08

2.4K 250 18
                                    

Hari ini siswi baru masuk ke kelas Dafa dan Ranti.

Semua orang membicarakan gadis itu. Pujian begitu banjir, namun ada juga yang menghina ntah karna mereka iri atau mereka tau akan suatu fakta yang asli.

"Nama saya Dara," ujar gadis itu memperkenalkan dirinya, hampir seisi kelas memberikan pujiannya, terutama para cowok-cowok Dugong darat.

"Ran.." panggil Dafa dengan berbisik.

"Apa?" Tanya Ranti.

"Pulang sekolah Lo jangan pulang dulu, gua mau ngajak Lo ke suatu tempat. Mau kan?" Ujar Dafa.

"Gw usahain," ucap Ranti yang kembali fokus pada guru yang mengajar didepan.

*Balas dendam akan segera terlaksana! - batin seseorang ntah dia siapa.

Waktu terus berjalan hingga bel istirahat berbunyi membuat seluruh murid berhamburan menuju tempat yang nyaman bagi mereka.

Ranti berjalan menuju perpustakaan.

"Hai." sapa seorang cowo pada Ranti sesaat sampai di depan perpustakaan. Mereka tak sengaja berpapasan yang membuat cowo itu menyapa karna melihat paras cantik Ranti.

"Ya?" Balas Ranti singkat.

"Boleh kenalan?" Tanya cowo itu menjulurkan tangannya pada Ranti.

"Ranti." Singkat balasan dari Ranti tanpa menyentuh tangan cowo itu.

"Eh, nama gua Erik."

"Oh," balas Ranti kemudian berjalan masuk kedalam perpustakaan.

Dingin, ini yang gua cari - batin Erik

Ranti masuk kedalam perpustakaan, kemudian menuju tempat sepi di pojok tempat membaca.

"Ngapain?" Suara yang berasal dari belakang Ranti membuatnya sedikit tersentak.

"Gak ada," ucap Ranti

"Tadi siapa?" Tanya orang itu menatap Ranti dengan tajam.

"Bukan siapa-siapa, lagian bodoamat dia siapa gw juga gak bakal suka." Ujar Ranti yang ntah kenapa malah membuat Dafa salah tanggap.

"Lo gak bakal suka karna Lo sukanya sama gua kan? Ya udah! Pacaran sama gua Ran!" Ucap Dafa membuat Ranti menatap dengan tatapan miris, bukan melotot tapi miris!

"Lo kelamaan jomblo yah? Atau emang gak laku? Ngajak pacaran kek gini amat, maksa!" Ucap Ranti penekanan di ucapan terakhirnya.

"Gua gak peduli! Yang jelas Lo milik gua dan siapapun yang coba deketin elo, harus berurusan sama gua!" Dafa begitu penuh penekanan pada setiap ucapannya.

"Terserah Lo dan gw juga bodoamat, yang penting gw hidup dan urusan Lo yang asal mengklaim gw sebagai pacar Lo... Bisa aja sih kita jalanin tapi gw punya syarat buat Lo. Gimana mau?" Ujar Ranti

Dafa memikirkan syarat apa yang akan diberikan oleh Ranti. Namun dirinya sudah terlanjur suka pada Ranti.

"Oke. Apa syaratnya?" Tanya Dafa.

"Bantuin gw buat ungkap salah satu rahasia besar."

"Rahasia apa?" Tanya Dafa

"Nanti Lo tau sendiri, yang jelas sekarang Lo harus ikutin semua kemauan gw, gak ada bantahan!" Tegas Ranti.

"Bukannya Lo sebagai cewe yang harus ikutin apa yang jadi kemauan gua?"

"Itu persoalan lama! Ini udah beda, Lo sama gw itu beda dengan yang lain. Lo harus nurut sama gw, ada bantahan? Kalau gak mau ya udah mending gw sama cowo tadi." Ucapan yang keluar dari mulut Ranti seakan membuat Dafa terperangkap.

"Iyain biar Lo seneng," ucap Dafa yang setelahnya menarik tangan Ranti ke arah kantin.

"Pesen apa?" Tanya Dafa saat mereka sampai dan mendudukkan dirinya pada bangku di bagian sudut.

"Terserah Lo aja."

"Ya udah tunggu disini."

Dafa meninggal Ranti untuk memesan makanan. Setelah memesan Dafa kembali duduk di depan Ranti, keduanya saling menatap dan Ranti menaikkan salah satu alisnya seolah bertanya apa?.

"Ran, kok Lo bisa secantik sekarang ini? Pasti Lo perawatan biar pas ketemu gua, tampilan Lo bisa memikat gua kan?" Ucap Dafa dengan pedenya.

"Stress!" Hardik Ranti karna heran dengan sifat Dafa yang terlalu pede.

"Daf... Lo gak ada niatan cari cewe lain? Gw takut gila karna tertekan sama kelakuan dan ucapan Lo yang pedenya tingkat jahanam," ucap Ranti

"Astagfirullah, Lo nyumpahin gua masuk neraka?" Tanya Dafa tak habis pikir dengan pacarnya ini.

"Bukan nyumpahin, lebih tepatnya tanpa gw ucap dan sumpahin pun, Lo bakal masuk ke sana!" Ucapan yang begitu menusuk namun Dafa menganggap Ranti hanya mencoba mengajaknya beradu mulut agar mendapatkan chemistry.

"Ran, Lo mau nikahnya dimana?" Tanya Dafa 0ada Ranti.

Belum menjawab, pesanan makanan mereka datang. Ranti mencicipi makanannya, enak pikir Ranti setelah mencicipinya.

"Dimana?" Tanya Dafa lagi.

"Dimana apanya?" Bingung Ranti.

"Ck, Lo mau nikah dimana?" Tanya Dafa sedikit menekankan ucapannya.

"Emang kenapa?" Tanya Ranti sambil memakan makanannya.

"Yah buat penuhin keinginan Lo itu, kan gua mau nikahin Lo biar bisa punya anak 17."

Uhuk!

Ranti tersedak setelah mendengar ucapan dari Dafa. "Lo gila?" Ujar Ranti menatap Dafa yang menampilkan wajah tak bersalahnya.

"Ucapan gua ada yang salah?" Tanya Dafa.

"Tolol! Lo mau nikahin gw trus punya anak 17 kan? Lo kira gw mesin pembuat anak hah? Gila Lo!" Ujar sarkas Ranti.

"Banyak anak banyak rezeki! Lagian tinggal dibikin doang trus lahir kan? Kan nanti pas bikinnya bakal enak juga." Ranti melotot mendengar ucapan Dafa.

"Lo gw laporin Mommy Rissa mampus Lo! Tunggu aja kepala Lo bakal jadi bola yang gw tendang!" Ancam Ranti.

"Gua anak kesayangan Mommy, jadi gak bakalan mungkin Mommy nyakitin gua." Dengan rasa tak takutnya Dafa berucap seperti itu.

"Mampus!" Ujar Ranti yang ternyata mereka ucapan Dafa tadi.

Dafa yang mengetahui itu langsung berubah panik, bisa mati beneran dirinya!



.

.

.

Tinggalin jejak!

Btw up-nya bakal jarang, saya bakal bikin jadwal!

Mau up-nya seminggu sekali atau up lebih cepat tapi pake target vote?

VOTE AND KOMEN!
SEE YOU!

K'Q Mafia World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang