XXII

1K 151 0
                                    

Severus kesal, geram, marah. Kenapa Rosalie itu berani muncul kehadapan nya. Kenapa sangat merasa tidak bersalah seperti itu? Dasar stress.

Seharian ini Severus menjadi tidak karuan mengajar, jangankan mengajar untuk makan sesuap pun rasanya sangat tak karuan. Di tambah fakta Emira Dawson si anak yang sangat ahli dalam sihir adalah anak seorang Febricia Rosalie, oh apa sekarang kita harus menyebutkan menjadi Febricia Dawson?

Sangat mengejutkan sekali, Rosalie sungguh mengajari anak itu dengan sangat baik tapi, sayang nya attitudenya sangat kurang. Apa Febs tahu kalau Emira menyerang Harsha? Apa Febs akan semarah Severus?

Mulai detik ini Severus harus lebih ketat kepada Harsha. Rosalie tentu akan melakukan apa saja untuk merebut Harsha dari dirinya. Ini tidak bisa dibiarkan.

"Harsha, bagaimana hari mu? Apa ada sesuatu yang aneh?"

"Aneh?"

"Ya, seperti di tarik oleh seseorang atau semacamnya."

"Ah! Ya, ya Susan selalu menarik ku saat pelajaran Madam Hooch."

Severus menepuk dahi. "Bukan, bukan Susan. Tapi, seseorang yang tak kau kenal. Apa ada?"

"Tidak, Dad. Memangnya ada apa?"

"Tidak, hanya bertanya. Dad menjadi khawatir semenjak kejadian kemarin, kalau saja kau di sakiti lagi. Kalau ada sesuatu bilang saja pada Daddy, okay?"

"Okay."

"Harsha, jangan lupa pakai kalung mu."

"Kalung ku ada di rumah, nanti saat liburan akan aku ambil."

"Oh ya? Nanti akan Daddy ambilkan."

"Kenapa Daddy sangat menyuruh memakai kalung itu? Itu kan dari Cedric." Harsha mulai curiga.

"Ah benarkah itu dari Cedric? Dia pandai memilih kalung, anak Daddy menjadi lebih cantik saat memakainya."

...

"Hilana, kau harus mempertemukan si Harsha itu pada Nyonya Dawson. Jika tidak, kau tidak akan pernah bisa memakai seragam ini lagi. Kita juga tidak punya uang untuk menyewa pengacara."

"Baik, Bu. Aku akan mempertemukan mereka."

Sebenarnya ini terlalu mudah, pikir Hilana. Harsha adalah anak yang baik, Ia terlalu baik. Harsha pasti akan mau-mau saja mengikuti semua alibi dari Hilana. Tapi, Harsha mungkin akan curiga jika, Hilana tiba-tiba mendekati nya. Bagaimana kalau Hilana melakukannya pendekatan dulu, lalu apapun yang direncanakan oleh Hilana pasti akan berjalan lancar.

Mulai dari hari ini Hilana selalu mencari keberadaan Harsha. Bahkan, saat di Great Hall pun Hilana memaksakan dirinya makan di samping Harsha. Tentu, Harsha tidak keberatan dengan siapapun yang makan di samping nya.

"Harsha, apa kau suka kacang."

"Tidak, aku lebih suka coklat."

"Bagaimana dengan stroberi?"

"Ya, aku lumayan suka."

"Hilana, kau terlihat aneh." Justin menatap Hilana teliti dari atas sampai bawah.

"Apa maksud mu?"

"Kau selalu menolak apapun bantuan Harsha dan lihat, tiba-tiba kau malah menjadi baik seperti ini."

"Hmm... Itu...itu karena, profesor menyuruhku untuk baik pada Harsha dan siapapun, kalau tidak aku bisa keluar dari Hogwarts. Aku tidak punya teman, hanya Harsha yang peduli padaku, jadi aku hanya ingin membalas jasanya sebagai teman." Hilana berbohong agar tidak ketahuan.

Things You Will Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang