CHAPTER 13

312 49 0
                                    

Mereka sampai dirumah tepat sebelum Maghrib berkumandang. Juyeon langsung mengambil tas milik Renjun dikursi belakang, lalu mereka masuk kedalam rumah.

"Njuun kamu udah pulang ?" Yena langsung melangkah nyamperin ponakannya.

"Yaa kalo udah disini, berarti udah pulang mah" sahut Juyeon.

Yena mendengus mendengar jawaban anaknya.
"Kamu diem deh" lalu beralih kembali pada Renjun.

"Ih Njuun kamu padahal nginepnya cuma 3 hari, tapi kok lama banget rasanya, kaya 72 jam yaa"

"3 hari kan emang 72 jam aunty"

"Kamu udah makan ?" Yena merangkul bahu Renjun dan mengajaknya ke ruang tengah, meninggalkan Juyeon dipintu sendirian.

"Belum sih, tapi nanti aja deh aku mau ganti baju dulu"

"Yaudah nanti keluar yaa, kita makan bareng, om kamu juga baru pulang, lagi mandi tuh"

"Oke aunty" Yena ke dapur untuk menyelesaikan persiapan makan malamnya.

Renjun terlupa sesuatu, iya berbalik kebelakang.
"Mas ngapain ikutin aku ? Siniin tas ku"

"Bukannya kita mau lanjutin yang belum selesai tadi ?" Juyeon menaik-turunkan alisnya

"Hah ?" Renjun tidak mengerti, tapi tak lama dia paham dengan apa maksud Juyeon.

"Mas mau lagi ?" Mata Juyeon berbinar mendengar penawaran dari Renjun, ia langsung mengangguk berkali-kali dengan tersenyum.

Renjun mengayunkan tasnya ke tubuh Juyeon berkali-kali.
"Tuh rasain, gak bakal aku biarin mas menjamah bibir aku lagi, cium aja sana pacar mas yang itu"

Setelah mengatakan itu Renjun hendak langsung menutup pintu kamarnya, namun ditahan oleh Juyeon. Juyeon nyelonong masuk ke kamar Renjun dan duduk dipinggiran tempat tidur Renjun, ia menepuk sisi kosong disebelahnya.

Renjun menurut, ia mengambil tempat disebelah Juyeon, namun baru saja hendak meletakkan bokongnya dikasur, Juyeon langsung menariknya sehingga membuat ia terduduk dipangkuan mas-nya.

"Kamu mau mas mulai jelasin darimana hmm ?" Juyeon bertanya sambil mengendus leher belakang Renjun. Tak ada jawaban dari Renjun, mau tidak mau ia yang memulainya sendiri.

"Dia Arin, dia karyawan mas dikantor" Juyeon berhenti sejenak, ia ragu untuk memberitahu Renjun fakta yang akan ia bilang, tangan Juyeon memeluk Renjun.

"Dia juga ..."

"Dia juga apa ?" Renjun menuntut.

Juyeon menarik nafas, lalu melepaskannya.
"Dia mantan pacar mas dulu"

Bisa ia rasakan tubuh Renjun sedikit menegang. Tapi setelahnya Renjun mencoba untuk biasa saja.

"Oh pantes waktu itu mas berdua sama mbak itu, sampe bohongin aku" Renjun mengubah panggilannya untuk Arin, setelah tau kalau wanita itu adalah mantan kekasih Juyeon, ia jadi merasa tidak enak pada Juyeon, karena ia berpikir Juyeon masih mencintai wanita itu.

Renjun hendak bangun dari pangkuan mas-nya namun lagi-lagi ditahan.
"Kan mas udah kasih tau kamu, mas gak berdua aja sama dia, ada temen mas yang lain ikut juga"

"Dan kalo kamu ngira mas masih ada rasa sama dia, kamu salah. Perasaan mas sama dia udah lama hilang" ucap Juyeon mencoba untuk menyakinkan Renjun.

"Gak ada rasa tapi mas ciuman sama dia, kalo aku gak dateng mungk-.."

Juyeon membanting tubuh Renjun ke tempat tidur, dan langsung menindihnya agar Renjun tak bisa kemana-mana.
"Mas gak suka kamu bahas itu terus, dan harus kamu tau, mas gak cium dia, tapi sebaliknya"

"Tapi mas gak nolak" Renjun menginterupsi.

"Mas bukan gak nolak, tapi mas kaget, emang siapa yang gak kaget kalo dicium tiba-tiba ? Kamu aja kaget pas pertama mas cium" Pipi Renjun memerah setelah Juyeon mengungkit tentang ciuman mereka.

"Ihh mas awas, bangun, aku mau ganti baju" Juyeon tak mendengarkan, ia justru malah mengendus leher Renjun dan mengecup beberapa kali leher putih mulus itu.

"Jadi gimana ?" Juyeon kembali menatap Renjun.

"Gimana apanya ?" Renjun menautkan alisnya bingung.

"Ckk, kamu mau jadi pacar mas atau enggak ?"

"Kan mas bilang mau tunggu sampai besok sore"

"Kalo bisa lebih cepet, kenapa harus tunggu besok hmm ? Mas juga udah jelasin semuanya ke kamu, udah gak ada yang mas tutup-tutupi lagi"

"Sayang ... ?" 

"Iya" Juyeon tersenyum

"Iya apa ?" Ia ingin menggoda Renjun.

"IYA AKU MAU, tanya-tanya lagi, aku tarik kata-kata ku" Renjun malah terlihat menggemaskan dimatanya jika marah seperti itu.

"Makasih" Dan lagi-lagi Juyeon lah yang mempertemukan kedua bibir mereka.

Renjun tidak sepasif ciuman mereka sebelumnya, ia juga sedikit mencoba menggerakkan bibirnya, namun karena pengalamannya yang minim, akhirnya dia menyerah, dia membiarkan Juyeon yang memimpin sepenuhnya.

Ciuman Juyeon berpindah dari bibir ke leher yang putih dan mulus milik Renjun. Ia menghisap dan sedikit menggigitnya, membuat Renjun melenguh pelan karena sentuhan dilehernya.

"Maasss" Renjun yang tengah melenguh karena perbuatan Juyeon, tangannya refleks membuka beberapa kancing kemeja yang Juyeon kenakan, lalu tangannya dengan bebas membelai dada bidang tersebut.

👻👻👻👻👻

"Kata kamu Renjun sama Juyeon udah pulang ? Kok gak ada mereka ?" Minho bertanya pada istrinya

"Emang udah pulang, anak mu paling lagi mandi, kalo Njun katanya mau ganti baju dulu, tapi kok lama yaa ? Ku samperin dulu deh" Yena bangun dari duduknya dan berjalan ke kamar Renjun.

"Lah dikunci ?"

"Njun ? Kamu udah ganti bajunya, kita makan bareng yuk"

Suara Yena membuat dua manusia didalam kamar yang sedang perang bibir tersadar.

"Mas" Renjun langsung menghentikan ciuman mereka.

"Udah kamu tenang aja, kamu ganti baju aja dulu, biar mas keluar duluan" yang langsung diangguki oleh Renjun. Juyeon memasang kembali beberapa kancingnya yang terbuka sambil berjalan menuju pintu kamar, lalu membukanya.

"Loh kok kamu yang nongol ? ngapain kamu dikamar Renjun ? Renjun mana ?"

"Aku mau ambil charger ku mah, Renjun lagi ganti baju"

"Sejak kapan charger kamu punya kaki sampe bisa pindah ke kamar ini ?"

"Ini charger ku yang lama mah, charger ku yang dikamar rusak, aku inget, sebelum Renjun disini aku nyimpen charger sama music box dikamar ini"

"Ooh yaudah sana kamu lepas kemeja kamu, abis itu makan bareng"

"Iya" Juyeon meninggalkan kamar Renjun dan menuju kamarnya.

To Be Continue ...

❤️ Sepupu Manis Ku ❤️ [JUYEON X RENJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang