Habibi || 29

5.5K 517 13
                                    

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya.

• Sebelum membaca pastikan anda menekan bintang yang ada di pojok bawah sebelah kiri harap hargai karya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading😠💗




"Assalamualaikum.." salam farhan, maira dan della ketika memasuki ruangan nek nurul.

"Wa'alaikumsalam," sahut semua orang yang ada diruang itu menatap kearah ketiganya.

"Tadi farhan ke ruangan kakek orang nya pada nggak ada, eh taunya pada di sini semua." Kekeh farhan sambil menurunkan della dari gendongan nya.

"Tante? Nenek gimana keadaan nya?" tanya farhan pada rini yang duduk di samping brangkar nek nurul.

Perempuan itu menangis?

"Tan?" Panggil farhan lagi, membuat rini menatap kearah nya.

"Nenek-"

"Nenek sudah nggak sakit lagi, bang." Potong reyhan dengan cepat dan bergetar.

Deg.

"H-hah?" Mata farhan kini sudah berkaca-kaca mendengar kabar itu. Jantung nya berdetak lebih kencang dari sebelum nya. Nafasnya memburu dan kulitnya dingin. Cowok itu berlari kearah brangkar sang nenek menangis.

Farhan memegang lengan sang nenek memastikan. Cowok itu sangat yakin nenek nya itu masih hidup. Semuanya pasti sudah berbohong padanya.

Air mata Farhan jatuh tanpa permisi ketika ia tak merasakan apapun ketika menyentuh lengan sang nenek yang dingin.

"Inalillahi wainna ilaihi rojiun."

"Nenek? Nenek tinggalin abang? Bukannya nenek bilang tadi malam ke abang, kalau nenek bakal sembuh? Nenek bohong ke abang." Ujar farhan menangis histeris sambil memegang tangan sang nenek, berharap tangan itu akan mengusap air matanya yang jatuh. Sebagaimana tangan itu mengusap lembut air matanya yang jatuh di waktu kecil dulu.

"Kalian kenapa gak kabarin aku dari sebelum ini?!" tanya farhan pada semuanya dengan marah.

"Nenek baru saja meninggal, nak. Umma sama abah baru aja tadi mau telepon kamu, tapi kamu sudah sampai disini." Sahut gina pelan, lalu memeluk anak sulungnya itu.

"Nek, abang nyesel pulang kerumah tadi malam."

"Andai abang tau, kalau senyuman nenek yang tadi malam nenek kasih itu adalah senyuman terakhir yang farhan lihat, farhan gak akan pulang, nek." Gumam farhan.

"Permisi, kami mau memindah kan jenazah ibu nurul ke ruangan jenazah.." izin beberapa orang perawat yang ingin segera membawa jenazah nek nurul.

Farhan menatap kosong kearah brangkar nek nurul yang di bawa oleh beberapa orang perawat itu.

HABIBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang