"Siapa dia?"
Nayeon bergumam pelan, membuat Jihyo yang sedari tadi terdiam menoleh ke arahnya. Sosok lelaki itu sudah tak memandang ke arahnya, kembali bergulat dengan bola basket. Namun, lagi dan lagi, Nayeon seolah enggan melepas pandangannya dari sosok itu."Kau lihat apa sih?"
Jihyo yang penasaran akhirnya mengikuti arah pandang Nayeon. Gadis itu berdecak kecil ketika tahu apa yang dipandangi sang sepupu."Siapa dia? Heh, jangan bilang kau mengincarnya untuk dijadikan mangsa selanjutnya!" Jihyo melotot tajam. Sedangkan Nayeon hanya mengendikkan bahunya acuh.
Tersenyum miring tanpa melepas pandangannya."Itu ide yang bagus jihyo"
"Tidak! Nayeon berhentillah!!"
Nayeon tergelak melihat reaksi Jihyo yang terlihat berlebihan di matanya. Memandang Nayeon tajam dengan tangan yang berkacak pinggang."Tenang saja Jihyo! Aku hanya bercanda!" seru Nayeon masih dengan sisa tawanya.
"Kau tak tahu betapa khawatirnya aku setiap kali kau mencari mangsa barul! Entah mengapa aku takut."
"Hey, aku yang berbuat kenapa kau yang ketakutan?" Nayeon terkekeh heran.
Jihyo mengendikkan bahunya. "Entahlah, aku hanya merasa takut saja." Gadis itu beranjak dari duduknya, menepuk tepuk rok selututnya.
"Aku kembali ke kelas dulu. Jangan lupa menyusul nanti!" pamit Jihyo yang ditanggapi anggukan seadanya oleh Nayeon.
Nayeon kembali memusatkan pandangannya pada si sosok lelaki basket itu yang kini terduduk di tengah lapangan. Nafasnya tampak terengah, peluhnya menetes deras dari dahinya. Tapi entah mengapa pemandangan tersebut terlihat begitu indah. Ia terlihat. sexy?
"Aish! Gila! Apa yang kupikirkan?"
Gadis itu menggeleng kuat. Memutuskan beranjak dan pergi dari sana sebelum dirinya semakin melantur. Sepertinya sosok itu tak baik untuk hatinya."Im Nayeon"
Yang dipanggil namanya itu menghentikan langkahnya. Namun raut wajahnya nampak kesal. Tanpa perlu menoleh ke sumber suara, Nayeon sudah tau siapa yang memanggilnya.
Park Chanyeol. Mantan kekasihnya.Sebelum Chanyeol semakin mendekat, Nayeon kembali melangkah. Bahkan dia menambah kecepatan berjalannya, setengah berlari. Dia sama sekali tak ingin terlibat urusan apapun lagi dengan lelaki itu. Tidak lagi.
"Berhenti menghindariku, Nayeon!"
Chanyeol ikut berlari melihat Nayeon yang melarikan diri. Sungguh, lelaki itu tak kan menyerah sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan."Aish! Aku harus kemana?"
Nayeon hampir saja menjambak rambutnya sendiri karena dia sudah lelah berlari mengelilingi sekolah namun belum menemukan tempat persembunyian yang pas dan Chanyeol masih tak menyerah untuk mengejarnya.Langkah kaki gadis itu terhenti di depan sebuah tangga panjang. Menoleh ke belakangnya, Nayeon memasang waspadanya. Chanyeol belum menyusulnya, itu sedikit membuatnya bernafas lega. Ternyata kemampuan berlarinya masih bisa dibilang cukup bagus.
"Haruskah?"
Nayeon tak yakin saat menatapi tangga panjang tersebut. Apalagi dia tak pernah tahu apa yang ada di balik tangga itu. Namun dia benar benar tak ingin jika Chanyeol menemukannya.Akhirnya, dengan sisa tenaganya, Nayeon menaiki anak tangga tersebut satu persatu. Tetap menggumamkan doa dalam hati agar chanyeol tak menemukannya.
"Woah"
Decakan kagum itu tak bisa Nayeon tahan saat kaki jenjangnya menapaki ujung tangga tersebut. Dia tak pernah tahu jika tangga tersebut adalah jalan menuju rooftop sekolahnya.Gadis itu tersenyum memandang hamparan langit biru yang membentang. Tanpa sadar melangkahkan kakinya menuju tepi rooftop. Nayeon merentangkan tangannya, memejamkan mata, menikmati hembusan angin segar yang membelai lembut kulitnya.
"Yakk!"
BRUK!
Semua terjadi begitu saja. Saat tiba tiba Nayeon merasa seseorang menarik tangannya. Membuat tubuhnya oleng hingga tak sanggup menjaga keseimbangannya. Tubuh rampingnya terjatuh menimpa seseorang.
"Kau gila ya?" sebuah bentakan keras didapat Nayeon dari orang yang berada di bawahnya.
Nayeon membulatkan matanya. Jelas tak mengerti dengan apa yang dibicarakan orang itu. Apalagi orang itu yang tiba tiba membentaknya. Namun, ucapan yarng ingin dia lontarkan tertahan menyadari siapa orang aneh yang menariknya.
Si lelaki basket.
Tatapan tajam lelaki itu seolah mengunci segala
pergerakan Nayeon. Gadis itu hanya diam mematung, memandangi wajah datar milik sang lelaki yang berada begitu dekat dengannya.BRUK!!
"Awww!! Aish."
Nayeon memekik kesakitan saat tiba tiba lelaki itu mendorong tubuhnya. Membuat pantatnya berbenturan dengan aspal yang keras. Dia tak menyadari jika sedari tadi si lelaki tak nyaman dengan posisi Nayeon yang terjatuh berada di atas tubuhnya."Kau pikir hidupmu itu main main? Semua masalah pasti ada penyelesaiannya. Kenapa harus mengambil tindakan bodoh seperti itu??" bentak lelaki itu lagi, bahkan kali ini lebih keras.
"A..apa maksudmu?"
Nayeon mendengus kesal. Bukankah seharusnya dia yang marah karena lelaki itu sudah mengganggu ketenangannya? Mengapa juga dia membentak bentak Nayeon?"Bunuh diri tak kan menyelesaikan masalahmu! Jangan mengambil tindakan gegabah seperti ini! Lagipula kau pikir dengan melompat dari sini kau bisa langsung mati, hah? Gedung ini tak seberapa tinggi, masih besar kemungkinannya kau hanya mengalami patah tulang dan geger otak"
"Yakk! Maksudmu aku.. aishh!!"
Gadis bersurai panjang itu hanya bisa menahan emosinya mendengar celotehan lelaki di hadapannya. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya beberapa kali. Setidaknya sedikit membantu meredakan emosinya."Dengar ya!" Nayeon berseru sedikit keras, melipat kedua tangan di depan dada. "Kau mengira aku akan bunuh diri? Astaga, yang benar saja! Aku tak sebodoh itu, lagipula hidupku juga terlalu berharga untuk aku sia siakan begitu saja!"
Mendengar ucapan Nayeon, lelaki itu tampak
salah tingkah. Menggaruk tengkuknya kikuk dan
menampakkan wajah bersalahnya."Lalu.. apa yang kau lakukan disana?"
"Bersembunyi." ucap Nayeon singkat. Gadis itu
memicingkan matanya saat indra pendengarannya menangkap suara aneh di balik pintu penghubung rooftop dengan tangga."Aishh. sial!"
Nayeon mengumpat pelan. Tanpa aba aba, menarik tangan si lelaki yang sedari tadi terdiam memperhatikannya. Dia menatap si lelaki dengan tatapan memohon."Sembunyikan aku, kumohon."
Lelaki dengan surai hitam pekatnya itu mendesah tertahan. Wajahnya menunjukkan ekspresi tak suka, namun pada akhirnya tetap menarik tangan Nayeon menuju suatu tempat.
Membuat Nayeon lagi lagi tersenyum kecil menatap punggungnya."Pliss ganteng banget ternyata"
To be continue...
Langsung update 2 chapter nih semoga suka
![](https://img.wattpad.com/cover/292906083-288-k519824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming To You (Sehun x Nayeon)
Fiksi Penggemar"Dasar gadis barbar suka bolos" -Sehun "Tch cuek banget sih jadi cowok" -Nayeon "Capek ngejar yang gak pasti" -Chanyeol "Sakit banget rasanya ditolak" -Jihyo "Walaupun agak barbar tapi sifat gadis itu sangat berbeda seperti yg lain" -Jungkook