
"Oh oke. Dimana?"
"Perpustakaan aja" jawab Nekal
"Oke"
Win dan Nekal berjalan menjauhi ruang kelasnya. Jam segini perpustakaan masih sangat sepi. Ibu penjaga perpustakaan sudah hafal dengan sifat Win, maka dari itu ibu penjaga itu tidak menanyai lebih.
Win mulai menghadap ke arah Nekal.
"Mau duduk dimana?"
"Pojok aja. Gue cari buku dulu"
"Oke"
Win segera duduk di tempat yang dimaksut Nekal. Sedangkan Nekal mencari buku tambahan tentang materi itu. Setelah dapat, Nekal duduk di samping Win.
Win hanya menatap bukunya. Sedangkan Nekal sekarang hanya menatap wajah Win.
"Buku di depan, bukan diwajah gue"
"Eh iya"
Nekal segera menghadap ke arah buku yang dibaca Win. Sebenarnya Nekal sudah paham dengan materi ini. Nekal hanya ingin waktu berdua bersama Win.
Tangan Nekal mulai merangkul pundak Win. Jemari Nekal bermain di pipi Win.
"Gue kangen lu tau gak. Udah lama gak berduaan sama lu"
"Kan, udah gue kira ini cum modus lu doang"
"Cium dong Win, udah lama gak rasain bibir lu"
"Mata lu cium"
"Sok galak lu. Sebenarnya lu mau juga kan tapi malu"
"Mulut lu ya"
Nekal mendekatkan wajahnya ke wajah Win. Nekal mulai menciumi pipi Win. Lama kelamaan, Nekal mulai menciumi bibir Win.
"Ada CCTV goblok"
"Tenang, udah gue urus"
Nekal kembali melanjutkan ciumannya. Win mulai membalas ciuman Nekal.
"Win oralin bentar napa?"
"Ogah suruh oral pacar lu sana"
"Ayolah Win, gue janji deh bakal diem"
"Ogah"
"Gue sebarin nih ke orang-orang. Kalau anak pintar yang mereka banggain ternyata suka oral in orang"
"Brengsek lu. Copot sana celana lu"
"Gitu dong"
Nekal mulai melepaskan ikat pinggangnya. Nekal melepaskan celananya hingga selutut. Win segera mendekat ke arah junior Nekal. Win memegang junior Nekal. Perlahan tangan Win mulai menaik turunkan junior Nekal.
"Ahhhhh Winnn"
"Lu desah bisa pelan gak sih. Ketahuan entar"
"Tangan lu aja udah enak, apalagi mulut lu"
"Hmm"
Win segera memasukan junior Nekal ke dalam mulutnya. Nekal memejamkan matanya karena keenakan. Tangan Nekal membantu Win untuk lebih memasukan juniornya.
"Ahhhhhh Winnnn enakkk bangettt mulut luuu"
"Ohhhhhh Winnnn"
"Fuckkkkk ahhhhh"
"Winnnnn"
"Ahhhhh gueee mauuu keluarrrhhh"
Setelah mengucapkan itu, Nekal mengeluarkan spermanya di mulut Win. Win menelan sperma Nekal.
"Gila manis banget sperma lu"
"Jelaslah gue. Mulut lu enak banget"
"Tentu. Udahkan gue mau balik ke kelas"
"Thanks sayang, service lu enak banget"
"Brengsek lu" umpat Win.
Win segera membereskan semua buku yang ada di sana. Win meninggalkan perpustakaan. Win mengelap bibirnya yang terdapat sisa sperma Nekal.
Kalian berharap Win menjadi anak cupu kutu buku? tidak teman. Win nakal karena semua dilarang oleh orang tuanya.
° DIARY BRIGHTWIN °
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓
FanfictionCinta gak salah. Kadang pandangan orang yang membuat kita salah. Kita harus berjuang demi kebahagiaan kita, namun kita yang terus menerus salah. Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biark...