Selesai melakukan sex, Bright memeluk tubuh Win. Win masih terdiam karena kepikiran tentang sperma Bright.
"Napa lu diem?"
"Gak papa. Gue pulang dulu ya"
"Maaf gue gak bisa anterin lu"
"Gak papa"
Win segera memakai pakaiannya. Win kembali memakai seragamnya. Dia tidak ingin ketahuan orang tuanya.
Win segera pergi dari markas. Setelah Win pulang, teman Bright muncul dengan senyuman puasnya.
"Gimana enak kan?"
"Hm"
"Syukur dong lu udah bisa putus dari Win"
"Yoi, sekarang gue cuma punya Brina"
"Bucin lu"
Mereka semua tertawa bahagia. Sedangkan Win sedang berlari untuk sampai ke rumahnya. Win melihat mobil orang tuanya yang sudah terparkir. Jantung Win serasa ingin lepas dari tempatnya.
"Ma, pa"
Mama dan papa Win melihat kedatangan Win. Papa Win segera menghampiri Win dan menampar Win.
"Kamu kemana? Kenapa papa dapat telefon dari sekolah kamu, katanya kamu gak masuk?"
"Maaf pa"
"Jawab, jangan cuma minta maaf"
Karena tak kunjung menjawab, Papa Win yang sudah emosi segera menghantamkan kepala Win ke meja yang ada. Kepala Win mengeluarkan darah.
"Maaf pa"
"Kamu bolos itu sudah sebuah kesalahan. Mau jadi apa kamu? Lihat inilah akibat dari kamu bergaul sama anak-anak gak bener" ucap Mama Win
"Ma, mereka gak salah. Ini salah Win"
"Iya ini salah kamu, kenapa kamu mau berteman sama orang gak jelas. Mereka gak punya masa depan Win. Stop bikin malu"
"Papa gak mau tau. Besok kamu cuma boleh keluar kalau sekolah. Gak boleh main"
"Pa, Win juga pengen ngerasain masa remaja"
"Gak penting masa remaja Win, kalau kamu lalai sekarang, masa depan kamu bakal suram. Papa gak mau itu"
"Pa"
Papa Win menarik tangan Win ke kamar mandi pembantu. Winpun meronta untuk dilepaskan.
"Pa maaf, lepasin Win pa"
"Gak. Sebelum kamu sadar apa kesalahan kamu"
"Pa maaf. Ma tolongin Win"
"Kamu harus ngerasain dihukum Win. Biar kamu gak ngulangin kesalahan lagi" ucap Mama Win.
Papa Winpun menenggelamkan kepala Win ke dalam bak yang berisi air. Para pembantu hanya bisa menangis melihat anak yang mereka jaga di siksa.
"Hmmmmmmmm"
Kepala Win masih berada di bak air. Win sudah mulai susah mengatur nafasnya. Papa Win mulai melepaskan pegangannya dari kepala Win.
Win mulai mengatur nafasnya. Namun belum sepenuhnya pulih, Mama Win yang menggantikan Papa Win menenggelamkan kepala Win.
"Mammmmmm"
Win terus disiksa hingga badan Win melemas. Setelah puas menyiksa Win, orang tua Win kembali ke kantor. Win terduduk di kamar mandi.
Para pembantu datang ke kamar mandi dengan membawa handuk.
"Adenn"
"Win gak papa bu. Cuma lemas sedikit aja. Jangan nangis"
Pembantu itu memeluk tubuh Win.
"Kenapa aden jadi nakal gini?"
"Bu, Win cuma mau nikmatin masa remaja Win. Win capek kalau cuma belajar. Win pengen jadi remaja biasa, yang main, nikmatin waktu bersama teman. Win capek bu kalau harus belajar terus"
"Tapi aden salah pilih teman. Mereka gak baik buat aden"
"Ibu percaya sama Win kan?"
"Tapi ibu gak tega lihat aden disiksa kayak gini sama bapak sama ibu"
"Gak papa bu, setidaknya setimpal sama Win yang dapat main tadi"
"Den"
"Gak papa bu. Bisa bantu Win kembali ke kamar gak bu?"
"Bisa den"
Pembantu itu mulai membantu Win untuk berdiri. Bahkan untuk berdiri saja Win kesusahan. Win menahan kesakitan diholenya.
Sesampainya di kamar, Win mengganti pakaiannya. Setelah selesai, Win memeriksa hpnya. Ternyata tidak ada pesan dari Bright.
Win kembali tersenyum mengingat Bright yang pertama buat dia. Win gak menyesal karena Bright mengambil sesuatu yang berharga buat dia. Dia sayang sama Bright. Dia rela melakukan apapun untuk Bright.
° DIARY BRIGHTWIN °
Jangan lupa subscribe, like and coment 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓
FanfictionCinta gak salah. Kadang pandangan orang yang membuat kita salah. Kita harus berjuang demi kebahagiaan kita, namun kita yang terus menerus salah. Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biark...