Sesampainya di rumah, Win menghembuskan nafas lega. Orang tuanya belum pulang. Win segera masuk ke dalam kamarnya. Win akan memeriksa urinenya.
Win meletakkan tasnya dengan terburu-buru. Win kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Hampir 10 menit Win berada di dalam kamar mandi.
Win menatap tespecknya. Positif. Win hamil. Wajah Win memucat.
"Gak, gue gak boleh hamil"
"Kalau papa mama tau gimana?"
"Gue takut"
Tak lama Win mendengar teriakan dari papanya. Win mendengar papanya yang memaksa membuka pintu kamar mandinya. Papa Win menendang pintu kamar hingga terbuka.
Terlihatlah Win yang sedang ketakutan, wajah Win memucat. Win menyembunyikan tespeck itu dibelakang tubuhnya.
"Kamu bikin malu Win. Kenapa nilai kamu turun semua?"
"Maaf pa"
"Gara-gara teman kamu, kamu jadi begini Win. Nilai kamu turun"
"Pa nilai aku cuma turun sedikit"
Mama Win yang merasa curiga ada yang disembunyikan oleh Win pun mendekat ke arah Win. Mama Win mengambil tespeck yang ditangan Win.
"Apa ini Win?"
"Kamu hamilin anak orang?" tanya Papa Win.
Mama Win tersadar sesuatu.
"Pa bukan"
Papa Win pun menatap Win.
"Kamu hamil? Sama bajingan itu?" tanya Papa Win
"Win kamu tau kalau kamu itu bisa hamil. Kenapa kamu gak jaga diri? Kamu mau bikin malu papa sama mama? Papa sama mama didik kamu bukan untuk jadi orang murahan Win" ucap Mama Win.
"Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biarkan aku jatuh cinta ma, pa."
"Mau sama anak jalanan itu? Silakan kamu pergi dari rumah saya. Kamu bukan anak saya lagi. Kemasi barang kamu"
"Pa maafin Win"
"Kamu gugurin kandungan itu, jadilah anak baik seperti dulu" ucap Mama Win
"Gak mau ma. Dia gak salah apa-apa"
Papa Win menarik tubuh Win untuk keluar dari kamar mandi. Papa Win mendorong tubuh Win hingga terjatuh mengenai pinggir ranjang Win.
"Gugurin Win. Jangan bikin malu papa"
"Gak pa. Win gak bakal gugurin dia. Yang salah Win bukan dia"
Papa Win menendang Win. Win masih berusaha melindungi perutnya.
"Anak sialan, sudah dibesarkan malah hamil sama orang jalanan. Mau jadi apa kamu? Pelacur?. Kamu mau hidup sama dia? Emang dia bisa biayain kamu?"
"Pa, jangan pandang remeh Bright. Dia orang baik pa"
"Pergi dari sini, saya muak lihat wajah kamu"
"Pa"
Papa Win menarik tangan Mama Win. Mereka berdua meninggalkan rumah. Win membuka hpnya ingin memberi tahu Bright. Namun kenyataan pahit yang diterima Win.
Win melihat foto profil Bright. Bright mencium Brina. Win membuka chat dari Brina.
Brina
Jauhin Bright. Bright itu pacar gue.
Lu cuma dijadiin taruhan sama anak-anak, kalau Bright bisa nidurin lu, dia menang.
Lagian lu sih, jadi orang murahan banget.
Win menutup chat dari Brina. Hidupnya hancur. Kini dia memilih pergi dari rumahnya. Pembantu Win memeluk Win ketika membereskan semua pakaiannya.
"Den"
"Bu, maaf Win gak bisa jadi anak baik. Win udah kelewat batas ya. Maafin Win ya bu"
"Jaga mama sama papa ya bu. Win titip mereka. Win sayang mereka. Bilangin Win minta maaf, Win udah ngecewain mereka"
"Maafin ibu gak bisa nasehatin aden"
"Gak kok bu, ini salah Win. Win pamit ya bu"
"Aden mau tinggal dimana?"
"Gak tau bu. Nanti Win cari kontrakan aja. Nanti kalau Win lahiran ibu mau kan nemenin Win?"
"Cowok aden dimana?"
"Gak ada bu. Dia sudah punya pacar ternyata. Ya masak Win rebut. Win gak tega lah. Win gak mau ngerepotin orang lagi bu. Win gak mau ganggu hubungan orang."
"Adennn"
Tangis pembantu itu semakin pecah.
"Ibu jangan nangis. Jangan tangisin Win bu"
"Ibu sudah bilang jangan berteman sama mereka"
"Iya bu, maafin Win ya. Win pamit ya bu"
Win melepaskan pelukan pembantunya. Dia membawa semua bajunya. Tak lupa hpnya. Cuma ini yang dia punya. Win keluar dari rumah ini. Dia menyapa sopir dan satpamnya.
"Pak, jagain mama sama papa ya. Win gak mau mereka kenapa-kenapa"
"Aden jaga diri ya"
"Iya pak, pasti. Win pergi dulu ya"
Semua menangis. Win melangkahkan kakinya tak tentu arah. Hidupnya hancur. Tapi setidaknya dia masih memiliki anaknya.
"Kita kuat ya sayang. Papa bakal jagain kamu sekuat tenaga papa. Papa yang bakal bahagiain kamu"
Win tersenyum dan melangkahkan kakinya untuk mencari kontrakan. Untung Win sering menabung, bahkan uang kiriman ayahnya pun tak pernah dipakai. Win selalu mentransfer uangnya ke ATM yang lain. Takut sewaktu waktu ATM nya diblokir papanya.
° DIARY BRIGHTWIN °
Kalian tau gak sih? Anak punk itu setia banget. Emang sih lusuh pakaiannya. Tapi kadang guyonan mereka yang gak cocok sama kita. Kalau bicara bucin, mereka jagonya. Orang biasa aja kalah. Aku cuma mau bilang pandang positif anak punk ya. Temenan deh sama mereka, dijamin seru. Tapi jangan kebablasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓
FanfictionCinta gak salah. Kadang pandangan orang yang membuat kita salah. Kita harus berjuang demi kebahagiaan kita, namun kita yang terus menerus salah. Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biark...