Sudah sebulan Win tak bertemu dengan Bright dan teman lainnya. Win sering bertukar pesan dengan Reka. Sesekali Win berkirim pesan dengan Bright.
Hari ini, Bright akan mengajak Win jalan-jalan. Tapi Win takut jika ketahuan orang tuanya.
Ting
Pesan masuk dari mamanya. Win berteriak bahagia. Mama dan papanya akan ke luar negeri beberapa hari. Win merasa dirinya bebas.
Win segera mandi dan berdandan rapi. Dia tidak ingin terlihat jelek di depan Bright. Hampir 10 menit Win berada di kamar mandi. Win bersenandung karena terlalu bahagia.
Win mulai mengirim pesan kepada Bright. Win melihat jam di dinding. Jam 9.
Bright
Lu jemput jam berapa?
Jam 10
Mau kemana?
Rahasia. Jangan dandan rapi-rapi biar gue gak dikira bodyguard lu
Siap
Win segera mencari baju paling sederhananya. Setelah memakai sunscreen win memakai sedikit bedak. Tak lupa juga memakai pelembab bibir.
Tepat jam 10 Bright datang menjemput Win. Bright memakai motor butut yang entah punya siapa. Win menatap Bright. Bright pun menatap Win terpesona, namun Bright segera menyadarkan diri.
"Sadar udah punya Brina" batin Bright
Win menghampiri Bright. Win tersenyum.
"Mau kemana?"
"Bukit rahasia"
"Oke"
Win mulai menaiki motor itu.
"Lu gak papa gue ajak naik motor?"
"Gak papalah emang kenapa?"
"Lu kan orang kaya, gue aja mau masuk sini agak minder"
"Lah napa minder? Santai aja kali"
"Pegangan, takut lu jatuh"
Win memeluk pinggang Bright. Jantung Bright berdetak tak menentu.
"Bright ayo berangkat"
"Eh iya ayo"
Bright mulai menjalankan motornya. Bright membawa Win melewati jalan-jalan kecil. Banyak pohon yang masih tertanam utuh. Udara mulai mendingin tapi Win menikmati pemandangan ini.
Sampailah mereka di bukit rahasia. Win menatap pemandangan depan dengan takjub. Baru kali ini Win melihat pemandangan yang begitu indah.
"Ayo duduk di sana"
Bright menarik tangan Win untuk duduk di atas rumput. Win hanya ikut kemana Bright menariknya.
"Boleh gue cerita masalah gue?" tanya Bright
"Boleh. Gak ada yang larang juga kok"
"Dulu gue pengen banget disayang sama orang tua gue. Tapi gue sadar. Gue gak bisa kayak kakak gue yang pintar, bisa dibanggakan. Kadang gue sebel sama diri sendiri. Kenapa gue bodoh? Kenapa gue gak bisa kayak kakak gue. Kadang gue mikir tuhan gak adil banget. Kakak gue dikasih sempurna, sedangkan gue?"
"Akhirnya gue pilih jalan kayak gini, gue bahagia bisa kenal anak-anak. Mereka yang bikin gue tau artinya dihargain. Mereka nerima gue apa adanya. Awalnya Reka ajak gue, ayo kumpul sama teman gue. Gue ikut sama Reka. Keterusan sampai sekarang deh"
"Kadang gue iri sama lu Win, hidup lu enak banget jadi orang kaya. Pasti bisa kemana aja. Pasti lu bahagia banget"
Win tak menanggapi omongan Bright.
"Lu udah baikan sama orang tua lu?"
"Gue baikan atau gak, gak ada ngaruhnya ke mereka Win"
"Kapan-kapan gue minta alamat orang tua lu"
"Buat apa?"
"Adalah rahasia"
"Dasar lu"
Bright mengacak rambut Win. Perasaan Win tak menentu. Win hanya menatap datar pemandangan di depannya.
"Win ada yang mau gue omongin sama lu"
"Hm"
"Gue gak tau kenapa gue bisa nyaman sama lu. Gue sayang sama lu. Lu mau gak jadi pacar gue? Gue tau gue gak sempurna. Tapi gue bisa jagain lu"
"Kita baru ketemu loh. Kita juga baru dekat"
"Perasaan gak ada yang tau Win"
"Ini beneran lu nembak gue? Gak salah orang kan?"
"Kagak anying. Gimana nih?"
"Gue mau"
Bright memeluk Win. Bright terasa nyaman dalam pelukan Win. Baru kali ini dia merasa nyaman, tapi dia ingat ini hanya tantangan. Dia memilik Brina di hidupnya.
° DIARY BRIGHTWIN °
Mau tanya dong, kalau aku buat cerita non BL, castnya sing harit sama janhae ada yang mau baca gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hitam [ Bright x Win ] ✓
FanfictionCinta gak salah. Kadang pandangan orang yang membuat kita salah. Kita harus berjuang demi kebahagiaan kita, namun kita yang terus menerus salah. Aku mau sama Bright ma, pa. Aku cinta sama dia. Cukup selama ini papa sama mama yang mengatur aku. Biark...