Part 23

45 10 0
                                    

Nayeon menghempaskan tubuhnya pada tempat tidur single-nya. Menatap langit langit kamarnya, senyumnya kembali merekah. Dengan kedua pipi bulatnya yang bersemu merah, dia tertawa sendiri.

"Astaga.. rasanya seperti terbakar!" pekiknya kecil, diiringi kedua tangan yang dia tangkupkan pada pipinya.

Dia mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskannya perlahan, beberapa kali. Dia masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Ya, dia memang gadis bodoh yang sedang jatuh cinta.

Hey, tapi bukankah cinta memang membuat orang menjadi bodoh? Bahkan ketika raga Sehun sudah tak di sana, tetap saja bayangan lelaki itu tak mau hilang.

Untuk pertama kalinya, dia merasa bisa sedekat ini dengan lelaki yang disukainya. Memeluknya erat, mencium harum tubuhnya yang khas. Rasanya sungguh tak terlupakan dan itu merupakan suatu kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata kata.

Namun khayalan Nayeon seketika buyar ketika suara ponselnya berdering. Nah kebetulan sekali, ternyata Jihyo yang menelefon. Nayeon ingin berbagi kebahagiaan dengan sepupu tersayangnya itu.

"Jihyo, aku bahagia sekali!!" ucap Nayeon dengan nada kelewat girang, begitu panggilannya tersambung.

"Huh? Ada apa memangnya?"

"Apa kau tahu? Tadi Sehun kemari, dan tebak apa yang dia lakukan!" Senyum Nayeon semakin melebar. Dia merubah posisi tidurannya menjadi tengkurap.

"Ya mana aku tahu" Jihyo menyahuti dengan ketus.

Nayeon sampai sedikit terkejut karena respon Jihyo. Sungguh di luar dugaannya.

"Oi Jihyo, kenapa nada suaramu begitu?"

"Begini ya Nay. Aku tadi mencarimu keliling sekolah dan aku tak bisa menemukanmu, karena kau bolos lagi kan? Jadi aku belum sempat mengatakan ini. Nah sekarang, aku tak mau menundanya lagi. Kurasa kau harus tahu karena ini demi kebaikanmu sendiri. Dan juga, aku melakukannya karena aku menyayangimu."

Jihyo berbicara panjang dengan sekali tarikan nafas. Membuat Nayeon mengernyitkan kedua alisnya karena masih tak mengerti.

"Jauhi Sehun Dia tak baik untukmu, Nayeon."

"A-apa? Kenapa?"

Jelas saja Nayeon terkejut. Jihyo memang tak pernah mengatakan jika dia mendukung Nayeon  tapi selama ini bukankah dia juga tak pernah melarang Nayeon? Lalu tiba tiba dia begini.

"Dia hanya memanfaatkanmu. Jika kau bertanya dari mana aku tahu, jawabannya aku mendengarnya sendiri."

Jihyo menjeda sejenak ucapannya. "Aku tak mau kau terluka, Nayeon."

Nayeon diam. Dia tahu, Jihyo sangat menyayanginya karena diapun begitu. Jadi, Jihyo  tak mungkin berbohong padanya. Namun, setelah kebahagiaan yang baru saja dia rasakan, rasanya sulit bagi Nayeon untuk mempercayainya.

"Aku rasa, aku juga akan menjauhi Chanyeol" Jihyo menghela nafas panjang saat mengatakannya. Nadanya juga berubah menjadi sendu.

"Dua bersaudara itu tak baik untuk kita Nayeon, aku tahu semuanya."
Nayeon menarik nafas dalam. Dia bahkan tak sanggup mengatakan apapun lagi.

"Jihyo, kita lanjutkan besok ya." ujarnya dengan suara serak.

"Sudah malam, kurasa kita harus segera tidur. Goodnight, Jihyo"
Tanpa menunggu jawaban Jihyo, Nayeon menutup teleponnya. Membuang ponselnya sembarang arah, dia membenamkan wajahnya pada bantal.

Nayeon terisak pelan. Ini pertama kalinya dia kembali menangis, setelah terakhir kali mengeluarkan air mata saat kematian kedua orang tuanya. Dan kali ini penyebabnya ucapan Jihyo tentang Sehun.

Coming To You (Sehun x Nayeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang