V

3.7K 485 25
                                        

Matahari memasuki jendela ruangan Snape. Burung satu persatu mulai berkicau ribut. Snape seperti biasa sudah bersiap sebelum putri nya.

"Harsha! Bangun lah, sudah pagi. Cepat kembali ke asrama mu dan pakai seragam." Severus membangunkan Harsha sambil menggoyangkan tubuh anak 11 tahun itu.

"Kenapa pagi nya cepat sekali?" Rintih Harsha.

"Tidur mu yang terlalu larut, Harsha. Cepatlah bergegas!"

Harsha berusaha bangun dan berjalan keluar ruangan Snape. "Dad, aku lupa jalan kembali." Celetuk anak ini dengan polos.

"Jalan terus dan belok ke kiri 2 kali." Ayah nya mengarahkan. Harsha mengangguk dan mengikuti perkataan ayah nya.

Saat Harsha berjalan seorang anak dan dua teman nya menegur Harsha.

"Hai Harsha!" Anak ini memakai kacamata bulat, di samping kiri nya anak perempuan membawa buku yang tebal sementara, di samping kanan nya terdapat anak dengan rambut merah.

"Hai Harry." Balas Harsha.

"Kau darimana Harsha? Kenapa belum bersiap, kelas dimulai sebentar lagi." Ucap Hermoine.

"Hah, benarkah? Aku harus bergegas. Sampai jumpa teman-teman." Harsha berlari sekuat tenaga menuju ke asramanya dan bergegas mandi dan bersiap.

...

Kelas pertama Harsha adalah kelas Profesor Rolanda Hooch dimana, pelajaran kali ini adalah cara untuk menaiki sapu terbang. Kebetulan Hufflepuff saat itu memiliki jadwal yang sama dengan Slytherin.

Harsha nampak kesulitan untuk membuat sapu naik ke genggaman nya. Sementara, teman-teman yang lain sebagian sudah berhasil. Itu membuat Harsha panik. Saat profesor lengah salah satu teman nya berbisik.

"Harsha, biar ku ajari kau caranya. Aku ahli dalam hal ini." Itu Justin Finch-Fletchley.

"Oh benarkah?" Harsha nampak bersemangat.

Justin mulai mempraktikkan, Harsha melihat dengan seksama setiap gerak Justin. Tak jarang Justin memegang tangan Harsha untuk membenarkan posisinya. Siapa sangka bocah kecil lain di seberang melihat dengan wajah cemberut.

"Justin, get away from Harsha. She's mine!" Teriakannya mengundang perhatian profesor.

"Draco Malfoy! Jangan membuat keributan dikelas ku." Sahut Profesor.

"But Draco, i'm not yours. My Dad will get mad if know about this. Bukan kah Ia sudah memberi tahu mu kalau tidak boleh bermain permainan seperti itu?" Ucap Harsha ke Draco.

"Diam Harsha, ayah mu menyuruh ku untuk menjaga mu." Draco marah.

"Eh, jangan berbohong Malfoy. Dad tidak pernah mempercayai mu" Harsha sedikit terheran.

"Kalau tidak percaya tanya saja, kalau
kita-" Ucapan Draco terpotong.

"Hentikan Draco! Harsha benar, kau tidak boleh memainkan permainan itu. Kau masih anak-anak!" Profesor Hooch melerai.

Profesor Hooch tertegun melihat drama yang dilakukan murid nya saat ini. Terlebih salah satu nya adalah anak seorang yang juga profesor Hogwarts.

'Pantas lah Severus sering melarang anaknya bermain dengan Malfoy toh, permainan yang dimainkan seperti ini.' Batin Profesor.

"Baiklah sudah untuk keributan ini anak-anak, kita lanjutkan pembelajaran kita!"

...

Kelas terakhir Harsha kali ini adalah pelajaran ramuan. Ayah nya yang kebetulan menjadi profesor, Harsha senang karena ini pertama kalinya melihat Severus mengajar sebagai profesor bukan sebagai ayah.

Bruk!

Pintu seakan hampir lepas dari engsel nya. Profesor dengan jubah hitam berjalan menuju tempatnya.

"Hi class. Biar ku perjelas disini. Aku tidak akan segan-segan memengurangi point kalian jika, kalian bertindak tidak sesuai dengan apa yang kuinginkan. Disiplin lah dikelas ku!" Seperti biasa profesor berbicara dengan mata sinis nya.

"Well, bisa kita lihat di kelas kita ada seorang selebriti baru. Harry Potter! Apakah dia memiliki otak yang cerdas? Kita lihat saja." Severus berbicara sambil memegang pundak Harry.

"Baiklah buka buku kalian sekarang!" Sambungnya.

Sedari tadi Harsha melihat ayah nya terus memperhatikan Harry. Sorot mata ayah nya tak terlepas dari Harry kecuali, saat Ia berkedip.

'Ada apa dengan Harry? Apa dia anak nakal? Tapi, tidak mungkin. Harry adalah anak yang sangat baik.' Harsha tenggelam dalam pikiran nya. Tanpa Ia sadari Snape dapat mengetahui hal itu.

"Ada yang di tanyakan nona Harsha?" Suara ini membuat Harsha terkejut dan kaluar dari lamunan nya.

"5 point dikurangi dari Hufflepuff karena tidak memperhatikan!"

"Jangan bermain-main di kelas ku nona, dan berhenti memikirkan hal bodoh yang tidak penting" Bisik Snape.

"Sorry, sir" Jawab Harsha.

Ia baru sadar kalau ayah nya bisa membaca pikiran seseorang. Harsha menunduk dan memperhatikan bukunya kembali. Ia memukul pelan kepalanya.

"Tak apa Harsha, itu hanya 5 point tidak akan mempengaruhi apa-apa" Lagi-lagi Justin menenangkan Harsha.

"5 point dikurangi dari Hufflepuff karena mengobrol di kelas!"

"See, itu sekarang jadi 10." Harsha berbisik sambil sedikit terkekeh.

.
Bersambung...
!Jangan lupa vote dan komen!Terimakasih!

Things You Will Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang