Pagi harinya Win segera berangkat ke sekolahnya. Win berjalan kaki menuju sekolahnya. Sesampainya di sekolah, semua orang menatap Win.
"Oh ini anak yang pintar itu. Eh ternyata hamil duluan"
"Yah cowok kok bisa hamil"
"Jijik sih, ternyata hamil sama orang jalanan"
"Kumuh banget tuh pasti"
Win menghampiri siswa yang berbicara itu.
"Maksut lu apa?"
"Lu hamil kan? Anaknya orang jalanan itu. Sekarang lu diusirkan?"
"Tau dari mana lu?"
"Tuh dimading terpampang jelas"
Win lari untuk melihat mading. Disana banyak orang berkerumun.
"Misi misi"
"Huuu dasar cowok kok bisa hamil"
"Murahan"
Win melihat poster yang terpampang. Belum ada yang tahu kejadian ini, tapi kenapa bisa ada poater dirinya.
Win segera mencabut poster itu dan membuangnya. Win segera lari. Dia ingin pergi dari tempat ini. Win berlari dan menabrak seseorang.
"Win"
Win menatap orang itu. Nekal.
"Lu gak papa?"
"Gak papa, gue pergi dulu"
"Win boleh bicara di atas?"
"Bicara apa Kal? Di sini aja. Gue gak mau lu kena kasus karena bicara sama gue"
"Gue gak peduli Win"
Nekal menarik tangan Win. Diikuti 2 teman Nekal. Sesampainya di atas, Win duduk bersama Nekal dan temannya.
"Kok bisa? Ceritain ke gue"
"Ceritain apa Kal? Kan udah jelas gue hamil"
"Kenapa gak nangis?"
"Buat apa nangis Kal? Gue gak mau kalau gue stres, anak gue juga ikut stres. Gue lari cuma gue malu. Gue juga takut anak gue jadi ejekan di masa depan"
"Cowok lu mau tanggung jawab?"
"Gue cuma bahan taruhan kali. Jadi gue cuma punya anak gue"
"Kenapa lu gak minta tanggung jawab Win?"
"Gue bisa kok Kal urusin anak gue sendiri. Gue yakin Bright juga gak mau punya anak ini. Dia punya pacar. Gue gak mau ganggu hubungan orang"
"Gue pergi dulu ya. Mau cari kerja"
"Win"
Nekal memegang tangan Win. Win menepuk kepala Nekal dan teman-temannya.
"Jangan nakal lagi. Jangan bully orang lagi. Masak anak gue punya om yang nakal sih. Jangan suka bully Reska. Kalau bisa gantiin gue jaga dia ya. Jagain juga temen-temen gue. Jangan sampai mereka dibully. Dan lu Kal. Tobat. Setia sama pacar lu"
"Gue sayang sama lu Win. Gue macarin Rena cuma buat pengalihan aja. Biar gue bisa dekat sama lu"
"Gila lu Kal. Jauhin gue mulai sekarang kalau lu masih manfaatin Rena"
"Gue udah coba Win, tapi gue gak bisa"
"Lepasin gue. Gue mau pulang"
Win mengehentakan tangannya. Terlepas sudah pegangan Nekal. Win segera berlari menjauhi Nekal dan teman-temannya.
Win sampai di toko roti tantenya. Win segera masuk ke dalam.
"Loh Win kamu kok kesini? Gak sekolah?"
"Te bisa kita bicara di dalam?"
"Ya udah ayo"
Tantenya menarik tangan Win. Sesampainya di ruang tantenya, Win segera duduk di sofa.
"Kamu kenapa?"
"Te, Win hancur. Masa depan Win hancur"
"Kamu kenapa Win?"
"Win hamil te. Sekolah Win juga putus. Padahal sedikit lagi Win bakal dapat ijazah"
"Winnn"
Tante Win memeluk Win, memberikan sedikit kekuatan.
"Papa sama mama kamu gimana?"
"Aku udah di usir te. Katanya aku cuma bikin malu. Mereka gak mau anggap Win"
"Kamu sekarang tinggal dimana?"
"Win sudah kontrak rumah kok te. Te boleh gak Win kerja disini?"
"Kamu kerja di perusahaan tante saja ya. Jangan disini"
"Gak te, di sini saja. Ijazah Win kayaknya cuma bisa buat daftar di sini"
"Tapi Win"
"Boleh ya te"
"Terserah kamu Win. Kalau ada apa-apa bilang ke tante"
"Terima kasih tante. Boleh Win kerja hari ini"
"Boleh Win. Lakukan sesuka kamu"
"Terima kasih te. Terima kasih banget"
"Sama-sama"
Win memeluk erat tubuh tantenya. Hanya tantenya yang mengerti dirinya. Win mulai bekerja hari ini. Dia akan mengumpulkan uang untuk kehidupan masa depan. Dia takut uangnya akan habis.
° DIARY BRIGHTWIN °
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓
FanfictionCinta gak salah. Kadang pandangan orang yang membuat kita salah. Kita harus berjuang demi kebahagiaan kita, namun kita yang terus menerus salah. Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biark...