CHAPTER 4

540 54 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Renjun mulai kuliah, dia sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik.

Hari ini adalah hari pertama Renjun mulai kuliah, dia sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini dia sedang menikmati sarapan paginya bersama dengan yang lain.

"Njun" panggil Yena, membuat Renjun langsung mengalihkan perhatiannya

"Iya, ada apa aunty ?"

"Kamu langsung ada kelas hari ini ? Ini baru hari pertama kamu masuk kan ya ?" Ujar Yena sembari mengambilkan lauk pauk untuk suaminya

"Hmm aku juga belum tau sih aunty, tapi kayanya belum mulai kelas deh, soalnya aku belum dapat jadwalnya" jawab Renjun

"Kamu mau berangkat om aja ?" Ajak Minho pada keponakannya

"Renjun berangkat sama aku pa" Juyeon menjawab dan bergabung dimeja makan

Minho menaikkan alisnya mendengar perkataan anaknya
"Tumbenan kamu mau berangkat pagi ? Biasanya jam 8 baru jalan ke kantor"

"Yaa suka-suka aku dong"

Tepat setelah menjawab pertanyaan ayahnya, selembar roti mendarat sempurna diwajah tampannya.

"Kalo ditanya jawabnya gak pernah bener kamu tuh" kesal Minho setelah melempar roti ke wajah anaknya, Renjun tertawa melihat keributan antara ayah dan anak didepannya

"Untung belum dikasih selai rotinya" Juyeon berujar dalam hati

"Aku ada meeting pagi ini pa, lagian aku berangkat jam 8 juga karena emang jam masuk kantor ku jam 9" Juyeon mencebikkan bibirnya

"Kamu udah selesai sarapannya ? Kalo udah kita langsung berangkat aja" ujar Juyeon

"Mas gak sarapan ?" Tanya Renjun, karena melihat Juyeon tidak menyentuh sama sekali makanan yang ada di meja

Juyeon langsung menunjuk ke arah mamanya yang sedang memasukkan beberapa makanan kedalam tupperware untuknya
"Mas sarapan di kantor, soalnya mepet waktunya"

"Ooh yaudah, aku udah selesai kok" Renjun berdiri menyampirkan tasnya

Yena memberikan tas kecil yang berisikan menu sarapan pada Juyeon, yang langsung diterima Juyeon
"Aku berangkat dulu ma, pa" pamit Juyeon

"Aunty, Om aku berangkat ya" Renjun menyalami tangan tante dan om-nya kemudian menyusul Juyeon diluar yang sedang mengeluarkan mobil dari garasi.

👻👻👻👻👻


"Kamu kenapa milih kuliah di Jakarta ? Bukannya di Bandung ada kampus bagus juga ?" Juyeon membuka obrolan didalam mobil

"Iyasih, tapi buat jurusan yang aku mau, lebih bagus kampus yang di Jakarta daripada yang di Bandung" Renjun memberikan alasan dia memilih berkuliah di Jakarta, Juyeon mengangguk paham.

Juyeon memberikan ponselnya kepada Renjun.
"Masukin nomor kamu, kalo ada apa-apa hubungin mas aja, mas ada beberapa relasi orang kampus"

Renjun menerimanya dan mencatat nomornya diponsel Juyeon, saat hendak memberikan nama untuk kontaknya, Juyeon mengambil kembali ponselnya dengan segera.
"Biar mas aja yang kasih nama"

Renjun dibuat bingung, tapi hanya bisa mengangguk "memang mau diberi nama apa kontaknya ?" batinnya

Setelah memberikan nama pada kontak nomor Renjun, Juyeon kembali fokus pada jalan, karena jujur, tampilan Renjun membuatnya sedikit salah fokus.
"Kenapa bisa punya saudara semanis ini ?"

👻👻👻👻👻


Sesampainya di kampus, Renjun hendak langsung turun.
"Makasih ya mas" Renjun tersenyum tulus

"Kamu pulang jam berapa nanti ?"

"Aku belum tau juga mas, kayanya jam 10 atau jam 11 udah pulang, cuma ambil jadwal dan pembagian kelas soalnya" jawab Renjun lengkap.

Juyeon mengangguk paham
"Nanti telfon mas kalo udah selesai"

"Kenapa ?" Renjun bingung

Juyeon mengerutkan keningnya
"Apanya yang kenapa ?"

"Ah itu maksudku kenapa nanti telfon mas ?"

"Jemput kamu"

Jawaban Juyeon sukses membuat Renjun membelalakkan matanya
"Mas gak usah, aku bisa pulang sendiri nanti, mas kan kerja, masa ditinggal-tinggal ? Aku udah download aplikasi ojek online juga" Renjun mengarahkan ponselnya ke Juyeon.

"Okayy" Juyeon menghela nafas, membuat Renjun jadi merasa tidak enak, tapi dia juga tidak mau merepotkan sepupunya terus menerus.

"Eeem makasih mas, aku masuk kedalam dulu" pamit Renjun langsung menuju kedalam kampus.

Juyeon memandang kepergian Renjun dengan senyum tipis dan kembali melajukan mobilnya menuju kantor.

👻👻👻👻👻

Sebuah sedan BMW baru saja memasuki area sebuah Bank ternama

"Woyy woyy bro" heboh seorang pria saat melihat Juyeon turun dari mobilnya

"Apa ? Heboh banget masih pagi 😒" Ucap Juyeon datar

"Harus wajib kudu fardhu ain heboh ini mah Yeon"

"Apa lagi ? Cewek lo tau lo pesen obat pembesar peni-" kalimat Juyeon terpotong karena mulutnya dibekap oleh temannya.

"HEH GILA LO YAA!" Younghoon tidak sadar jika dia berbicara sangat keras, membuat dia malu sesudahnya karena beberapa orang yang ada disekitarnya memperhatikan dia aneh.

"Lepas woyy, gak bisa nafas gue, bau tangan lo tau gak?! " Juyeon melepaskan tangan Younghoon yang membekap mulutnya

"Yaa lagian lo ngomong gak pake otak !"

"Ngomong pake mulut, bodoh ... Lagian kan lo emang mesen obat pembesar pen-" Juyeon tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, bukan karena mulutnya dibekap, tapi karena seseorang yang sangat tidak asing baginya terlihat berdiri didepan lift kantornya. Juyeon sampai mengucek matanya untuk memastikan apa yang dia lihat.

"Lo kenapa ? Ambeien ?" Younghoon memperhatikan gelagat aneh Juyeon.

"Ckk" Juyeon lupa, jika masih ada makhluk menyebalkan disampingnya.

"Apa ? Tadi lo heboh-heboh ada apa ?" Juyeon mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, itu, lo udah tau blom ? Ada anak baru di divisi lo, mana cantik banget orangnya" penjelasan Younghoon membuat Juyeon bingung.

Bagaimana bisa ada karyawan baru dibagiannya tapi dia sendiri tidak mengetahui hal itu ?

"Tuh tuh orangnya Juy, cantik banget njirr" Younghoon menunjuk kearah wanita yang sedang berdiri menunggu lift

Juyeon terkejut dengan hal itu
"Dia ...?"

To Be Continue ...

❤️ Sepupu Manis Ku ❤️ [JUYEON X RENJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang