Part 3

120 20 3
                                    

"Yak! Yak! Mau kemana kita?"
Nayeon terpaksa mempercepat laju tungkainya karena lelaki yang menarik tangannya itu berjalan sangat cepat. Sebenarnya membuat pergelangan kaki kanannya nyeri, karena kakinya sedikit terkilir saat lelaki itu menariknya
hingga terjatuh.

"Diam dan ikut saja! Bukankah kau memintaku
menyembunyikanmu?" ucap lelaki itu datar, tak menoleh sama sekali ke arah Nayeon.

Nayeon akhirnya mengunci kembali mulutnya. Huh!
Lelaki itu terlihat seperti malaikat dari luar, tapi ternyata sikapnya melebihi kulkas berjalan. Jangan lupakan tangan Nayeon yang dicengkeram amat keras, pasti meninggalkan bekas memerah.

Langkah keduanya terhenti di depan sebuah ruangann kumuh, yang Nayeon sendiri tak tahu apa. Semacam gudang melihat bagaimana tak terawatnya tempat tersebut, begitu pikirnya.

Awalnya Nayeon kira, lelaki itu akan menyembunyikannya di dalam sana, namun langkah sang lelaki justru mengarah pada jejeran lemari dan loker tak terpakai di samping gudang tersebut. Membuka salah satu lemari kosong yang tak terlalu lebar maupun terlalu sempit.

Dengan sedikit tergesa, menarik Nayeon masuk ke lemari tersebut.

"Yakk! Ini terlalu sempit! Kenapa tidak bersembunyi di gudang saja, sih?" keluh Nayeon.

Lelaki itu menoleh dengan tatapan tajamnya, membuat bulu kuduk Nayeon berdiri seketika. Lengan atas gadis itu menjadi korban cengkeraman erat sang lelaki.

"Cerewet!" sentaknya dingin.
Nayeon menggigit bibir bawahnya, menahan gejolak perutnya yang terasa naik turun. Kedua tubuh mereka saling berhadapan dan begitu dekat. Bahkan Nayeon bisa merasakan hembusan nafas hangat lelaki itu yang menggelitik wajahnya.

Oh! Lelaki itu benar benar membuatnya tak karuan walaupun tak melakukan apapun. Terlebih tatapan tajam dari kedua manik kelamnya, mampu membuat sesuatu dalam hati kecil Nayeon bergetar.

Lagi lagi Nayeon harus kembali menutup rapat mulutnya. Matanya beralih, mengintip melalui sebuah lubang kecil pada pintu lemari. Benar dugaannya, Chanyeol mencarinya bahkan sampai memeriksa gudang. Melihatnya, tanpa
sadar Nayeon memekik kecil.

"Aaahhh! Dia kemari!! Bagaimana ini?"
Lelaki bersurai hitam pekat itu akhirnya ikut
mengintip keluar saat mendengar pekikan Nayeon.

Wajahnya berubah terkejut saat tahu siapa orang yang dihindari Nayeon. Namun, keadaan yang gelap sedikit menguntungkannya karena Nayeon tak melihat perubahan ekspresinya.

Dengan cepat meraih tubuh ramping Nayeon.
Menenggelamkan wajah dan tubuh itu ke dalam
pelukannya. Berbalik cepat, membuat punggungnya menutupi lubang kecil pada pintu lemari.

"A..apa yang kau lakukan?"
Nyaman dan hangat. Nayeon tak bisa memungkiri jika ini adalah pelukan ternyaman yang pernah dirasakannya. Membuatnya merasa aman tanpa sebab. Mengingatkannya pada pelukan sang ayah.

Hening

Hanya helaan nafas keduanya yang saling beradu lah, satu satunya suara yang memenuhi ruang sempit itu. Hingga ketika dirasa keadaan sudah aman, lelaki itu melepas rengkuhannya. Dengan hati hati, membuka pintu lemari.

"Dia sudah pergi."

Akhirnya Nayeon bisa sedikit menarik nafas lega. Senyum kecil terukir di bibir cery-nya. Menatap lelaki yang menolongnya itu dengan tatapan lembut.

"Terima kasih."
Lelaki itu tak menjawab. Tanpa memandang Nayeon lagi, dia melenggang pergi dengan santai. Tanpa tahu jika gadis itu diam diam mencuri pandang pada name tag seragamnya.
Nayeon tersenyum lebar.

"Ternyata Oh Sehun namanya."

------

"Wah Nayeon, kau benar benar sesuatu!"
Decakan kecil itu tak henti keluar dari mulut mungil Jihyo. Dengan mata yang fokus pada layar ponsel dan jari yang sibuk menggulirkan layar, gadis cantik itu menggeleng tak percaya.

Coming To You (Sehun x Nayeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang