"Gimana?" tanya Bayu setelah sambungan di angkat oleh sang empu.
Guntur menjawab, "filing gue Sadil ada di luar Bali. Kalau dia masih disini pasti mudah buat kita lacak."
Bayu menggeram, ingin marah namun tak bisa. "Gue harap laki-laki biadab itu cepet ditemukan."
"Gue harap juga gitu, Bay. Kita semua janji, pantang nyerah sebelum Mila bebas. Lo tenang aja, dia teman perempuan kita. Bagi kita dia ratu," kata Guntur.
Begitulah pertemanan antara Mila dengan kawan-kawannya di Bali. Di antara mereka Mila lah satu-satunya perempuan, oleh karena itu Mila selalu di perlakukan bak tuan putri, di istimewakan oleh para lelaki ini.
Guntur kembali bersuara, "btw gimana keadaan Mila?"
Laki-laki dua puluh dua tahun itu menghela napas, gusar ketika mengingat bagaimana keadaan Mila. "Dia gak papa. Cuma butuh dukungan doang," kata Bayu. Mereka tak perlu tahu kondisi fisik Mila.
"Syukur lah kalau gitu. Seenggak kita lega, dia gak papa."
Bukan apa-apa, pasalnya mereka tahu bagaimana kerasnya penjara. Sangat jarang para narapidana akur, apalagi kedatangan anggota baru, mereka akan berkuasa. Saling pukul memukul sampai babak belum itu sudah biasa.
"Entar kalau lo jenguk dia lagi bilang ke dia gak usah khawatir, sebentar lagi Sadil ketemu. Gue juga gak yakin akan bawa dia dalam keadaan mulus," papar Guntur.
"Gue serahin semuanya ke kalian. Ingat! Jangan sampai mati."
"Main-main dikit gak bakal buat dia koit, Bro," balas Guntur tersenyum nyalang.
🌿❤🌿
Di dalam sel, wanita muda itu mulai bisa berbaur dengan tahanan yang lain. Yang semula kejam kepadanya, kini sudah mulai melunak.
"Sekali lagi gue nanya, kalau masih gak mau jawab gue gak akan nanya lagi," kata Pina. "Sebenarnya lo kenapa bisa ada disini? Masalah apa?"
"Lo tenang aja, kemaren cuma perkenalan doang," ujar Intan.
"Lo boleh nganggap kita teman. Itu sih kalau lo mau, berteman sama orang beringas kayak kita," imbuh Leni.
"Gue dituduh nyuri berlian. Bukan di tuduh sih, lebih tepatnya para polisi nemuin barang curian di tas gue," kata Mila. Sesekali meringis, merasakan perih di bagian kedua sudut bibir.
"Berarti bukan lo yang nyuri?" tanya Intan di balas gelengan oleh sang empu.
Peni tertawa. "Ternyata kasus lo semiris ini. Gak nikmatin hasil, tapi ikut kena getahnya."
Selanjutnya Mila menceritakan kronologi kenapa ia bisa berada disini, kenapa ia bisa terjerat kasus yang sama sekali tak pernah ia perbuat. Jangankan mencuri, melihat bentuk berliannya saja tidak pernah.
Mila memang seorang pembegal, tapi ia sama sekali tak pernah mencuri. Meski sama-sama perbuatan yang salah dan mengambil hak orang lain, namun bagi Mila keduanya berbeda.
Jika mencuri mengambil secara diam-diam. Kalau begal, mengambil paksa di hadapan si pemilik. Itu pun ia juga pilih-pilih, apabila orang tersebut tidak benar-benar kaya dan terbilang orang yang pelit tak akan ia ambil hartanya.
Perlu di ingat! Itu dulu, sebelum Mila mengenal Tuhan. Sebelum Mila mengenal suaminya. Disaat Tuhan ia kenal, disitu lah ia memutuskan untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan hak nya.
Mila merasa kalau semua yang terjadi adalah balasan atas segala dosanya. Dari kata-kata Peni kemarin, ia mulai sadar kalau semua cobaan ini bentuk kasih sayang dari Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banana Cinta
RomanceWajib baca Hi, ust Agam! Dulu, lanjut baca Jodohku Yang Mana? Baru cerita Banana Cinta, biar gak bingung. Satu buah pisang membawa seorang Ali Husein Al-Fahrizi terpaksa menikahi gadis mantan begal, buronan depkolektor. Ini lah kisah singkat Gus H...