Habibi || 6

10K 979 17
                                    

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya.

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rumit, ya, yang mau di ceritain?" Ujar Safira menatap kearah Maira.

Maira mengangguk perlahan, "jadi.. tadi siang, aku pergi ke satu acara sama Ayah dan Mama, pas lagi asik ngobrol, ternyata disana aku mau dijodohin katanya sama anaknya sepupu Mama,"

"Serius?" Tanya Nahla.


Aqilla mengusap lembut punggung Maira, lalu memeluknya. "Aku tau kamu bisa putusin nya, cuma kamu perlu waktu, kan?"

"No need to be sad.. kita selalu percaya dengan kamu," tutur Safira.

Maira menatap kearah teman-temannya, lalu tertunduk.

"Yang berencana jodohin kamu emang nya siapa, Ra? Ayah kamu?" kini Indira jadi penasaran.

"Nenek dan saudaranya," balas Maira terdengar lirih.

Maira senang ada memiliki kesempatan untuk bersama dengan orang yang ia sukai selama ini, tapi situasi sekarang sangat tidak tepat.. ia masih tidak ingin menjadi istri orang sekarang. Bagaimana dengan sekolah yang tak lama lagi akan usai? Maira tidak ingin berhenti hanya karena menikah..

"Humaira.. sedih, ya?" Tanya Nahla dengan lembut. "Coba jelasin, gimana sih menurut kamu orang yang bakal dijodohin sama kamu, penasaran,"

"Dia baik, aku tau itu, tapi, aku merasa aku itu ngga pantas buat laki-laki kaya dia. Dan kalian tau, kita sekarang juga kan lagi di masa akhir sekolah dan segera lulus, banyak hafalan yang harus di hafal dan masih banyak hal yang lain. Kaya aku itu cuma kaget aja, kenapa di saat aku tuh lagi kaya gini, lagi sibuk-sibuknya dengan sekolah hal kaya gitu datang, gitu loh.. pusing.."

"Emang dia se-baik apasih, Ra? Ngga usah kaya gitu ih, apaan merasa ngga pantes? Yakin aja kalau kamu itu pantes. Aku aja yakin." Ujar Oliv. "Iya tau, di luaran sana ada banyak yang lebih sempurna, tapi kalau kamu takdirnya milik dia, yang lain itu ngga bisa apa-apa,"

"Dia lulusan pondok di salah satu pondok pesantren yang ada di pulau Jawa. Dia juga seorang hafidz Qur'an." Ujar Maira, sontak membuat semuanya heboh sendiri saat mendengar bahwa laki-laki yang akan di jodohkan dengan Maira adalah seorang hafidz.

"Whatt?! Ya Allah, Ra.. lo beruntung banget ya ampunnn," jerit Nahla.

"Udahla, Ra, gas aja. Hafalan Al-Qur'an aja dia jagain apalagi hati kamu, eaaa," ucap Indira membuat gelak tawa di meja mereka.

HABIBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang