Part 10

96 17 1
                                    

Typo bertebaran
Mohon koreksi kalau ada typo ya hihi







🍡🍡🍡

"Wah, Park Jihyo kau benar benar!"
Nayeon tak henti berdecak sembari menatap pantulan dirinya pada cermin di hadapannya. Mengikat rambutnya ekor kuda seperti biasa, gadis itu memiringkan kepalanya tampak berpikir.

"Apa gadis itu sudah gila karena perasaannya ditolak Daniel?"
Kembali dia bermonolog, teringat ketika tengah malam tadi, tiba tiba Jihyo menelponnya dan bercerita dengan semangat menggebu tentang bagaimana Chanyeol menelpon gadis itu dan menyanyikan lagu untuknya. Walaupun dalam keadaan mengantuk, untunglah Nayeon masih berbaik hati mendengarkan celotehan sang sepupu.

Nayeon tertawa kecil mengingat betapa bahagianya nada suara Jihyo kala itu. Setelah berminggu minggu lamanya, Jihyo selalu curhat padanya tentang Daniel dan segala rasa sedihnya, baru kali ini Nayeon menyadari, jika tawa Jihyo begitu lepas ketika membicarakan Chanyeol.

"Tapi, apa dia sudah gila? Membicarakan Chanyeol denganku yang adalah mantan kekasih ku? Ckck, beruntunglah kau Park Jihyo! Untung saja aku tak pernah mencintai Chanyeol, jadi aku tak masalah dengan itu. Akan lucu jadinya jika kita terlibat cinta segitiga jika aku mencintai Chanyeol, bukan? Hahaha.."
Gadis itu tertawa sendiri dengan ucapannya.
Membayangkan betapa menggelikannya jika dia benar benar harus terjebak cinta segitiga dengan sepupunya sendiri.

"Nayeonnnn! Buka pintunyaaa!"

TOK TOK TOKKKK!

"Aish.. anak itu! Apa gunanya ada bel jika dia menggedor begitu keras?" gerutu Nayeon kala mendengar suara lengkingan yang begitu dia kenal. Suara Jihyo dibarengi gedoran pintu.

Nayeon memungut tasnya yang sudah tertata rapi di atas tempat tidurnya. Bergegas turun sebelum Jihyo semakin merusak pintu rumahnya.

"Yakk! Park Jihyo, kau mau merusak pintuku ya?"
sembur Nayeon begitu dia membuka pintu dan mendapati Jihyo dengan senyum lebarnya.

"Aku tidak bermaksud, hanya terlalu bersemangat hehe."
Jihyo terkekeh dan tiba tiba menggamit lengan Nayeon erat. Membuat Nayeon menatapnya dengan mata setengah memicing

"Ayo kita berangkat bersama!" ajak Jihyo ceria.
Nayeon hanya bisa berdecak kecil, bergegas mengunci pintu rumahnya. Baru selangkah kedua gadis itu keluar dari gerbang, sebuah mobil sport merah berhenti tepat di depan mereka.

Nayeon mengerjap sesaat. Dia tahu siapa pemilik
mobil tersebut. Lelaki yang mencegatnya kemarin, Park Chanyeol.

Benar. Tak lama, Chanyeol turun dari mobil mewahnya. Menyapa kedua gadis itu dengan senyum menawannya.

"Selamat Pagi!" sapa Chanyeol ramah. "Jihyo-ssi? Kau disini juga ternyata. Apa kalian akan berangkat bersama?"
Jihyo tersenyum. Namun, gadis itu seakan baru
menyadari sesuatu. Memandang Chanyeol dan Nayeon bergantian, senyumnya perlahan pudar. Bagaimana bisa dia tak menyadarinya?

Chanyeol mendekatinya karena Nayeon. Bukan karena lelaki itu tertarik padanya dan bodohnya, dia senang setengah mati hanya karena Chanyeol menghubunginya bahkan menyanyikan lagu untuknya. Bahkan dia tak sadar jika dia sampai menelepon Nayeon tengah malam hanya untuk meluapkan rasa bahagianya.

'Bodoh sekali kau jihyo!' rutuk Jihyo dalam hati.

Jihyo menunduk, tak sanggup menatap wajah
tersenyum Chanyeol. Karena nyatanya, senyum itu bukan untuknya. Dia bahkan melupakan jika kemarin Chanyeol sendiri yang meminta bantuannya agar lelaki itu bisa kembali dengan Nayeon. Bodoh!

"Apa yang kau lakukan pagi pagi disini?" tanya Nayeon pada Chanyeol memecah keheningan.

"Menjemputmu."

Coming To You (Sehun x Nayeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang