Diary Siji

7.7K 596 37
                                    

Win metawin memasuki rumahnya dengan badan yang lemas. Win sedang merasa tak enak badan. Paksaan dari mamanya yang membuat Win tetap memaksakan diri untuk masuk sekolah.

"Ma, pa Win pulang"

Kedua orang tua Win melihat anaknya dengan senyum. Win mengharapkan pertanyaan bagaimana hari ini Win? Kamu udah makan?. Tapi itu hanya harapan dari Win.

"Dapat nilai berapa kamu Win ulangan matematika hari ini?" tanya Papa Win.

"98 pa"

"Kamu ini gimana sih Win. Matematika itu gampang. Kamu bodoh banget gak bisa dapat 100. Hari ini kamu gak boleh main hp. Kamu harus fokus belajar"

"Ma, pa Win lagi sakit. Apa gak bisa kalian perhatian sedikit sama Win?"

"Kamu dapat nilai 100 disemua mata pelajaran, baru kamu bisa dapatkan perhatian mama sama papa" ucap Papa Win.

"Kamu makan kalau sudah belajar. Sekarang kamu masuk ke kamar. Belajar" ucap Mama Win.

Win memasuki kamarnya. Win segera membuka laci meja belajarnya. Win mengambil Paracetamol disana. Win tak memikirkan jika dirinya belum makan, dia cuma berpikir bahwa dia harus cepat sembuh.

Win menenggelamkan kepalanya di sela tangannya. Memejamkan matanya untuk sejenak. Otaknya sudah mulai lelah dengan semua mata pelajaran sekolah. Tubuhnya terlalu lelah.

Win mulai membuka bukunya. Esok dia akan ada ulangan Kimia. Win tak menyukai MIPA tapi orangtuanya yang memaksa Win memasuki jurusan MIPA. Kepala Win semakin terasa pusing.

Win memaksakan untuk membaca materi Kimia itu. Keringat dingin mulai membasahi wajah Win. Tangan Win mulai terkepal.

"Ayo Win sedikit lagi. Jangan lemah. Lu mau perhatian orang tua lu kan? Ayo lu bisa"

Win mulai mempelajari materi itu. Sebenarnya Win sudah hafal dan lancar dalam materi itu. Tapi dia ingin lebih mantap. Seharian Win belajar, hingga dia lupa kalau perutnya belum diisi.

Win keluar dari kamarnya untuk makan malam. Papa dan mamanya sudah berada di meja makan. Win duduk di depan mamanya.

"Sudah belajarnya?"

"Sudah ma"

"Bagus. Kamu boleh makan"

Papa Win hanya diam. Mereka makan dalam diam. Win bahkan hanya mengambil nasi secukupnya. Aturan di keluarga ini makan secukupnya jangan berlebihan. Tidak enak dipandang oleh orang jika makan terlalu banyak.

Setelah semua selesai makan. Papa Win dan Mama Win hanya menatap Win.

"Besok ada ulangan apa Win?" tanya Mama Win.

"Kimia ma"

"Besok kamu harus dapat 100" ucap Papa Win.

"Iya pa. Win usahakan"

"Harus. Kamu ngerti bahasa Indonesia yang baik kan? Papa mengharuskan jadi kamu harus"

"Iya pa"

"Ya sudah, kamu kembali ke kamar"

"Ma, boleh Win bawa cemilan untuk teman belajar?"

"Hm boleh"

Win pun pergi ke tempat penyimpanan cemilan. Win yang meminta tempat khusus untuk cemilannya. Win beralasan cemilan untuk teman belajarnya. Orang tua Win pun hanya menuruti permintaan putranya.

Win membawa 2 snack di tangannya. Win menyembunyikan 2 snack lagi dibajunya. Orang tua Win memperbolehkan membawa cemilan hanya 2 snack tidak lebih.

Win masuk ke dalam kamarnya dan mulai memakan cemilannya.

"Gila, hidup gue kayak gini banget. Capek juga"

Win mulai membuka bukunya. Win belajar ditemani oleh snack kesukaannya. Malam itu Win belajar hingga jam 12. Kepala Win sudah tidak merasakan pusing. Win memejamkan matanya dan berharap hari esok lebih baik daripda hari ini.

° DIARY BRIGHTWIN °

Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang