Galih dan Melin saling tatap, bukan tatapan cinta, tapi lebih ke tatapan bingung begitu mendapati ekspresi Husein tidak sesuai dengan apa yang ada di bayangan keduanya.
Mereka pikir Husein akan heboh, paling tidak sedikit panik. Ternyata oh ternyata, Husein hanya menanggapi informasi yang mereka suguhkan dengan kerutan dahi.
"Mas gak kaget gitu? Gak syok?" tanya Melin heran.
"Mau gimana lagi, rahasia bagaikan bangkai. Mau serapat apapun kita tutupi pasti akan tercium juga. Cepat atau lambat Mila juga akan tahu yang sebenarnya," jawab Husein.
Lagipula ia juga sudah tak tahan melihat istrinya di goda beberapa santri putra disini. Apalagi melihat kedekatan Mila dengan laki-laki yang di bilang sahabat kecilnya.
Keadaan lah yang membatasi Husein akan kebebasan Mila. Ia tak bisa terlalu over protektif sebab pernikahan mereka belum terpublikasi.
"Terus rencana lo gimana, Gus?" celetuk Galih.
"Kalian gak perlu tau, cukup diam. Biarkan saja mereka menilai saya," kata Husein.
Melin ikut bersuara. "Mungkin mereka gak berani nyerang Mas. Tapi kemungkinan besar yang dapet serangan Mbak Mila. Dia pasti ditanya-tanya soal kejadian sekarang. Lagian Mas ngapain sih malem-malem bawa Mbak Mila kerumah? Mana keadaan rumah lagi sepi lagi."
Tok!
Tok!
Sebuah ketukan pintu di dengar oleh ketiga orang ini. Pandangan mereka beralih dimana ada seorang gadis cantik berdiri di ambang pintu. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Eh, Ning Syanum. Sini masuk, Ning," seru Galih.
Melin tersenyum melihat kedatangan Ning Syanum. "Duduk Ning."
Syanum membalas senyum Melin. "Iya makasih."
"Ada apa, Ning?" tanya Husein.
"Kebetulan tadi aku denger dari Umma katanya Mila sakit. Sakit apa? Kok dirawat disini?" tanya Syanum.
Memang benar tadi setelah turun ngajar ngaji, Syanum melihat Umma Habibah pulang dari rumah Husein. Selain itu ia juga sempat mendengar desas-desus kalau Mila sakit dan dirawat dirumah Husein.
Biasanya jika ada santri sakit parah, bukan dirawat dirumah Husein, tapi dirawat dirumah Buya Abdurrasyid. Yang membuat ia heran kenapa santri baru ini bisa dirawat dirumah Husein?
Husein bersuara, "iya Mila dirawat disini, memangnya kenapa Ning?"
"Gak papa Gus. Semoga Mila lekas sembuh. Oh iya, tadi Buya juga titip pesan Gus Ali disuruh kesana, ada yang ingin dibicarakan," kata Syanum.
🌿❤🌿
Di kamar Husein, Mila meletakkan piring yang sudah kosong, lalu meminum obat dari Husein.
Setelah selesai mata Mila menelisik seluruh sudut kamar Husein. Ternyata dia kembali lagi kemari. "Kenapa gue betah banget ya dikamar ini?"
"Wangi parfum Husein mendominasi."
"Dih, apaan sih Mil. Jadi mikirin dia."
Baru juga kepala menempel di bantal sudah muncul sosok perempuan. "Heh! Kenapa lo? Sakit? Haha, si pereman pasar Bali ternyata bisa sakit juga."
Satu bantal melayang, tembus melewati tubuh Nurul. "Seandainya bisa bunuh setan, gue bunuh lo buat yang kedua kalinya!"
Nurul tertawa. "Sakit aja masih sempet marah, apalagi enggak." Jari telunjuk ia ketuk di pipi. "Jangan-jangan sakit lo cuma bohong lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Banana Cinta
RomanceWajib baca Hi, ust Agam! Dulu, lanjut baca Jodohku Yang Mana? Baru cerita Banana Cinta, biar gak bingung. Satu buah pisang membawa seorang Ali Husein Al-Fahrizi terpaksa menikahi gadis mantan begal, buronan depkolektor. Ini lah kisah singkat Gus H...