Part 7

90 19 4
                                    

Typo beryebaran
Mohon koreksi ya kalau ada typo hihi





🍡🍡🍡




Biippp

Nayeon mengikuti setiap langkah Sehun dengan tergesa karena lelaki itu berjalan begitu cepat. Setelah membayar bus seperti biasanya, gadis itu segera menyusul Sehun yang sudah duduk manis di bangku paling pojok belakang.

Tanpa perlu meminta izin, Nayeon mendudukkan diri di samping lelaki itu. "Sehun, biarkan aku yang duduk di samping jendela." pintanya kala menyadari tempat duduk di sebelah jendela telah terisi penuh.

"Tidak mau!"

"Mengalah lah untukku, hm?"
Nayeon menatap Sehun dengan mengedip kedipkan kedua matanya. Disertai senyum manis yang hanya dibalas dengusan malas oleh lelaki itu. Sehun justru membuang wajahnya, menatap pemandangan luar jendela.

"Waaah.. kau ini benar benar menyebalkan!" gerutu Nayeon.

Gadis itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan juga earphone dari tasnya. Nayeon tak suka suasana sunyi, sedangkan Sehun susah sekali diajak bicara. Jadi lebih baik dia mendengarkan lagu untuk membunuh sepi.

Nayeon menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi bus yang keras. Wajahnya tertoleh, mengamati Sehun yang diam mengamati pemandangan luar dengan menampu dagu dengan tangannya.

Melodi yang didengarkan nya itu mengalun merdu. Begitu berdengung di telinganya. Kedua matanya tak lepas memandang wajah lelaki itu dari samping. Mengapa menatapnya seperti ini
membuatnya tenang tanpa sebab?

Bibir cery-nya melukis sebuah senyum kecil. Mata nya memancarkan binar kagum tak henti. Semua itu dia lakukan tanpa sadar.

Sejak pertama kali bertatap mata dengan Sehun, tanpa sadar Nayeon selalu memikirkan lelaki itu. Juga tentang dirinya yang merasa bahagia hanya karena bisa duduk berdampingan dan menatap lelaki itu dari jarak yang begitu dekat.

Benarkah dia jatuh cinta?
Secepat inikah?

Benar. Sehun juga tanpa sadar ada di dekatnya ketika dia sedang dalam kesulitan. Membantunya lari dari Chanyeol dua kali, melindunginya dari omongan orang.

"Tampan sekali"

"Apaa??"
Nayeon tersentak saat tiba tiba Sehun memalingkan wajah dan menatapnya tak suka. Membuat gadis itu segera menutup mulutnya yang lancang dan akhirnya keceplosan memuji lelaki itu.

"Ahh tidak.  Aku tidak mengatakan apapun!" Nayeon tersenyum kikuk. Mengacungkan dua jarinya membentuk tanda peace.

"Tch! Kau pikir aku tuli"
Nayeon mengerucutkan bibirnya kesal. Terlepas
bagaimana dia mengagumi lelaki itu, tetap saja Sehun itu menyebalkan.

"Aku mengagumimu, kau itu tampan Oh Sehun"

"A-apaa?"
Pada akhirnya, Nayeon mengungkapkan apa yang ada di pikirannya sejak tadi dan gadis itu terkikik puas ketika melihat Sehun yang tampak kaget akan pernyataan jujurnya.

Wajah Sehun bahkan menampakkan sedikit semburat merah yang mati matian ditutupi lelaki itu. Tapi tentu saja Nayeon masih bisa melihatnya.

Benarkah Sehun yang sedatar papan itu sedang malu karena dipuji seorang gadis? How cute

"Yakk! Apa yang kau tertawakan?" Sehun mendelik galak melihat Nayeon yang tak henti terkekeh menatapnya.

"Kau. Kau lucu jika sedang malu, Sehun"
Lagi lagi Nayeon terkekeh, mengamati Sehun yang sibuk mengalihkan pandangan ke arah lain. Selain ke arah gadis manis di sampingnya, tentu saja.

"Oh! Aku sudah hampir sampail" pekik Nayeon kecil ketika menyadari bus yang membawanya akan segera tiba di halte tujuannya. Gadis itu segera membenarkan seragamnya dan berdiri.

"Aku pulang dulu. Sampai jumpa besok, Sehun!"
Nayeon tersenyum, melambaikan tangannya sebelum melangkah untuk turun saat bus berhenti di halte tujuannya. Meninggalkan Sehun yang masih terpaku menatapnya.

Selepas bus itu kembali melaju, Sehun menghela
nafas panjang. Mengembalikan pandangan ke arah luar jendela. Tanpa pernah Nayeon tahu, bahwa sejak gadis itu duduk di sampingnya, Sehun pun mengamati wajahnya dari pantulan jendela bus.

Seulas senyum kecil terukir di bibir indah itu.

"Kau juga sangat cantik, Im Nayeon." gumam Sehun.


🍡🍡🍡


Nayeon melangkahkan kakinya ringan dengan hati berbunga. Jika biasanya dia akan lesu jika terpaksa harus kembali ke rumahnya yang sunyi, kali ini dia tak bisa berhenti tersenyum.

Ya Tuhan, sepertinya sosok Oh Sehun sudah membuat perubahan yang cukup jauh untuk gadis itu.
Rumah Nayeon terletak di sebuah perumahan sederhana dengan sedikit penduduk. Lingkungannya pun sepi dan agak jauh dari jalan utama. Membuat Nayeon harus sedikit waspada saat pulang dalam keadaan langit sudah gelap.

"Loh? Tetangga baru?"
Tungkai jenjang gadis itu terhenti tepat di depan gerbang rumah minimalis sebelah rumah miliknya. Melihat betapa ramai oleh para pekerja pengangkut barang yang sibuk memindahkan perabotan dari mobil pick up ke dalam rumah yang Nayeon tahu sudah kosong semenjak
sebulan lalu.

Merasa mungkin saja kehadirannya mengganggu para pekerja, Nayeon kembali melangkah, bermaksud masuk ke rumahnya sendiri. Sebelum sebuah suara yang tak asing menyapa pendengarannya.

"Nayeon sunbae?"
Gadis itu menoleh, dan menemukan sesosok lelaki jangkung tersenyum lebar kepadanya. Mendengus begitu menyadari siapa lelaki dengan suara khasnya itu, Jeon Jungkook.

"Kau! Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya sewot.

Sedangkan Jungkook hanya terkekeh kecil mendapati nada jengkel Nayeon. Gadis itu masih saja marah padanya, padahal dia kan sudah berjanji akan memperbaiki headphone yang tak sengaja di rusaknya.

"Apalagi? Aku pindah ke sini." ucapnya enteng. Menunjuk rumah minimalis bercat abu abu tua di belakang tubuh jangkungnya. "Pindah ke rumah ini"

"Astaga tidak lagi, kumohon!"
Si gadis itu hanya memutar mata nya malas. Tak ingin menanggapi hoobae-nya yang menyebalkan itu, dia bergegas membuka kunci gerbang rumahnya sebelum suara Jungkook kembali terdengar.

"Woah- kau tinggal di sini juga, sunbae? Baguslah, senang bertemu denganmu, tetangga!"

"Aish.."
Kali ini Nayeon benar benar tak ingin peduli. Dia bergegas masuk ke rumahnya, meninggalkan Jungkook yang masih tersenyum sendiri.

Lelaki jangkung itu mengamati rumah sederhana
milik Nayeon. Tampak begitu sepi dan sunyi. Jungkook tersenyum tipis.

"Sepertinya kau kesepian, Im Nayeon."




















To be continue...

Coming To You (Sehun x Nayeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang