Hari demi hari sikap Bright mulai berubah. Sudah terhitung sebulan Bright hanya membalas seadanya pesan Win. Dan tubuh Win semakin hari semakin melemas.
Win membuka hpnya. Win tersenyum melihat wallpaper hpnya. Foto Bright saat tertidur. Begitu polos. Win rindu dengan Bright yang dulu.
Sepulang sekolah Win memutuskan ke apotik untuk membeli tespeck. Dia takut. Bahkan dia sudah merasakan ciri-ciri kehamilan.
Win memasuki kantin, disana terlihat Nekal sedang membully seseorang. Win langsung berlari.
"Minggir lu, jangan berani bully Reska"
"Elah Win, ngapain sih lu belain anak beasiswa kayak gitu. Gak guna tau gak"
"Jangan mentang-mentang lu kaya, lu bisa bully Reska ya"
"Win ayolah temenan sama kita yang sepadan aja"
"Pergi lu"
Win membantu Reska untuk berdiri. Win mendudukan Reska disalah satu meja.
"Makanan lu di rusak sama Nekal?"
"Iya Win"
"Lu tunggu sini bentar. Gue pesenin lagi"
"Gak usah Win, aku gak ada uang buat ganti"
"Gak papa, anggap aja gue ulang tahun jadi traktir lu. Bentar ya"
Win segera pergi dari meja Reska. Win selalu seperti itu. Membela teman-temannya yang kurang mampu. Bagi Win mereka lebih tulus dibanding temannya yang lain.
Win segera membawa nasi goreng dan beberapa jajanan. Win meletakkan makanan itu di depan Reska.
"Makan"
"Win ini banyak banget"
"Gak papa, nanti lu kerja kan? Harus kuat"
"Terima kasih Win"
"Sama-sama. Sorry gue gak bisa temenin lu makan. Gue ke perpus dulu ya"
"Win disini aja. Aku takut dibully lagi"
Win menatap sekeliling dan benar saja Nekal masih disana.
"Ya udah makan gih, gue tungguin"
"Iya. Terima kasih Win"
"Sama-sama Ka"
Reska memakan makanannya dengan lahap. Win melihat hpnya namun tak ada balasan dari Bright. Win melihat chatnya dengan Bright, Bright online namun tak membalas pesannya.
Bright
Jangan lupa makan Bi, jangan sampai sakit
Bright hanya membaca pesan Win. Tak membalasnya. Win menarik nafas dalam. Perut Win tiba-tiba mulas.
"Ka, gue tinggal gak papa kan? Perut gue mules nih"
"Eh gak papa Win, aku udah selesai kok. Terima kasih ya"
"Oke"
Win segera lari menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, Win segera memuntahkan semua isi perutnya. Win belum memakan apapun. Tubuh Win lemas.
"Gue takut. Apalagi Bright gue chat sering gak balas. Kalau Bright gak mau tanggung jawab gimana?"
"Eh gue chat Reka aja kali ya"
Win mulai mengeluarkan hpnya. Win mencari nomor Reka. Dan dapat. Win tersenyum.
Reka
Ka, Bright ada di sana gak?
Tak membutuhkan waktu lama, Reka membalas pesan Win.
Ada Win ini lagi kumpul sama anak-anak.
Boleh suruh bales chat gue gak? Maaf kalau gue ngerepotin
Oke tunggu ya.
Terima kasih Ka.
Win melihat hpnya kembali. Belum ada pesan dari Bright. Tak berapa lama, muncul pesan dari Bright.
Bright
Kenapa?
Aku takut Bi
Gak penting banget sih Win
Jangan ganggu gue dulu. Gue mau sendiri.
Tapi Bi ini penting
Bright hanya membaca pesan dari Win. Win harus bersabar menunggu sampai pulang sekolah. Hari ini perasaan Win terasa campur aduk.
Sepulang sekolah, Win meminta sopir untuk mengantarnya ke apotik. Sesampainya di apotik Win bingung harus berkata apa.
"Mbak" panggil Win.
"Iya, mau beli apa kak?"
"Hm ada tespeck gak mbak?"
"Oh ada kak. Tunggu sebentar ya"
"Iya mbak"
Pegawai apotik itu segera mencari tespeck yang dimaskut Win. Pegawai apotik itu menyerahkan kepada Win.
"Buat pacarnya ya kak?"
"Eh gak mbak, buat Mama saya. Dia takut kebobolan aja. Makanya suruh beli"
"Oalah kirain buat pacarnya"
"Saya gak pacaran mbak. Ini berapa ya mbak?"
"30 ribu kak"
"Ini uangnya. Kembaliannya buat mbak aja"
"Terima kasih kak"
Win meninggalkan apotik itu dan segera pulang. Win sudah tak sabar. Tapi Win juga takut dengan hasilnya. Win takut akan masa depannya. Win takut segalanya.
° DIARY BRIGHTWIN °
Spoiler part selanjutnya ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓
FanficCinta gak salah. Kadang pandangan orang yang membuat kita salah. Kita harus berjuang demi kebahagiaan kita, namun kita yang terus menerus salah. Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biark...