Diary Nembelas

3.3K 360 39
                                    

Win sampai di kontrakannya ketika malam. Brina sudah menunggu di kontarakan Win. Brina menghampiri Win yang sedang berjalan.

"Hay Win"

"Ya Bri?"

"Enak ya, sekarang hamil anak Bright"

"Gue udah jauhin Bright. Tolong jangan ganggu gue"

"Gue bakal ganggu lu terus sampai lu keguguran"

"Gue salah apa Bri sama lu?"

"Lu udah ngerebut Bright dari gue"

"Gue gak ngerebut Bright. Gimana mau rebut Bright dari lu. Dia cuma sayang sama lu. Lu gak inget gue cuma bahan taruhan?"

"Bagus lu sadar posisi lu"

"Ya. Permisi gue mau masuk"

"Songong lu"

Brina mendorong Win hingga terjatuh. Brina tertawa.

"Mampus lu, sekalian keguguran aja lu"

Win menahan sakit di perutnya. Sedangkan Brina sudah meninggalkan Win sendirian. Win tak mungkin ke dokter sekarang. Pasti semua sudah tutup.

Win mencoba untuk berdiri. Namun sulit. Reka datang dan membantu Win. Win menatap Reka.

"Terima kasih Ka"

"Gue antar ke rumah sakit"

"Gak usah Ka. Udah malam. Terima kasih ya udah bantuin gue berdiri"

"Ikut gue"

Reka menarik tangan Win. Reka akan membawa Win ke rumah sakit. Win memberontak.

"Win diem. Ikut gue"

"Ka tolong, jangan perlakuin gue kayak gini. Lu kayak beri harapan gue kayak gue punya teman. Stop ka"

"Gue temen lu Win. Sampai kapanpun lu temen gue"

"Ka, stop berlaku seolah-olah kita dekat"

"Win please, anggap aja ini demi anak lu bukan gue"

Win terdiam sebentar.

"Oke"

Win mulai naik ke motor Reka. Win menahan sakit yang ada di perutnya. Wajah Win sudah pucat.

Sesampainya di rumah sakit, Win segera dibawa ke  obgyn. Win mendapatkan pemeriksaan.

"Kamu pernah terkena benturan?"

Win memikirkan segalanya. Jatuh, tendangan.

"Gak pernah"

"Keadaan anak kamu lemah. Sebaiknya saran saya, tolong gugurkan. Jika dia semakin membesar, kamu yang tak terselamatkan"

"Saya pertahankan anak saya dok. Cuma dia yang saya punya"

Reka terdiam mendengar itu.

"Ya sudah saya kasih resep ya. Ditebus"

"Baik dok, terima kasih"

Win mendapatkan resep untuk menguatkan janinnya. Win segera keluar dari ruang dokter.

"Win gue mohon turutin kata dokter. Lu masih bisa bikin lagi sama Bright"

"Apa sih Ka"

"Kita jangan bicara di sini"

Reka membawa Win pergi dari rumah sakit itu. Reka membawa Win ke gedung tua yang pertama kali Win datang bersama Bright. Reka menyalakan flash hpnya. Win hanya mengikuti Reka. Reka duduk di pinggir gedung itu.

"Win gue mohon gugurin anak lu. Nanti gue bantu lu balikan sama Bright"

"Apa sih Ka? Gue gak mau jadi pengganggu hubungan orang"

"Gue gak mau lu pergi brengsek"

Win menatap lurus ke depan.

"Cuma dia yang gue punya Ka. Dia belum lihat dunia, masak gue gugurin. Kalau waktunya gue pergi, ya gak papa. Ini takdir juga. Sama kayak gue ketemu lu semua, takdir"

"Tapi Win"

"Lu mau jadi temen gue kan? Kalau iya tolong jangan suruh gue gugurin dedek"

Reka hanya terdiam. Dia tidak bisa bicara apapun.

"Gue pulang dulu ya. Lu langsung ke markas aja"

"Gue antar"

"Gak usah. Gue udah enakan kok. Terima kasih udah peduli sama gue"

"Ya"

Win segera melangkahkan kakinya pulang. Win menikmati perjalanan malam yang lumayan panjang. Win tak menyadari jika ada yang mengikuti dirinya. Win melihat ada tukang sate yang berjualan. Win membeli untuk dirinya dan sedia untuk nanti jika tengah malam dia lapar. Sejak hamil dia mudah sekali lapar.

° DIARY BRIGHTWIN °

Malem malem yekan, hujan. Enaknya tuh nangis. Ngapain kalian ketawa, mari menangis bersama ceritaku 😂😂 santai stok cerita tragis ku masih banyak

 Ngapain kalian ketawa, mari menangis bersama ceritaku 😂😂 santai stok cerita tragis ku masih banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang